tag:blogger.com,1999:blog-20918028978967158262024-02-18T19:26:31.694-08:00ROH KUDUSorisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.comBlogger46125tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-4096407335487849282009-02-04T19:34:00.000-08:002009-02-04T19:35:25.991-08:00Karunia Roh Kudus melalui Baptisan<div align="center"><strong>Karunia Roh Kudus melalui Baptisan<br /><br />Kisah Para Rasul 2:38 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang</strong><br /><br />Mari kita teruskan penyembahan kita dengan mempelajari firman Tuhan. Hari ini kita perlu mempelajari sesuatu yang sangat penting. Judul yang akan saya pakai untuk khotbah saya pada hari ini adalah: Roh Kudus dan Baptisan. Apakah hubungan antara Roh Kudus dengan baptisan? Saudara kita, Swee Chuan, yang akan dibaptiskan pada hari ini, suatu hari bertanya kepada saya, "Kapan kita menerima Roh Kudus? Sebelum, sesudah, ataukah pada waktu baptisan? Saya berpikir bahwa ini adalah sebuah pertanyaan penting dimana semua orang patut untuk mengetahuinya." Dan, saya sangat bersyukur Swee Chuan menanyakan hal ini. Sebenarnya, saya mau memberikan dia penjelasan lebih dalam namun karena pada hari itu, saya kekurangan waktu untuk menjelaskan kepadanya secara keseluruhan.<br /><br />Orang Kristen adalah Seseorang yang Memiliki Roh Kudus.<br />Pertanyaan ini sangat penting sekali berdasarkan alasan yang dikemukakan sebagai berikut, "Siapakah seorang Kristen itu? Apakah artinya menjadi seorang Kristen? Dapatkah seseorang dikatakan sebagai orang Kristen jika ia percaya akan seluruh doktrin gereja? Dan karena ia benar-benar mempercayai semua doktrin tersebut, itu membuatnya menjadi orang Kristen? Siapakah seorang Kristen itu? Apakah ia seorang yang datang ke gereja setiap minggunya? Itukah yang menjadikan Anda seorang Kristen? Apakah seorang Kristen itu seseorang yang memiliki senyuman ala Colgate, Pepsodent, atau apa saja dan ia selalu tersenyum?" Itukah yang menjadi seseorang itu Kristen? Apakah yang menjadikan seseorang itu seorang Kristen? Ataukah itu merupakan kombinasi dari segalanya?<br /><br />Rasul Paulus menjawabnya di Roma 8:9. Inilah yang menjadikan seseorang itu Kristen: Dia yang memiliki Roh Kudus yang disebut sebagai orang Kristen. Itulah sebabnya Paulus berkata di Roma 8:9, "Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." Jika Anda tidak memiliki Roh Kristus, Anda bukan seorang Kristen. Inilah jawaban Paulus. Kita boleh percaya akan seluruh pengakuan iman rasuli. Kita boleh menerima Alkitab sebagai Firman Allah, yang merupakan bagian dari penyataan iman kita, setidak-tidaknya bagian pernyataan injili. Kita boleh pergi ke gereja secara rutin atau bahkan turut aktif dalam kegiatan gereja. Namun, semuanya itu tidak menjadikan Anda seorang Kristen. Tiada satu halpun di sini yang dapat membuat kita menjadi seorang Kristen. Alkitab memberikan jawabannya untuk hal ini: kita adalah orang Kristen, hanya dan satu-satunya, jika kita memiliki Roh Kudus di dalam kita. Jika kita telah menerima Roh Kudus, maka kita adalah orang Kristen yang sesungguhnya. Tanpa Roh Kudus, sekalipun kita memiliki semua yang disebut di atas, kita tidak akan diakui oleh Kristus. Kita bukan milik-Nya. Ini menunjukkan betapa pentingnya pokok pembahasan ini. Lalu pertanyaannya ialah: kapankah kita menerima Roh Kudus, karena segala sesuatunya bergantung kepada apakah jika kita telah menjadi milik Kristus? Apakah kita sungguh adalah seorang Kristen sejati menurut pengertian Alkitab? Apakah kita telah menerima janji Roh Kudus itu?<br /><br />Tanpa Roh, Kita Tidak Memiliki Kekuatan untuk Hidup sebagai Orang Kristen<br />Mengapa penting untuk menerima Roh Kudus? Siapapun yang telah mengenal Alkitab seharusnya mengerti bahwa kita hanya memiliki hidup apabila kita memiliki Roh karena Roh Kudus adalah Roh kehidupan. Kita hanya memiliki kekuatan Roh, kekuatan untuk menjalankan hidup kekristenan kita, pada waktu Roh Kudus diam di dalam kita. Jika kita gagal dalam hidup kekristenan kita, itu justru karena kita tidak memiliki kekuatan Roh. Kita tidak dipanggil untuk hidup di dalam kekristenan yang ideal seperti yang ditulis dalam Khotbah di atas Bukit dengan kekuatan diri kita sendiri. Tidak mengherankan bahwa semua sarjana yang menuliskan tentang Khotbah di Bukit berkata, "Mustahil sekali kita melakukan hal ini. Tidak mungkin kita menjalankan hidup kekristenan yang seperti ini." Tentu saja tidak dapat. Itulah sebabnya Tuhan mengutus Roh Kudus - untuk membuat kita mampu menjalankan panggilan hidup yang mulia ini! Dia tidak pernah bermaksud menjerat diri kita untuk hidup sebagai seorang Kristen dengan kekuatan kita sendiri.<br /><br />Seorang Kristen adalah seorang yang supra-natural. Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus, "Karena perbuatanmu seperti ini, bukankah kamu manusia natural?" Nah, siapa di antara kita yang tidak natural? Tentu saja kita tidak natural. Kita adalah manusia supranatural jika kita adalah orang Kristen menurut pengertian Alkitab. Itulah sebabnya Paulus menantang jemaat di Korintus dengan berkata, "Bukankah engkau hanya manusia biasa? Bukankah engkau hanya natural?" Apakah yang ditantang dalam hal ini? Artinya, "Engkau masih tidak hidup menurut sebagaimana orang Kristen seharusnya hidup - yaitu di dalam kekuatan Roh Kudus!" Itulah sebabnya surat Korintus semuanya berkenaan dengan Roh Kudus. Jemaat Korintus sebetulnya juga menitikberatkan masalah Roh Kudus tetapi mereka lebih gairah tentang karunia-karunia Roh, daripada kekuatan Roh yang tinggal di dalam. Mereka menaruh perhatian pada manifestasi eksternal dari Roh daripada kekuatan batin dari Roh Kudus. Inilah kesalahan lainnya yang banyak diperbuat oleh orang Kristen. Mereka mencari hal-hal yang dapat terlihat. Inilah tandanya manusia yang natural. Manusia rohani tidaklah tertarik akan penampilan luar, atau pertunjukan eksternal. Berbahasa lidah atau tidak, adalah hal yang eksternal. Apakah Anda berbuah Roh dan memiliki kekuatan Roh dalam batin, inilah yang bersifat internal. Hal-hal ini yang lebih berarti!<br /><br />Pertanyaan Utama: Kapan Anda Menerima Roh Kudus?<br />Sekarang kita akan membahas suatu pertanyaan penting. Sudahkah Anda memiliki Roh Kudus? Pertanyaan ini lebih penting daripada bertanya, "Sudahkah Anda menjadi seorang Kristen?" yang pengertiannya mengambang karena Anda mungkin tidak mengerti maksud pertanyaan ini sehingga Anda kembali bertanya, "Apakah maksudmu saya sudah menjadi seorang Kristen bahwa saya sudah pergi ke gereja? Apakah saya percaya akan doktrin gereja? Atau, apakah saya harus berlaku sedemikian rupa sehingga terlihat rohani? Itukah yang dimaksud?" Sekali lagi, pertanyaannya adalah: "Apakah engkau memiliki Roh Kudus?" Jika Anda tidak pasti dengan maksud pertanyaan ini, tentu saja, Anda tidak begitu yakin akan artinya menjadi seorang Kristen dalam pengertian Alkitab yang sesungguhnya. Begitu juga Anda tidak mengerti akan arti menjadi seorang murid Kristus. Tahukah Anda jawaban kepada pertanyaan ini?<br /><br />Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mengetahui: Bagaimana kita menerima Roh Kudus dan pada waktu kapan kita menerima Roh Kudus tersebut? Di sini jelas kedua pertanyaan ini saling berkaitan. Jangan memberi jawaban yang mengatakan bahwa Anda telah menjadi Kristen selama 10 hingga 15 tahun. Hal itu tidak penting karena persoalannya ialah 10 tahun, 15 tahun dari kapan? Bagaimana Anda menghitung 10 tahun atau 15 tahun itu? Apakah itu terjadi pada saat Anda berlutut dan menerima Yesus sebagai Juruselamat? Atau dari saat Anda menerima baptisan? Kapankah saat itu dan bagaimana caranya kita dapat mengukurnya? Banyak orang dibaptis beberapa tahun sesudah mereka melakukan semacam pengakuan iman. Dan mereka seringkali mengambil tolok ukurnya dari waktu mereka melakukan pengakuan iman. Menurut Anda kapan waktu yang tepat Anda dikatakan sebagai seorang Kristen? Jawabannya menurut Alkitab adalah pada saat Anda menerima Roh Kudus. Inilah satu-satunya pertanyaan yang perlu Anda jawab.