30 Januari 2009

Apa kata Alkitab mengenai kerasukan setan?

Apa kata Alkitab mengenai kerasukan setan?


Pertanyaan: Apa kata Alkitab mengenai kerasukan setan?

Jawaban: Alkitab memberi beberapa contoh mengenai orang yang kerasukan atau dipengaruhi oleh setan-setan. Dari contoh-contoh ini kita dapat menemukan beberapa gejala dari gangguan setan dan juga mendapat pengertian mengenai bagaimana seseorang dapat kerasukan setan. Berikut ini adalah beberapa ayat Alkitab: Matius 9:32-33; 12:22; 17:18; Markus 5:1-20; 7:26-30; Lukas 4:33-36; Lukas 22:3; Kisah Rasul 16:16-18. Dalam beberapa dari ayat-ayat ini kerasukan setan mengakibatkan penyakit secara jasmani, seperti kelu, gejala epilepsi, buta, dll. Dalam kasus-kasus lainnya kerasukan setan menyebabkan orang melakukan kejahatan, seperti pada Yudas. Dalam Kisah Rasul 16:16-18 roh nampaknya membuat si hamba perempuan mengetahui hal-hal yang melampaui pengertiannya sendiri. Dalam kasus orang dari Gerasa yang kerasukan banyak roh, dia memiliki kekuatan yang melampaui kekuatan manusia, berkeliaran dengan telanjang dan berdiam di kuburan. Raja Saul, setelah memberontak melawan Tuhan, diganggu oleh roh jahat (1 Samuel 16:14-15; 18:10-11; 19:9-10) yang mengakibatkan depresi dan keinginan dan kesiapan untuk membunuh Daud.

Dengan demikian ada beraneka macam gejala dari kerasukan setan, seperti kelemahan jasmani yang bukan disebabkan oleh gangguan fisiologis, perubahan kepribadian seperti depresi berat atau sifat agresif yang tidak masuk akal, kekuatan supranatural, ketidakpedulian terhadap kepantasan atau interaksi sosial yang “wajar,” dan mungkin juga kemampuan untuk memberi informasi yang tidak dapat diketahui secara biasa. Penting untuk diperhatikan bahwa hampir semua, kalau bukan semua, karakteristik ini mungkin dapat dijelaskan dengan cara-cara lain sehingga penting untuk tidak mencap setiap orang yang depresi atau yang mengidap penyakit epilepsi sebagai kerasukan setan. Di sisi lain, saya kira dalam budaya Barat, kita barangkali kurang serius dalam mempertimbangkan pengaruh setan dalam hidup orang.

Selain dari ciri-ciri jasmaniah atau emosional ini, kita juga dapat melihat atribut rohani dari pengaruh kuasa setan pada diri seseorang. Atribut-atribut ini antara lain: tidak mau mengampuni (2 Korintus 2:10-11) dan percaya serta menyebarkan doktrin palsu, khususnya yang berhubungan dengan Yesus Kristus dan karya penebusanNya (2 Korintus 11:3-4, 13-15; 1 Timotius 4:1-5; 1 Yohanes 4:1-3).

Mengenai pengaruh setan dalam kehidupan orang-orang Kristen, rasul Petrus adalah contoh bahwa orang percaya dapat DIPENGARUHI oleh si jahat (Matius 16:23). Ada orang yang menyebut orang-orang Kristen yang secara KUAT dipengaruhi oleh setan sebagai “diganggu oleh setan” namun tidak pernah ada contoh dalam Alkitab di mana seorang yang percaya pada Kristus kerasukan setan, dan kebanyakan teolog percaya bahwa seorang Kristen TIDAK DAPAT kerasukan setan karena dia memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalamnya (2 Korintus 1:22; 5:5; 1 Korintus 6:19).

Kita tidak tahu bagaimana persisnya seseorang membuka diri untuk dirasuki. Kalau kasus Yudas menjadi contoh, dia membuka hatinya pada kejahatan (dalam kasus ini ketamakannya – Yohanes 12:6). Jadi jika seseorang membiarkan hatinya dikuasai oleh dosa secara terus menerus, … mungkin saja itu akan menjadi undangan bagi setan untuk masuk. Dari pengalaman para misionari, kerasukan setan nampaknya juga berhubungan dengan penyembahan berhala dan pemilikan barang-barang okultis. Alkitab berulang kali menghubungkan penyembahan berhala dengan penyembahan pada setan-setan (Imamat 17:7; Ulangan 32:17; Mazmur 106:37; 1 Korintus 10:20), jadi tidak mengherankan jikalau keterlibatan dengan cara dan praktek penyembahan semacam itu dapat mengakibatkan kesurupan.

Saya percaya, berdasarkan ayat-ayat Alkitab di atas dan beberapa pengalaman dari para misionari bahwa banyak orang yang membuka hidup mereka kepada setan melalui dosa atau keterlibatan dalam pemujaan roh (baik secara sadar maupun tidak sadar). Contoh-contohnya antara lain: immoralitas, penyalahgunaan alkohol/narkoba … karena semua ini mengubah tingkat kesadaran seseorang; pemberontakan, kepahitan; meditasi transendental. Dalam budaya Barat kita melihat meningkatnya pengajaran agama Timur yang menyamar sebagai gerakan zaman baru.

Ada sesuatu yang tidak boleh dilupakan. Iblis dan roh-roh jahat tidak dapat berbuat apa-apa kepada seseorang kecuali dengan seizin Tuhan (Ayub 1, 2). Dalam keadaan seperti ini, Iblis menyangka bahwa dia mendapatkan apa yang dia inginkan, padahal sebetulnya dia menggenapi apa yang menjadi maksud baik dari Tuhan … termasuk dalam kasus pengkhianatan Yudas. Ada orang-orang yang secara tidak sehat tertarik pada okultisme and kuasa-kuasa kegelapan. Ini bukanlah hal yang bijaksana dan tidak Alkitabiah. Jikalau kita mencari Tuhan dengan hidup kita dan memakai perlengkapan senjata Allah serta bersandar pada kuasaNya (bukan pada kuasa kita sendiri) (Efesus 6:10-18) kita tidak perlu takut pada si jahat karena Tuhan menguasai segalanya


Sumber : Question

Tidak ada komentar:

Posting Komentar