27 Januari 2009

Apa artinya mendukakan/memadamkan Roh Kudus?

Apa artinya mendukakan/memadamkan Roh Kudus?


Pertanyaan: Apa artinya mendukakan/memadamkan Roh Kudus?

Jawaban: Ketika Alkitab menggunakan kata “memadamkan” Alkitab berbicara mengenai memadamkan api. Ketika orang-orang percaya mengenakan perisai iman sebagai bagian dari persenjataan Allah (Efesus 6:16), mereka mengalahkan kuasa panah api dari Iblis. Kristus menggambarkan neraka sebagai tempat di mana apinya tidak akan pernah “padam” (Markus 9:44, 46, 48). Demikian pula, Roh Kudus adalah api yang berdiam dalam diri setiap orang percaya. Dia ingin mengungkapkan diriNya dalam tindakan dan sikap kita. Ketika orang-orang percaya tidak mengizinkan Roh Kudus nyata dalam perbuatan mereka, ketika kita melakukan apa yang kita tahu adalah salah, pada waktu itu kita menekan atau “memadamkan” Roh. Kita tidak mengizinkan Roh Kudus mengungkapkan diriNya dengan cara yang diinginkanNya.

Untuk memahami apa artinya “mendukakan” Roh, pertama-tama kita harus memahami bahwa ini adalah karakter dari suatu kepribadian. Hanya suatu pribadi yang dapat “didukakan”; karena itu, Roh Kudus pastilah merupakan suatu pribadi sehingga dapat memiliki perasaan semacam ini. Begitu kita memahami aspek ini, kita dapat lebih memahami bagaimana Roh Kudus “didukakan,” karena kita juga berduka. Efesus 4:30 memberitahu kita bahwa kita tidak boleh “mendukakan” Roh Kudus. Mari kita tetap dalam pasal ini untuk mengerti apa yang mau dikatakan Paulus kepada kita. Kita dapat “mendukakan Roh Kudus dengan bertindak seperti orang yang belum percaya (4:17-19), dengan menyerah kepada natur dosa kita (2:22-24), dengan berdusta (4:25), dengan kemarahan (4:32), dengan percabulan (5:3-5). “Mendukakan” Roh Kudus adalah melakukan hal yang berdosa baik dalam pikiran dan perbuatan, maupun hanya dalam pikiran.

Baik “memadamkan” dan “mendukakan” Roh memiliki dampak yang sama; keduanya menghalangi gaya hidup yang beribadah. Keduanya terjadi ketika seorang percaya berdosa kepada Allah dan mengikuti keinginan duniawi. Satu-satunya jalan yang benar yang harus diikuti adalah jalan yang membawa orang-orang percaya lebih dekat kepada Allah dan kesucian, dan makin menjauh dari dunia dan dosa. Sama seperti kita tidak suka didukakan, dan demikian pula kita tidak berusaha memadamkan apa yang baik – kita juga tidak boleh mendukakan atau memadamkan Roh Kudus dengan menolak mendengarkan bimbinganNya.



Sumber : Question

Tidak ada komentar:

Posting Komentar