<br /><br />Saya tidak begitu memperdulikan kapan Anda mengangkat tangan pada waktu kesempatan panggilan dalam sebuah KKR atau pertemuan ibadah. Mungkin Anda telah mengangkat tangan Anda dengan hati yang tulus. Tapi apakah itu berarti Anda secara otomatis telah menerima Roh Kudus? Inilah pertanyaan yang harus kita pelajari secara mendalam. Apakah itu berarti dengan mengangkat tangan pada waktu panggilan dalam sebuah ibadah, kita telah menerima Roh Kudus? Sesuaikah hal ini dengan ajaran Alkitab? Barangkali itulah anggapan Anda, dan karena itu Anda menghitung pertobatan Anda dari tanggal Anda mengangkat tangan. Mari kita menyelidiki pertanyaan ini secara lebih mendalam lagi - bukan untuk mengetahui apa jawaban saya. Jawaban saya tidak berarti sama sekali. Jawaban Kitab Sucilah yang penting dan kita akan melihat jawabannya sekarang. Kapan kita menerima Roh Kudus? Apa jawaban Alkitab?<br /><br />Menerima Roh Kudus seperti yang Disebut di Kisah Para Rasul 2:38<br />Kita akan menggunakan ayat ini sebagai pedoman untuk mempelajari jawaban yang diberikan firman Tuhan. Di Kisah Para Rasul 2:38, Rasul Petrus sedang berbicara kepada orang banyak di Yerusalem setelah Roh Kudus turun pada hari Pentakosta. Masih ingatkah pada waktu Roh Kudus turun, banyak orang menjadi kebingungan. Karena inilah, orang banyak berkumpul, dan Rasul Petrus berbicara kepada orang banyak itu. Apa yang dikatakannya? Ayat 37 mengatakan ini: "Ketika mereka mendengar hal itu (pengajaran Petrus tentang Yesus), hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Perhatikan bahwa khotbah Petrus dimulai dengan ketuhanan Kristus. Petrus tidak menyampaikan berita Injil yang kosong belaka. Perhatikan kata-kata kesimpulannya di ayat ke 34, "Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus" - Kristus adalah kata yang berarti Yang Diurapi, yaitu Raja Israel yang dijanjikan itu.<br /><br />Menarik sekali di sini bahwa ia berbicara tentang Yesus sebagai Tuhan. Tema inilah yang menusuk hati para pendengarnya. Mereka berkata, "...apakah yang harus kami lakukan?" Betul, apakah yang harus kita lakukan sekarang? Perhatikan ayat ke 38, Petrus menjawab: "Lalu Petrus menjawab, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus." Ayat 39: Sebab bagi kamulah janji itu - Janji apa? Janji tentang Roh Kudus! "Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."<br /><br />Janji ini adalah merupakan janji Tuhan. Janji apakah itu? Seluruh janji Tuhan semuanya terbungkus dalam bentuk karunia Roh Kudus. Jika Anda tidak memiliki Roh Kudus, Anda belum mendapatkan janji-janji-Nya. Janji ini datang kepada kita melalui iman. Karunia Roh diberikan kepada kita melalui iman. Dengan kata lain, jika Anda memiliki iman, Tuhan akan memberikan kepadamu Roh Kudus dan seluruh janji-Nya akan dinyatakan. Tidak ada janji lain diluar dari Roh Kudus itu sendiri. Tanpa menerima kuasa Roh Kudus tidak mungkin ada janji.<br /><br />Pertobatan adalah Perubahan Total<br />Perhatikan di sini apa yang dikatakan oleh Rasul Petrus. Apakah yang harus kami perbuat? Jawabannya jelas sekali. Bertobat! Bertobat berarti perubahan yang menyeluruh dalam kehidupan Anda. Ini menyangkut perubahan pola berpikir yang menyeluruh. Saya telah menjelaskan hal ini sebelumnya, dalam bahasa Yunaninya adalah "metanoia" - perubahan berpikir. Seluruh sikap yang mengalami perubahan. Perubahan ini juga terjadi dalam arah langkah hidup Anda. Inilah yang disebut pertobatan. Pertobatan bukan hanya berarti, "Baik, saya menyesali dosa saya dan meminta maaf." Kesal saja disini belumlah cukup. Pertobatan berarti saya telah berhenti berbuat dosa. Bukan hanya penyesalan tapi hidup saya yang lama telah berhenti sampai di sini. Saya begitu menyesal sehingga saya mengakhiri hidupku yang lama. Inilah pertobatan. Pertobatan bukan hanya sekedar penyesalan, tapi penyesalan yang mendorong saya berbuat sesuatu. Saya akan mengubah seluruh arah hidup saya. Baik, sekarang Anda telah bertobat, lalu apakah langkah berikutnya? "Bertobatlah dan berikan dirimu dibaptis" Petrus tidak mengatakan bahwa pertobatan itu sendiri cukup. Ia berkata: bertobatlah dan berikan dirimu dibaptis.<br /><br />Gereja pada masa kini telah memperlakukan baptisan dengan sesuka hati. Mereka berbuat sesuka hati mereka. Mereka memperlakukan baptisan sebagaimana mereka memperlakukan segala sesuatu yang berasal dari Allah, sama seperti cara mereka memperlakukan Yohanes Pembaptis. Yesus berkata, "Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka" (Matius 17:12). Hari ini kita memperlakukan Firman Allah, kita memperlakukan baptisan, kita memperlakukan segalanya menurut kehendak kita. Kita berkata, "Oh, baptisan itu tidak terlalu penting. Itu adalah hal yang eksternal. Maksud saya, dibaptis atau tidak itu tidak menjadi soal." Siapa yang mengatakan hal itu tidak penting? "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis." Ini firman Tuhan, bukan saya. Jika firman Tuhan berkata hal ini tidak penting, maka saya berhak mengatakan bahwa baptisan itu tidak penting pula. Tapi firman Tuhan tidak mengatakan itu.<br /><br />Bertobat, Dibaptis dan Menerima Roh Kudus<br />Mengapa baptisan itu penting? Mengapa bertobat dan dibaptis merupakan hal yang penting? "...Dibaptis" itu sendiri tidaklah cukup. "Bertobat" itu sendiripun tidak juga cukup. Anda perlu, "Bertobat, dan dibaptis". Anda memerlukan pertobatan internal dan pengakuan eksternal akan pertobatan tersebut di hadapan umum pada baptisan. Anda memerlukan apa yang dari dalam untuk dikeluarkan dalam bentuk ekspresi - mengakui - apa yang ada di dalam hati Anda. Itulah sebabnya Yesus berkata, "Jika seseorang mengakui Aku di depan manusia maka Aku akan mengakuinya di depan Bapa-Ku." Ia tidak hanya berkata, "Cukuplah percaya pada Aku." Ia berkata, "Percaya pada-Ku dan mengakui Aku di depan manusia. Jika engkau mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakui engkau di depan Bapa-Ku yang di surga." (Mat 10:32). Tetapi gereja berkata, "Percayalah itu sudah cukup. Pengakuan itu tidak penting." Anda cukup menjadi seorang pengikut Tuhan secara diam-diam. Tidaklah demikian! Anda mengakui Dia jika Anda ingin diakui di depan Bapa. Inilah yang penting.<br /><br />Oleh sebab itu kita perlu bertobat dan dibaptis. Kenapa kedua hal ini dianggap begitu penting? Apakah karena hal ini merupakan bagaian dari peraturan gereja? Ataukah karena hal ini merupakan hal yang dilakukan pada umumnya oleh orang-orang beragama? Sekali-kali tidak. Perhatikan sekali lagi, Alkitab berkata, "maka engkau akan memperoleh karunia Roh Kudus." Inilah jawaban sebenarnya tentang bagaimana menerima karunia Roh Kudus tersebut. Alkitab tidak memberikan kita jawaban yang kurang jelas yang dapat membuat kita menjadi kebingungan. Semua jawabannya terpampang jelas. Bertobat, dibaptis, yaitu dengan mengakui pertobatanmu, maka engkau akan menerima karunia Roh Kudus. Bertobatlah, biarkan hidupmu diubah secara menyeluruh. Cuci bersih dosamu melalui baptisan. Anda berkata, "Wah! Mengapa bunyinya seakan-akan seperti pengakuan seorang Katolik?" Tentu saja karena Alkitablah yang mengatakan demikian.<br /><br />Mari kita kembali ke pertanyaan semula. Kapankah kita menerima karunia Roh Kudus? Apakah gereja memberitahu Anda bahwa Anda telah menerima Roh Kudus pada saat Anda mengangkat tanganmu? Apakah Alkitab berkata demikian? Kapan Anda menerima Roh Kudus? Pada waktu Anda percaya? Apakah pada waktu Anda berlutut dan membuat pengakuan? Apakah itu saatnya Anda menerima Roh Kudus? Jawaban Alkitab begitu sederhana. "Bertobatlah... dan berilah dirimu dibaptis... maka engkau akan menerima karunia Roh Kudus itu." Lalu berapa lamakah? Apakah Roh Kudus akan berada di dalammu sesaat setelah engkau dibaptis? Atau berapa lamakah setelah dibaptis? Apakah tiga hari sesudah baptisan? Apakah lima hari? Seminggu? Tidak! Pada baptisanlah Anda menerima Roh Kudus. Ini merupakan hal yang luarbiasa. Itulah yang dikatakan Firman Allah. Itulah sebabnya baptisan dianggap begitu penting di Gereja Awal.<br /><br />Tetapi, apakah yang telah kita lakukan hari ini? Kita memutuskan bahwa kita lebih tahu daripada Alkitab, dan kita memperlakukan Alkitab sesuka hati kita. Tidak menjadi persoalan apakah seseorang telah dibaptis atau tidak. Saya harus berkata bahwa keberanian gereja selalu mengherankan saya. Keberanian beberapa pendeta dan penginjil kadang-kadang juga mengherankan saya. Betapa beraninya kita berbicara seperti ini ketika Firman Allah mengatakan yang sebaliknya! Tentu saja bukan ini saja bukti-bukti yang ada. Kita perlu menelaah Alkitab secara lebih mendalam lagi.<br /><br />Roh Kudus sebagai Meterai, Pengurapan dan Janji<br />Roh Kudus digambarkan sebagai tiga hal, atau dengan tiga cara. Pertama, Ia diberikan kepada kita sebagai meterai, yaitu meterai Roh Kudus. Pada waktu kapankah kita menerima meterai tersebut? Sudahkah kita dimeteraikan oleh Roh Kudus? Karena pengajaran yang tidak jelas pada masa sekarang ini, banyak orang Kristen tidak tahu apakah dirinya telah dimeteraikan oleh Roh Kudus atau kapankah mereka menerima meterai Roh Kudus tersebut. Pada masa kini terdapat suatu kesamaran atas pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Kapankah kita dimeteraikan jika kita dimeteraikan oleh Roh Kudus?<br /><br />Hal yang kedua adalah Roh Kudus disebutkan sebagai suatu pengurapan. Sekarang pertanyaannya adalah: Kapankah kita menerima pengurapan dari Roh Kudus? Di sini penting sekali buat kita untuk mempelajari hal ini sebab bila kita tidak mengerti akan hal in bagaimana mungkin kita bisa mengetahui bahwa kita telah diurapi atau belum.<br /><br />Ketiga, Roh Kudus disebutkan sebagai penjamin, sebagai panjar, sebagai semacam uang muka. Topik ini pernah saya bicarakan sebelumnya maka saya tidak akan membahasnya secara lebih mendalam. Kapankah kita menerima jaminan dari Roh Kudus? Kapankah Roh Kudus diberikan kepada Anda sebagai uang muka? Kita juga akan menyelidiki apakah yang dimaksud dengan "dimeteraikan" oleh Roh Kudus. Bukan hanya penting mempelajari kapankah kita dimeteraikan, tapi arti dari meterai itu sendiri.<br /><br />Di 2 Korintus 1:21-22 kita baca, "Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita." Jadi Dia telah meletakkan meterai-Nya atas kita dan meterai ini adalah Roh Kudus, yang telah diberikan-Nya kepada kita sebagai "jaminan". Jadi, ketiga kata ini dipakai dalam dua ayat ini. Kata "mengurapi" dipakai di ayat 21. Di ayat 22, kita lihat kata "meterai" dan kemudiannya kata "jaminan". Ketiga hal inilah yang dibicarakan sebagai Roh Kudus yang sedang kita bahas ini.<br /><br />Allah telah melakukan tiga hal kepada kita pada saat Roh Kudus diberikan kepada kita. Dia memeteraikan kita. Dia mengurapi kita. Dan Dia memberikan kita 'jaminan', atau lebih baik 'uang muka', atau 'angsuran pertama'. Ibaratnya kita membeli rumah, kita tidak membayar keseluruhannya terlebih dahulu. Anda memberikan uang muka. Dalam bahasa Yunani aslinyapun berarti "uang muka". Uang muka adalah suatu jaminan bahwa engkau akan membayar sisa uang yang belum dibayar. Jadi uang muka berarti uang jaminan. Ia adalah suatu jaminan bahwa engkau akan membayar seluruhnya. Inilah intinya. Roh Kudus diberikan kepada kita sebagai karunia hidup, sebagai jaminan bahwa Allah akan memberikan kepenuhan akan hidup yang kekal pada Hari dimana kita akan bertemu dengan-Nya muka dengan muka. Kita belum memiliki kepenuhan hidup yang kekal, tapi kita telah memiliki jaminan tersebut. Kita memiliki hidup sekarang, hidup yang memiliki janji kekekalan yang akan datang. Jika Anda diberikan sebuah benih, benih itu sendiri merupakan suatu jaminan, bahwa jika ia dipelihara ia akan bertumbuh dan berkembang sampai menjadi pohon. Inilah yang disebut sebagai dimeteraikan.<br /><br />Budak Allah yang Dimeteraikan<br />Meterai Roh Kudus ini juga disebutkan di Efesus 1:13, 4:30 dan Wahyu 7:3 dimana dituliskan "hamba Allah..." atau, lebih tepatnya, "budak Allah" (kata 'hamba' dalam bahasa Yunani artinya "budak") - "hamba Allah dimeterai oleh Allah" Siapakah hamba itu? Seorang hamba adalah seseorang yang dibeli dengan sebuah harga. Bagaimanakah engkau dapat memiliki seorang hamba? Anda pergi ke sebuah pasar dan melihat seorang budak dan Anda membelinya. Orang ini menjadi hartamu, budakmu, dan milikmu. Pada waktu Anda membeli budak tersebut, apakah yang engkau harus lakukan? Pada jaman dahulu, mereka akan menorehkan tanda di badan budak tersebut. Mereka memberi tanda seperti mereka menorehkan tanda di badan sapi seperti yang kita lihat pada jaman ini. Meterai artinya Anda telah menjadi milik Allah. Anda telah dibeli dengan sebuah harga. Anda telah menjadi milik-Nya. Anda dikenal sebagai bagian dari milik-Nya. Seperti Paulus berkata kepada jemaat di Korintus, "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu." (1 Kor 6:19-20)<br /><br />Maka ini berarti jika Anda memiliki Roh Kudus, apakah yang akan terjadi? Ini berarti Anda telah menjadi milik Allah. Anda memiliki tanda meterai milik-Nya. Terlebih penting lagi, mengapa tanda diberikan pada seorang hamba? Tanda tersebut bukan saja sekedar sebagai tanda kepemilikan tapi tanda yang berarti jika seseorang berupaya sesuatu terhadap budak tersebut berarti orang tersebut juga harus bertanggungjawab kepada tuan pemilik hamba tersebut. Apa saja yang Anda lakukan pada budak itu, Anda telah lakukan pada tuanya. Dengan kata lain, jika Anda menyakiti hamba tersebut, Anda akan bermasalah bukan dengan budak tersebut namun dengan tuannya. Meterai sebenarnya di sini menjadi suatu perlindungan. Itulah intinya di Wahyu 7:3. Para hamba Allah memiliki meterai yang melindunginya dari kekuasaan si jahat. Kita akan membacanya lebih lanjut dalam kitab Wahyu di mana penghakiman Tuhan tidak akan mempengaruhi mereka yang telah dimeteraikan. Barangsiapa yang membawa meterai Allah tidak akan celaka oleh Penghakiman Tuhan. Inilah penting untuk kita ketahui.<br /><br />Kesimpulannya, meterai secara sederhana adalah: tanda perlindungan Allah bagi mereka yang menjadi milik-Nya. Jika engkau tidak memiliki meterai tersebut berarti engkau belum menjadi milik Kristus. Engkau akan menjadi korban Penghakiman Allah atau engkau akan di bawah penguasaan si Musuh. Engkau belum memiliki hubungan dengan Tuhan. Anda bukan milik-Nya. Jika Iblis hendak menguasai, memiliki, menjatuhkan engkau dengan cara apapun dia bebas melakukannya. Dengan kata lain, Iblis sanggup melakukan apa saja yang dikehendakinya karena engkau belum memiliki perlindungan dari Allah. Engkau belum menjadi kepunyaan-Nya.<br /><br />Yesus sendiri juga Dimeteraikan Allah<br />Sekali kita mengerti akan arti meterai ini, kita akan menyadari betapa pentingnya untuk mengetahui apakah kita telah dimeteraikan atau tidak. Hal ini sangat penting sekali karena Yesuspun juga dimeteraikan oleh Allah. Luar biasa bukan? Anak Allah datang ke dunia ini bukan hanya sebagai seorang anak; Dia datang untuk menjadi seorang hamba. Seperti yang dikatakan di surat Filipi pasal 2: "...Kristus Yesus telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." Dan di Yohanes 6:27, Yesus berkata bahwa diri-Nya telah dimeteraikan oleh Allah. Mari kita kembali ke pertanyaan: Kapankah kita dimeteraikan? Kita akan kembali bertanya: Kapankah Yesus dimeteraikan? Pada titik apa Ia memperoleh meterai tersebut? Apakah Yesus telah dimeteraikan pada waktu Ia dilahirkan? Apakah Ia dimeteraikan pada waktu permulaan pelayanan-Nya? Kapan Ia dimeteraikan?<br /><br />Kita dapat menjawab pertanyaan ini dengan beberapa cara. Pertama-tama, kita melihat bahwa kata "dimeteraikan" selalu berkaitan langsung dengan "diurapi" dan lalu berkaitan pula dengan "janji". Sebentar lagi kita akan memperoleh jawabannya dimanakah Ia memperoleh urapan tersebut. Tetapi jelas sekali kata "meterai" selalu berkaitan dengan Roh Kudus. Kapankah Yesus menerima Roh Kudus? Mari kita lihat kembali pada waktu baptisan-Nya. Apakah yang terjadi pada waktu Ia dibaptis? Roh Kudus turun ke atas tubuh Yesus berupa seekor merpati. Lalu kita membaca pada pasal berikutnya di mana dikatakan Yesus dibawa pergi dengan dipenuhi oleh Roh Kudus (Lukas 4:1). Jangan kita bingung dengan hal ini. Kita mungkin berkata, "Tetapi Yesus adalah Tuhan." Benar, tapi Ia datang bukan sebagai Tuhan. Ingat akan hal ini! Ia datang sebagai manusia, untuk menjadi Penyelamat kita. Oleh sebab itu, Ia datang sebagai pelopor, pemimpin dan sebagai penyempurna iman. Sebagai Tuhan, tentunya, Ia tidak perlu menerima Roh Kudus. Tapi Ia datang bukan sebagai Tuhan. Jika Ia adalah Tuhan, maka Ia tidak akan kelaparan di padang gurun ketika Ia dicobai oleh Iblis. Karena Ia adalah seorang manusia dan bukan Tuhan, Ia dapat merasakan kelaparan. Dia datang ke dunia sebagai Anak Manusia untuk menebus manusia. Ini tertulis di Ibrani 5:8 yang berkata, "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang diderita-Nya". Apakah Allah perlu belajar sesuatu? Tidak! Tetapi Yesus tidak datang sebagai Allah; Ia datang sebagai manusia. Oleh sebab itu, Ia belajar untuk taat melalui penderitaan-Nya.<br /><br />Meterai Penyunatan: Hati Kita telah Disunat!<br />Roh Kudus adalah meterai Roh. Dimanakah kita menerima meterai tersebut? Mari kita melihat cara lain untuk mengupas hal ini. Di Roma 4:11, kita membaca kata "meterai" dipakai dalam proses penyunatan. Dengan cara apakah Abraham dimeterai? Dia menerima meterai yang berbeda. Dia menerima meterai penyunatan. Roma 4:11 berkata, "Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat." Jadi, sunat adalah sebuah meterai.<br /><br />Ini sangat menarik karena kitapun juga telah disunat. Kita juga memiliki meterai, tapi kita tidak disunat di dalam daging. Kita disunat di dalam hati kita. Di Kolose 2 ayat yang ke 11 kita diberitahukan bahwa "Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa." Lalu kita bertanya: Dengan apakah Yesus disunat? Jawabannya terdapat di ayat ke 12: "karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati"<br /><br />Perhatikan bahwa Rasul Paulus menghubungkan penyunatan dengan pembaptisan. Kita tidak menerima sunat daging seperti Abraham, tetapi sunat hati. Bagaimanakah bukti sunat hati itu dapat terlihat? Pada waktu kita menerima baptisan! Bukankah ini hubungan antara ayat ke 11 dan ke 12? Oleh sebab itu, kapankah kita menerima meterai lewat penyunatan ini? Paulus mengatakannya di ayat ke 12, yaitu, melalui baptisan! Lalu apakah artinya sunat dalam hati? Bagaimana sunat hati itu datang kepada kita? Kita telah mengetahuinya bahwa meterai itu sendiri adalah Roh Kudus. Jadi kita lihat ada semacam persamaan: Roh adalah meterai, yang menyunat hati kita melalui baptisan.<br /><br />Lalu apakah ini berarti kita diselamatkan oleh baptisan? Sama sekali tidak! Kita telah melihat bahwa harus ada pertobatan dan baptisan. Bukan baptisan yang menyelamatkan, tetapi apa yang diungkapkan oleh baptisan itu, yaitu sunat di dalam hati, yang menyelamatkan. Ini penting sekali. Hanya mencelupkan diri dalam air itu sendiri tidak akan menyelamatkan siapapun. Transformasi yang terungkap melalui baptisanlah yang berarti. Itulah sebabnya setiap orang yang hendak dibaptis pada hari ini secara berhati-hati diberikan pertanyaan tentang komitmen mereka terhadap Tuhan, pertobatan, perubahan secara total dari hidup yang lama ke yang baru. Pertobatan bukan hanya sekedar penyesalan, tetapi perubahan yang sungguh secara total dari kehidupan yang lama. Menanggalkan segala hawa nafsu kedagingan, seperti yang Paulus katakan, agar mereka dapat mengenakan Kristus.<br /><br />Baptisan dan Kelahiran Kembali dan Pembaruan Roh Kudus<br />Mari kita sekarang melihat hubungan antara baptisan dengan Roh Kudus. Di 1 Korintus 6:11 kita membaca sbb: "Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan Roh Allah kita." Dan di Titus 3:5 tertulis, "pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus."<br /><br />Sekali lagi kita melihat hubungan antara permandian dan kelahiran kembali, permandian dan Roh Kudus. Baptisan dan Roh selalu dikaitkan bersama-sama! Permandian ini bukan sembarang permandian. Tetapi sesungguhnya adalah baptisan yang, sebagaimana kita lihat, berkenaan dengan penyunatan di dalam hati. Siapapun yang tidak berubah dalam hatinya, yaitu belum sungguh-sungguh bertobat, seharusnya tidak boleh menerima baptisan. Tetapi bagi seseorang yang telah meninggalkan kehidupannya yang lama dan dibaptis, dia akan menerima penyunatan hati. Ia akan menerima permandian kelahiran kembali (dalam bahasa Yunani berbentuk deskriptif genetif, yaitu permandian yang mengakibatkan kelahiran kembali). Ini adalah permandian yang memberikan hidup baru. Tetapi bagaimana kita menerima hidup baru itu? Hidup baru ini datang dari Roh Kudus: pembaruan oleh Roh Kudus.<br /><br />Itulah sebabnya kita membaca di 1 Petrus 3:21 kata-kata berikut. Saya memberikan semua referensi ini sekalipun sedikit merepotkan Anda supaya Anda tahu saya bukan memberitahu Anda apa pandangan saya. Adalah penting Anda tahu apa yang dikatakan Alkitab. Apa yang saya katakan tidaklah penting. Mari kita kembali ke 1 Petrus 3:21 yang tertulis demikian, "Juga kamu sekarang telah diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan - maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah - oleh kebangkitan Yesus Kristus." Apakah yang menyelamatkan kita? Baptisan menyelamatkan kita. "Wah!" Engkau berkata, "itu pernyataan yang luar biasa. Baptisan menyelamatkan?" Ya! "...bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani" - bukan dengan mencelupkan diri ke dalam air untuk membersihkan kotoran dari Anda -"melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah..." Bagaimana caranya memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah? Melalui pertobatan tentunya! Melalui pertobatan yang sungguh-sungguh di dalam hatimu!<br /><br />Dalam pasal ini kita mengetahui bahwa Petrus berbicara tentang nabi Nuh dengan kapalnya sebagai kiasan. Bagaimanakah mereka dapat selamat? Banjir besar yang diakibatkan oleh hujan yang besar selama empat puluh hari empat puluh malam sehingga air di bumi naik menutupi segalanya. Inilah gambaran begitu indah untuk menerangkan mengenai baptisan. Bagaimanakah nabi Nuh beserta dengan ke 8 orang di dalam bahtera dapat diselamatkan? Mereka selamat karena berada di dalam bahtera pada waktu baptisan air yang luar biasa banyaknya datang dari atas dan bawah. Mereka diselamatkan melalui baptisan ini. Dan Petrus berkata bahwa hari ini kita juga diselamatkan lewat baptisan, bukan karena sekedar tubuh kita dicuci. Nabi Nuh diselamatkan karena berada di dalam bahtera dan dia telah dibaptis - mengapa? Karena tidak seperti orang-orang lainnya, Nabi Nuh bertobat dari dosa-dosanya. Dia telah berpaling dari kehidupan dosa - perhatikan kata ini - dan mentaati Tuhan! Ini penting sekali. Dia mentaati Tuhan. Pada waktu Tuhan Allah berkata, "Nuh, buatlah sebuah bahtera", dia membuatnya. Pada waktu Tuhan berkata, "Nuh, masuklah ke dalam bahtera", diapun masuk ke dalam bahtera. Nabi Nuh menyatakan pertobatannya dengan ketaatannya kepada Tuhan. Dengan cara inilah dia menerima baptisan. Air datang turun. Seluruh keluarganya selamat dari banjir besar. Dan Petrus berkata di ayat ke 21, "Dengan cara yang sama, kamu telah diselamatkan." Bagaimana? Melalui pertobatan yang berarti pemutusan dengan hidup yang berdosa, seperti Nuh memutuskan hubungan dengan dunia dosa. Dia bertobat. Dia berpaling dari dosa dan mentaati Allah. Dia masuk ke dalam bahtera. Dengan cara seperti inilah, baptisan akan dapat memberikan keselamatan.<br /><br />Baptisan dan Roh Kudus saling berkaitan karena Roh Kudus seringkali disebutkan sebagai suatu pencurahan, hujan yang membawa berkat, dan air yang membasahi kita. Menarik sekali di dalam kitab Yoel 2, yang dikutip pula dalam Kisah Para Rasul 2, Petrus menjelaskan kepada orang banyak tentang apakah yang telah terjadi kepada mereka, yaitu tepat seperti yang telah dinubuatkan oleh Yoel: bahwa Roh Kudus akan dicurahkan atas mereka. Baptisan Roh Kudus! Inilah yang terjadi. Baptisan dan Roh selalu dikaitkan bersama-sama di dalam Alkitab. Baik pada saat Yesus dibaptis maupun pada pernyataan umum seperti 1 Korintus 12:13 dimana Paulus berkata, "Engkau dibaptis dalam satu Roh ke dalam tubuh Kristus." Kita lihat di sini kata "baptis" dan "Roh" setiap kali muncul bersama-sama di dalam Kitab Suci. Juga kita melihat Yohanes Pembaptis berkata dengan kata-katanya sendiri, "Aku membaptis kamu dengan air. Dia akan membaptis kamu dengan Roh." Sangat menarik! Sekali lagi, baptisan dan Roh - kedua kata ini dikaitkan bersama. Anda menemukan karakteristik ini di dalam Perjanjian Baru.<br /><br />Perbandingan antara Baptisan Yohanes dengan Baptisan Yesus<br />Mari kita melihat apakah yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis. Yohanes membandingkan baptisannya dengan baptisan yang akan dilakukan oleh Yesus. Dia berkata, "Baptisan aku adalah baptisan pertobatan, suatu baptisan dengan air untuk pertobatan." Dengan kata lain, apabila engkau bertobat, engkau menunjukkan pertobatanmu di muka umum melalui baptisan. Tetapi pada waktu Dia datang, Yesus akan membaptiskanmu dengan Roh Kudus.<br /><br />Ini tidak berarti baptisan air menjadi tidak penting. Sebaliknya, di Yohanes 4:1-2 contohnya, kita melihat Yesus dan murid-murid-Nya membaptiskan lebih banyak orang dari Yohanes Pembaptis. Mereka menjalankan baptisan dengan air. Tetapi Yohanes Pembaptis berkata, "Aku membaptis engkau hanya dengan air, yaitu sesuatu yang terlihat. Aku tidak dapat memberikanmu hidup baru. Hanya Dia dapat memberi engkau hidup baru. Yang dapat kuberikan hanyalah sebuah upacara penyucian apabila kamu bertobat. Tetapi pada waktu Yesus datang, Dia akan memberikanmu pencucian di batin, pencucian kelahiran kembali!" Hal ini penting untuk diamati.<br /><br />Kita Diurapi Roh Kudus pada waktu Pembaptisan, Sama Seperti Tuhan Yesus!<br />Sekarang kita beralih dengan cepat ke dalam penggunaan kata "urapan". Banyak di antara kita telah mengetahui bahwa nama "Kristus" berarti "Yang Diurapi" Dalam bahasa Mandarin dikatakan (受膏者) shou gao zhe. Nama "Kristus" adalah berasal dari bahasa Yunani yang sama artinya dengan nama "Messiah" dalam bahasa Ibrani, yang keduanya berarti "Yang Diurapi". Dalam Perjanjian Baru sering disebutkan bahwa Dia adalah Yang Diurapi. Yesus diurapi oleh Roh Kudus. Di Kisah Para Rasul 10:38, kita membaca "Yesus, diurapi dengan Roh Kudus." Dia juga telah dimeteraikan oleh Allah seperti yang tertulis di injil Yohanes 6:27. Sekarang pertanyaannya adalah kapankah Yesus diurapi dengan Roh Kudus? Sebelum menjawab pertanyaan ini, jangan lupa kita pun telah diurapi oleh Roh Kudus seperti yang kita bahas sebelumnya di 2 Korintus 1:21. Selain itu 1 Yohanes 2:20 juga menyebutkan, "kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus." Rasul Yohanes berkata kepada orang-orang percaya bahwa mereka telah diurapi. Dan sekali lagi, dia mengulanginya di 1 Yohanes 2:27, dimana kita menemukan bahwa urapan yang kita peroleh ini adalah Roh Kudus. Kita diurapi dengan Roh Kudus yang berasal dari Allah. Dan Roh Kudus inilah yang mengajarkan kita, dan membimbing kita ke semua jalan kebenaran (Yohanes 16:13).<br /><br />Sekali lagi, kapan kita menerima pengurapan tersebut adalah sebuah pertanyaan yang penting. Apakah engkau sudah diurapi dengan Roh Kudus sebelum menerima baptisan? Apakah Anda diurapi Roh Kudus pada suatu waktu yang tak ditentukan setelah baptisan? Jika demikian tentu saja Anda tidak tahu kapan Anda diurapi. Ataukah engkau diurapi pada waktu dibaptis? Sekali lagi, baptisan Yesus menjawab semua pertanyaan kita. Kapankah Roh Kudus datang ke atas diri Yesus? Kapan Roh Kudus secara kasat mata terlihat turun ke atas Yesus? Jawabannya sangat sederhana, yaitu pada saat Ia menerima baptisan.<br /><br />Pekerjaan Roh Kudus sebelum dan sesudah Baptisan<br />Jika demikian apakah itu berarti Yesus tidak memiliki Roh Kudus sebelum Ia dibaptis? Tentu saja tidak. Roh Kudus telah ada di dalam Yesus sebelum Ia dibaptis. Apakah kita tidak memiliki Roh Kudus dalam pengertian apapun sebelum dibaptis? Tidak, karena jika kita tidak memiliki Roh Kudus dalam pengertian tertentu sebelum dibaptis, bagaimana mungkin kita dapat bertobat? Tentu saja Roh Kudus telah bekerja di dalam hati dan hidup kita untuk membimbing kita menuju pertobatan. Kalau begitu, jika benar kita telah memiliki Roh Kudus sebelum dibaptis, maka apa yang kita bahaskan? Yang kita tekankan di sini adalah Urapan-Nya, bukan tentang memiliki Roh Kudus dalam pengertian lain. Kita berbicara tentang Roh Kudus dalam pengertian yang spesifik. Kita harus membedakannya dengan jelas di sini. Kecuali Roh Kudus bekerja dalam kehidupan Anda sebelum Anda menjadi Kristen, bagaimana mungkin Anda dapat menjadi Kristen? Tentu saja Roh Kudus telah bekerja di dalam hidup Anda, barangkali sejak masa kanak-kanak Anda. Bahkan Ia telah bekerja pada hari engkau dilahirkan. Roh Kudus terus menerus bekerja di dalam hidup kita pada waktu kita belum menjadi seorang Kristen, dan masih menjadi musuh Allah.<br /><br />Jika saya melihat ke belakang, saya dapat melihat betapa Tuhan telah bekerja di dalam hidup saya jauh sebelum saya percaya. Pada kenyataannya jika Tuhan tidak bekerja di dalam hidup kita, tidak mungkin kita dapat percaya kepada-Nya. Kita bukan berbicara tentang kehadiran Roh Kudus dalam setiap hidup kita dalam satu cara atau yang lain. Penekanannya di sini adalah apakah engkau telah menerima Roh Kudus sebagai karunia, sebagai hak milik, sebagai tanda dan sebagai meterai, dan bukan arti secara umumnya. Dengan kata lain, kita dapat berkata bahwa Roh Kudus bekerja di dalam hidup orang-orang yang tidak percaya. Jika ayah atau ibumu bukanlah seorang Kristen pada hari ini, doa semacam apakah yang akan engkau panjatkan? Engkau akan berdoa bahwa semoga Allah, dengan kuasa Roh Kudus-Nya akan bekerja di dalam hidup mereka. Bukankah itu yang Anda doakan? Dengan demikian engkau yakin bahwa Roh Kudus akan hadir di tengah-tengah hidup mereka meskipun mereka belum menjadi Kristen. Jelaslah sudah apabila engkau mengakui Yesus, Roh Kuduslah bekerja di dalam hidupmu. Tanpa Roh Kudus, mustahil kita dapat datang kepada Kristus sama sekali.<br /><br />Sekarang kita tidak bicara mengenai hal ini, tapi kita bicara mengenai meterai. Kapankah kita dimeteraikan oleh Roh Kudus? Maksud saya bukan kapan Roh Kudus menarik Anda? Bukan kapan Roh Kudus menginsafkan Anda akan dosa? Bukan kapan Roh Kudus bekerja dalam kehidupan Anda? Tapi kapankah kita menerima Roh Kudus sebagai hak milik dan karunia dari Allah? Kapankah kita dimeteraikan oleh Roh Kudus? Menurut Kisah Para Rasul 5:32, bagaimana kita menerima Roh Kudus? Kepada siapakah Allah memberikan kuasa Roh Kudus-Nya? Di ayat ini tertulis bahwa Roh Kudus hanya diberikan kepada mereka yang taat kepada Dia. Lalu Anda akan bertanya, "Jika Roh Kudus diberikan hanya kepada orang yang taat kepada-Nya, lalu bagaimana mungkin seseorang dapat menjadi Kristen? Karena mereka yang tidak menaati Dia tidak memiliki Roh Kudus, mereka tidak dapat berubah kecuali mereka dapat menyelamatkan diri mereka tanpa kuasa Roh Kudus." Janganlah kita membingungkan diri kita sendiri. Kita sudah katakan bahwa Roh Kudus bekerja di dalam diri orang-orang yang tidak percaya tanpa pengecualian, tetapi Ia tidak diberikan kepada mereka. Roh Kudus diberikan kepada mereka yang menaati Dia sebagai karunia, sebagai jaminan, sebagai meterai atau sebagai suatu pengurapan dalam cara yang khusus.<br /><br />Tidak ada seorangpun di sini yang akan dibaptis pada hari ini kecuali Roh Kudus bekerja sebelumnya di dalam hidup mereka, bukan? Kecuali kita ingin mengajarkan doktrin keselamatan berdasarkan perbuatan di mana mereka yang bekerja keras untuk mencapai posisi ini, dan sekarang mereka akan menyelamatkan diri mereka sendiri. Dan sekarang, setelah mereka dibaptis, mereka akan menerima Roh Kudus. Sebelumnya, semuanya terserah mereka sendiri. Betulkah demikian? Tentu saja tidak. Sampai saat ini juga, Roh Kudus yang bekerja di dalam diri mereka. Jadi mereka mengalami Roh Kudus bekerja dalam kehidupan mereka, benar!Lalu apa gunanya mengatakan bahwa Allah memberikan Roh Kudus hanya kepada mereka yang taat kepada-Nya, karena mereka memiliki Roh Kudus bahkan sebelum mereka mentaati Dia? Saya ulangi kembali pertanyaan ini untuk memperjelas pikiranmu sehingga engkau dapat mengerti. Ketika dikatakan bahwa, "Roh Kudus, dikaruniakan kepada semua orang yang mentaati Dia", itu berarti Ia memberikan Roh itu sebagai suatu karunia, sebagai kegenapan janji-Nya. Engkau tidak akan menerima janji Allah sampai engkau taat kepada-Nya. Inilah sesuatu hal yang penting yang perlu kita pahami.<br /><br />Diurapi Berarti Diberikan Otoritas oleh Allah<br />Kita akhirnya sampai pada pertanyaan terakhir. Kita tahu apa artinya meterai itu; yaitu engkau dinyatakan sebagai milik Allah. Kapankah kita menjadi milik Allah? Pada waktu kita menerima Roh Kudus! Apakah itu berarti karena Anda telah memiliki Roh Kudus sebelum engkau percaya engkau telah menjadi bagian dari milik Allah? Tidak! Karena Roh Kudus hanya bekerja di dalam dirimu, namun engkau belum dimeteraikan oleh Roh Kudus. Lalu apakah yang dimaksud dengan pengurapan? Apa artinya pengurapan itu? Nah, ini maknanya: di Israel raja-raja dan para imam yang diurapi. Mengapa? Apakah itu hanya sekedar upacara keagamaan saja? Tidak sama sekali. Pengurapan mewakili pemberian otoritas dari Allah kepada orang-orang tersebut. Seorang Raja tidak akan memiliki kekuasaan kalau belum diberikan oleh Allah sendiri. Ingatkah apakah yang pernah disampaikan Yesus kepada Pilatus? "Engkau tidak akan memiliki kuasa jika tidak datang dari atas." Raja-raja Israel bukan seperti raja-raja dunia lainnya; mereka adalah wakil dari Allah di Israel. Itulah sebabnya mereka harus diurapi langsung oleh Allah, yang berarti diberikan mandat. Mereka tidak berhak mengurapi dirinya sendiri. Melalui pengurapan tersebut mereka diberitahu bahwa mandat ini diberikan sendiri oleh Tuhan. Sama halnya dengan para imam, terlebih lagi imam besar. Dia diurapi untuk menyatakan bahwa dirinya adalah imam besar, bukan karena dia adalah orang yang hebat, atau memenangkan pilihan suara terbanyak- barangkali tidak ada yang memilih dia; itu tidak menjadi persoalan. Dia ditunjuk sebagai imam besar karena Allah telah mengangkat dia. Pengurapan ini menunjukkan bahwa dia telah menerima panggilan ini, mandat dari Allah ini. Ingat bahwa panggilan itu juga disebut di Kisah Para Rasul 2:38.<br /><br />Para nabi juga menerima Roh Kudus. Mengapa demikian? Karena tanpa kuasa Roh Kudus mereka tidak akan mempunyai mandat untuk bernubuat. Engkau tidak dapat bernubuat tanpa Roh Allah. Roh Allahlah, seperti yang tertulis di dalam Alkitab, yang membuat para nabi mampu bernubuat, menyatakan kehendak Allah, atau memberitahukan hal yang akan terjadi, jika Allah mengizinkan mereka untuk berbicara. Itulah sebabnya di Yesaya 61:1-2, terutama ayat 1, nabi ini berkata, "Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara." Lalu apakah pengurapan itu? Roh Kudus adalah pengurapannya, pengurapan nabi itu, yang membuat dia dapat menyampaikan Injil tersebut. Yesus mengutip kata-kata ini di Lukas 4:18 dari Yesaya ini di mana Ia berkata, "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku."<br /><br />Lalu kapankah Yesus mengutip kata-kata ini seperti yang tertulis di injil Lukas? Pada waktu Ia berada di Bait Allahkah pada waktu berumur 12 tahun? Tidak. Ia mengutip kata-kata tersebut sesaat setelah Ia selesai dibaptiskan. Kapan Yesus diurapi? Pada baptisan-Nya! Di saat itulah Ia diurapi - pada waktu Roh Kudus turun ke atas-Nya. Itulah sebabnya segera sesudah baptisan-Nya, Yesus mengucapkan kata-kata tersebut. Atau lebih tepat, segera sesudah baptisan dan pencobaan - baptisan dulu dan kemudian pencobaan. Tetapi hal pertama yang Ia lakukan, setelah dibaptis dan kembali dari pencobaan adalah mengumumkan bahwa: "Aku telah diurapi untuk menyampaikan Kabar Baik." Lalu Ia segera memulai pelayanan-Nya karena Ia telah memperoleh pengurapan tersebut.<br /><br />Sekarang kita melihat gambaran ini semakin jelas. Kapan kita menerima urapan Roh Kudus? Pada baptisan - sama seperti Yesus. Sebelumnya Ia telah memiliki Roh Kudus, namun sekarang Ia telah diurapi untuk menyampaikan Injil. Dari situlah Ia memulai pelayanan-Nya. Dia tidak menyampaikan Kabar Baik sebelum diurapi. Dia tidak menyampaikan Kabar Baik sebelum dibaptis. Tetapi setelah itu dia diurapi untuk menerima tugas-Nya, disitulah pelayanan-Nya dimulai.<br /><br />Hal-hal ini amat menakjubkan. Saya harap Anda dapat melihat hubungan yang terus menerus antara perkataan "baptisan" dan "Roh." Karena hubungan inilah, kita lalu melihat hubungan antara pemeteraian, Roh dan baptisan. Demikian pula antara pengurapan dengan Roh dan baptisan; dan antara jaminan dengan Roh dan baptisan. Saya harap Anda sudah dapat mengerti betapa pentingnya baptisan itu. Seperti Rasul Petrus katakan, bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, tetapi sebagai ungkapan pertobatan dari batin untuk memohon hati nurani yang bersih di hadapan Allah melalui kebangkitan Yesus Kristus, yang menjadikan pertobatan berarti. Jika Yesus tidak pernah bangkit dari kematian-Nya, maka tidak ada gunanya bertobat. Kita bisa bertobat, tapi dari manakah pengampunan dosa itu? Dimanakah kita dapat menemukan kekuatan untuk hidup baru? Melalui kebangkitan-Nya kita diberikan kuasa untuk menjalani hidup baru itu.<br /><br />Dua Pengecualian pada Prinsip Umum bahwa Roh Kudus Diberikan pada Baptisan<br />Saya ingin menunjukkan kepada Anda bahwa Kisah Para Rasul 2:38, adalah suatu prinsip umum. Perhatikan bahwa ini adalah prinsip umum, karena Allah dapat memberikan Roh Kudus sebelum baptisan jika Ia berkehendak, ataupun sebaliknya, Ia dapat memilih untuk memberikan Roh Kudus setelah baptisan. Namun sebagai suatu peraturan umum, Dia memberikan Roh Kudus pada waktu baptisan. Saya ingin menyinggung butir terakhir ini karena ini hal yang penting. Allah sepenuhnya berdaulat dan bebas. Dia bisa memberikan Roh Kudus kapan saja. Tetapi sebagai suatu peraturan umum, Ia memberikan Roh Kudus pada baptisan.<br /><br />Sebagai contoh, ada satu peristiwa di dalam Kitab Suci, di dalam keadaan yang sangat khusus, di mana Ia memberikan Roh Kudus sebelum baptisan di Kisah Para Rasul 10:47. Dan ada satu peristiwa lain di mana Ia memberikan Roh Kudus setelah baptisan di Kisah Para Rasul 8:12-17. Untuk menyempurnakan pembahasan kita, maka saya menyinggung dua perikop ini. Dua kejadian ini merupakan dua peristiwa yang khusus dalam sejarah gereja. Namun jangan menggunakan dua pengecualian ini untuk menyatakan bahwa pengecualian tersebut membuktikan bahwa peraturan itu tidak ada. Sebagaimana kita tahu, kedua pengecualian tersebut, pada kenyataannya, membuktikan peraturan itu.<br /><br />Pertama, Roh Kudus diberikan sebelum baptisan. Mengapa? Karena Kornelius bukan orang Yahudi dan orang-orang Yahudi enggan menerima orang bukan Yahudi untuk masuk ke dalam gereja. Begitu beratnya sampai Petrus harus memberikan penjelasan yang panjang kepada jemaat di Yerusalem mengapa ia membaptiskan orang-orang tersebut. Dan dia berkata, "Seperti engkau tahu, ketika aku masih berkhotbah, Allah mencurahkan Roh Kudus kepada mereka. Oleh sebab itu, aku tidak mempunyai pilihan lain selain dari membaptis mereka." Seolah-olah dia ingin berkata, "Aku sesungguhnya tidak mau membaptiskan mereka, sungguh, namun aku tidak mempunyai pilihan lain." Inilah situasi yang terjadi pada Gereja Awal di mana terdapat penolakan untuk menerima orang-orang bukan Yahudi untuk masuk ke dalam gereja.<br /><br />Dalam kasus yang lain, justru terjadi hal yang sebaliknya. Pada waktu orang Kristen Samaria dibaptis terlebih dahulu, namun mereka tidak menerima Roh Kudus. Mengapa demikian? Sekali lagi, hal ini bersangkutan dengan situasi yang terjadi antara orang Samaria dengan orang Yahudi. Dan Allah, dalam hal ini, memaksa gereja di Yerusalem untuk pergi dan menerima kaum Samaria yang mereka benci sekali. Mereka sendiri menerima orang-orang Samaria tersebut ke dalam persekutuan. Oleh sebab itu, walaupun mereka telah bertobat dan dibaptis, gereja di Yerusalem diperintahkan untuk pergi dan memastikan bahwa mereka menerima kaum Samaria ke dalam persekutuan melalui karunia Roh.<br /><br />Jadi kedua pengecualian ini menjelaskan pertama, bahwa Allah memiliki kebebasan untuk memberikan Roh sebelum atau setelah baptisan. Dan kedua, untuk menunjukkan bahwa sebagai prinsip dasar, Roh diberikan pada waktu baptisan seperti yang kita telah lihat dari ayat-ayat lain. Sekali lagi saya ulangi, bukan karena air atau baptisan itu sendiri yang memiliki kekuatan untuk membersihkan dosa, tetapi karena ketaatan yang diungkapkan oleh baptisan, baik pertobatan di dalam maupun ketaatan di luar terhadap perintah Yesus. Dia memerintahkan kita untuk dibaptis: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Matius 28:19). Yesus memerintahkan baptisan. Apabila Anda melakukannya, Anda mentaati Dia<br /><br />Sumber : <a href="http://www.cahayapengharapan.org/khotbah/arti_baptisan/texts/02_karunia_roh_kudus_melalui_baptisan.htm">Question</a> </div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-41438691299113243132009-02-04T19:21:00.000-08:002009-02-04T19:22:26.383-08:00Tujuh Karunia Roh Kudus<div align="center"><strong>Tujuh Karunia Roh Kudus</strong><br /><br />oleh: Romo William P. Saunders *<br /><br /><br /><br />Baru-baru ini saya menerima Sakramen Krisma. Saya tahu bahwa saya menerima ketujuh karunia Roh Kudus dan tahu karunia apa saja itu, namun demikian saya tidak terlalu paham tentang karunia-karunia tersebut. Dapatkan anda menjelaskannya?<br />~ seorang pembaca di Crystal City<br /><br /><br /><br />Pewahyuan karunia-karunia Roh Kudus berakar pada nubuat nabi Yesaya mengenai kedatangan Mesias: “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN.” (Yes 11:1-3). Sementara nubuat Yesaya ditujukan secara khusus bagi Mesias, Tradisi Gereja menyatakan bahwa karunia-karunia ini diberikan juga kepada semua orang beriman melalui Sakramen Baptis dan teristimewa Sakramen Krisma (Katekismus Gereja Katolik no. 1303). St Paulus mengajarkan, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya…” (Rm 8:29), menyatakan bahwa melalui rahmat sakramen-sakramen, orang mengenakan identitas Kristus dan beroleh bagian dalam karunia-karunia tersebut yang sesuai dengan peran-Nya sebagai Mesias (setidak-tidaknya yang dapat diberikan kepada kita).<br /><br /><br />Menegaskan keyakinan ini, St. Ambrosius dalam De mysteriis mengajarkan, “Karena itu, engkau harus ingat bahwa engkau telah menerima pemeteraian oleh Roh: roh kebijaksanaan dan pengetahuan, roh nasihat dan kekuatan, roh pengertian dan kesalehan, roh takut akan Allah; dan peliharalah apa yang telah engkau terima. Allah Bapa telah memeteraikan engkau, Kristus Tuhan telah menguatkan engkau dan memberikan jaminan Roh ke dalam hatimu” (7,42).<br /><br /><br />Kaum beriman diingatkan akan penganugerahan karunia-karunia ini dalam liturgi. Dalam Misa Pentakosta, ketika umat beriman mengenangkan turunnya Roh Kudus atas para rasul, mereka akan mendaraskan doa ini, “Pada umat beriman, yang mengagungkan serta mengaku Engkau terlebih lagi dengan turunnya tujuh karunia-Mu.”<br /><br /><br />Dalam pelayanan Sakramen Krisma, bapa uskup berdoa, sambil mengulurkan tangannya atas kelompok penerima Penguatan, “Allah yang Mahakuasa, Bapa Tuhan kami Yesus Kristus, Engkau telah melahirkan kembali para hamba-Mu ini dari air dan Roh Kudus, dan membebaskan mereka dari dosa. Sudilah kiranya mencurahkan Roh Kudus penghibur kepada mereka. Semoga mereka Kauanugerahkan roh kebijaksanaan dan pengertian, roh penasihat dan kekuatan, roh pengetahuan dan ibadat; dan semoga mereka Kaupenuhi dengan roh takwa kepada-Mu. Demi Kristus, Pengantara kami. Amin.” Kemudian bapa uskup meneguhkan masing-masing calon, membuat tanda salib dengan minyak krisma suci di dahi calon sambil mengatakan, “Semoga dimeterai oleh karunia Allah, Roh Kudus.”<br /><br /><br />Atas dasar ini, menurut Tradisi Gereja ketujuh karunia Roh Kudus adalah: kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan, kesalehan dan rasa takut kepada Allah. (Catatan, teks kitab Nabi Yesaya dalam bahasa Ibrani mencatat hanya enam karunia dengan karunia takut akan Tuhan disebutkan dua kali, terjemahan Septuaginta bahasa Yunani dan Vulgata bahasa Latin mencatat tujuh karunia, dengan menambahkan “kesalehan” dan menghilangkan pengulangan “takut akan Allah. Lagipula, dalam Perjanjian Lama, tujuh merupakan angka sempurna, kelimpahan dan perjanjian).<br /><br /><br />Pertama-tama, istilah “karunia” perlu dijelaskan. Dengan sangat tepat mereka disebut “karunia Roh Kudus” karena Roh Kudus yang mengaruniakannya. Sebab itu, mereka merupakan karunia-karunia rohani yang bekerja dengan cara rohani. Karunia-karunia ini bukanlah karunia yang diberikan pada saat orang berseru dalam saat-saat genting; tetapi karunia ini diberikan kepada orang selama ia tetap berada dalam keadaan rahmat. Dengan demikian, karunia-karunia ini membantu orang untuk mencapai kekudusan dan menghantarnya pada kesempurnaan kebajikan, baik kebajikan ilahi (iman, harapan dan kasih) maupun kebajikan pokok (kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan penguasaan diri). Gagasannya di sini ialah bahwa karunia Roh Kudus membantu orang untuk ambil bagian dalam hidup Allah yang paling intim, baik sekarang dalam kehidupan ini maupun kelak dalam kehidupan kekal. Dalam hal ini, seperti yang ditegaskan oleh St. Thomas Aquinas, karunia-karunia tersebut merupakan kepenuhan dari “habitus” (bahasa Latin, artinya cara hidup) yang menandakan kehadiran dan karya mereka yang tetap. Katekismus menggarisbawahi poin ini: “Kehidupan moral orang-orang Kristen ditopang oleh karunia-karunia Roh Kudus. Karunia ini merupakan sikap yang tetap, yang mencondongkan manusia, supaya mengikuti dorongan Roh kudus…. Mereka melengkapkan dan menyempurnakan kebajikan dari mereka yang menerimanya. Mereka membuat umat beriman siap mematuhi ilham ilahi dengan sukarela” (No. 1830-31).<br /><br /><br />Definisi dasar berikut dikutip dari karya klasik Rm Aumann, “Spiritual Theology”. Di samping itu, urut-urutannya disusun oleh Paus St. Gregorius Agung, yang berusaha menangkap dinamika spiritual yang dianugerahkan Roh Kudus kepada jiwa melalui karunia-karunia-Nya: “Dengan takut akan Allah, kita dihantar pada kesalehan, dari kesalehan kepada pengenalan, dari pengenalan kita menimba kekuatan, dari kekuatan kepada nasihat, dengan nasihat kita bergerak menuju pengertian, dan dengan pengertian menuju kebijaksanaan, dengan demikian, dengan ketujuh karunia Roh Kudus, terbukalah bagi kita di akhir pendakian, pintu masuk ke dalam kehidupan Surga” (Homiliae in Hiezechihelem Prophetam, II 7,7).<br /><br /><br />KARUNIA TAKUT AKAN ALLAH memampukan orang “untuk menghindari dosa dan menghindari cinta / kelekatan pada barang-barang duniawi lebih dari rasa cinta dan hormat kepada Tuhan.” Teristimewa, karunia ini membangkitkan rasa hormat mendalam kepada Allah segala kuasa yang Mahatinggi. Di sini, orang menyadari “keterbatasannya sebagai ciptaan” dan ketergantungannya kepada Tuhan, serta tidak akan pernah mau dipisahkan dari Tuhan yang penuh belas kasihan. Karunia takut akan Allah ini membangkitkan dalam jiwa semangat sembah sujud dan takwa kepada Allah yang Mahakuasa serta rasa ngeri serta sesal atas dosa.<br /><br /><br />Karunia ini kadangkala disalahtafsirkan karena kata 'takut'. Takut yang dimaksudkan di sini bukanlah rasa takut seorang budak, di mana orang melayani Tuhan hanya karena ia takut akan penghukuman, baik hukuman yang sifatnya sementara di dunia ini ataupun hukuman abadi di neraka. Hubungan sejati dengan Tuhan didasarkan atas kasih, bukan takut. Sebab itu, “takut akan Allah” ini lebih merupakan takut anak kepada bapa atau takut karena hormat yang menggerakkan orang untuk melakukan kehendak Tuhan dan menghindari dosa karena kasih kepada Tuhan, yang sepenuhnya baik dan patut mendapatkan kasih kita seutuhnya. Demikian juga halnya, seorang anak hendaknya tidak dimotivasi untuk taat pada bimbingan moral orangtuanya ataupun perintah orangtuanya hanya karena takut akan hukuman, melainkan karena kasih dan hormat kepada mereka. Orang haruslah lebih takut menyakiti orang yang dikasihinya dan merusak kepercayaan orang yang dikasihinya itu, daripada takut akan hukuman. (Namun demikian, orang haruslah memiliki rasa takut yang sehat pada hukuman karena dosa, meskipun hal ini bukan menjadi faktor yang memotivasi orang untuk mengasihi Tuhan.)<br /><br /><br />Karunia takut akan Allah menghantar orang pada kesempurnaan terutama kebajikan akan pengharapan: manusia menghormati Tuhan sebagai Tuhan, percaya pada kehendak-Nya dan mempercayakan hidupnya dalam tangan-Nya. Di samping itu, ia rindu untuk bersatu dengan Tuhan selamanya di surga. Karunia ini juga merupakan landasan bagi karunia-karunia yang lain. Seperti ditegaskan dalam Kitab Suci, “Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.” (Mzm 112:1) dan “Awal kebijaksanaan ialah ketakutan akan Tuhan.” (Sir 1:14).<br /><br /><br />Kedua, karunia ini juga menyempurnakan kebajikan akan penguasaan diri, yang rindu untuk mempergunakan segala sesuatu dengan bijaksana, dan sepantasnya, serta tidak berlebihan, khususnya yang mendatangkan kesenangan-kesenangan duniawi. Dengan akal sehat dalam terang iman, penguasaan diri mengendalikan hasrat. Penguasaan diri berhubungan dengan karunia takut akan Allah karena kesadaran dan rasa hormat orang akan kekudusan Tuhan mendorongnya sebagai ciptaan untuk memuliakan Tuhan dengan menguasai diri dalam segala tindakan dan keinginan. Sebagai contoh, kemurnian merupakan suatu kebajikan akan penguasaan diri yang menghormati kebaikan seksualitas diri sendiri, kekudusan perkawinan, dan kekudusan cinta kasih dalam perkawinan; orang yang digerakkan oleh karunia takut akan Allah berjuang untuk hidup murni karena Tuhan adalah pencipta dari segala kebajikan itu dan dengan hidup demikian ia mendatangkan kemuliaan serta puji-pujian bagi-Nya.<br /><br /><br />Dengan karunia takut akan Allah, orang dihantar pada KARUNIA KESALEHAN: “guna menghaturkan sembah sujud kepada Tuhan terutama sebagai Bapa kita dan berhubungan dengan semua orang sebagai anak-anak dari Bapa yang sama.” Di sini, orang menyatakan rasa hormat pada Tuhan sebagai Bapa yang penuh belas kasihan, serta menghormati sesama sebagai anak-anak Tuhan terutama karena memang begitu mereka adanya. Dengan demikian, karunia kesalehan menyempurnakan kebajikan akan keadilan, memampukan orang untuk memenuhi segala kewajibannya kepada Tuhan dan sesama; ia tidak hanya dimotivasi oleh keadilan yang harus ditegakkan, tetapi juga oleh hubungan cinta kasih yang dialaminya bersama sesama. Sebagai contoh, kita mentaati sepuluh perintah Allah bukan hanya karena perintah-perintah itu sendiri, melainkan karena kasih kita kepada Bapa Surgawi dan kasih kita kepada saudara serta saudari dalam Tuhan.<br /><br /><br />KARUNIA PENGENALAN adalah karunia yang memampukan orang “untuk menilai dengan benar dalam hal kebenaran iman sesuai dengan dasar dan prinsip-prinsip dari kebenaran yang telah dinyatakan.” Di bawah bimbingan Roh Kudus, akal budi manusia membuat penilaian yang benar atas barang-barang duniawi dan hubungan antara benda-benda tersebut dengan kehidupan kekal dan kesempurnaan Kristiani. Dengan demikian, karunia ini merupakan suatu pencerahan khusus, yang memampukan orang untuk menyadari kesia-siaan barang duniawi bagi diri mereka sendiri sehingga barang-barang tersebut tidak menjadi penghalang bagi persatuannya dengan Tuhan. Pada saat yang sama, karunia pengenalan memampukan orang untuk melihat melalui karya ciptaan, Tuhan yang menjadikan semuanya. Karenanya, daripada menganggap karya ciptaan sebagai penghalang persatuan dengan Tuhan, jiwa memandangnya sebagai sarana persatuan dengan Tuhan. Dengan demikian, orang melihat bagaimana memanfaatkan karya ciptaan dengan benar dan bahkan dengan cara yang kudus. Lagipula, karunia ini menimbulkan dalam diri orang rasa iman, sensus fidei, artinya orang memiliki insting ilahi tentang ya atau tidaknya sesuatu. Misalnya tentang suatu devosi, apakah sesuai dengan iman atau tidak, meskipun ia tidak pernah mengenyam pendidikan teologi secara formal. Karunia ini menimbulkan beberapa efek yang sungguh bermanfaat bagi pengudusan jiwa: introspeksi diri, memampukan orang melihat keadaan jiwanya; lepas dari kelekatan terhadap hal-hal materi; dan rasa sesal atas penyalahgunaan barang-barang materi atau apabila barang-barang tersebut telah menjadi penghalang hubungannya dengan Tuhan. St. Thomas mengajarkan bahwa karunia pengenalan menghantar orang pada kesempurnaan kebajikan akan iman, tetapi berhubungan juga dengan kesempurnaan kebajikan akan kebijaksanaan, keadilan dan penguasaan diri.<br /><br /><br />Dengan KARUNIA KEPERKASAAN, orang dapat “mengatasi persoalan-persoalan atau menanggung derita dan sengsara dengan kekuatan dan keperkasaan yang dianugerahkan Tuhan.” Sama seperti karunia-karunia yang lain, karunia keperkasaan bekerja atas dorongan Roh Kudus, dan memberikan kekuatan kepada orang untuk melawan yang jahat serta bertekun demi kehidupan kekal. Karunia ini menghantar keutamaan keperkasaan pada kesempurnaan, mengisinya dengan energi, ketekunan dan ketangkasan. Lagipula, karunia ini mendatangkan kepercayaan akan keberhasilan dalam kebajikan. Sebagai contoh, St. Maximilianus Kolbe tidak hanya memiliki keperkasaan yang mengagumkan dalam bersegera menawarkan nyawanya sebagai ganti nyawa orang lain dan menanggung kematian yang mengerikan, tetapi juga kepercayaan bahwa ia akan berhasil mengatasi kekuasaan si jahat dan memperoleh kehidupan kekal. Terakhir, karunia keperkasaan memampukan orang untuk mengamalkan kebajikan-kebajikan lain dengan gagah berani, untuk menderita dengan tabah dan penuh sukacita, untuk mengatasi segala suam-suam kuku dalam melayani Tuhan.<br /><br /><br />KARUNIA NASIHAT adalah karunia “untuk membangkitkan ketaatan dan pasrah diri orang pada nasihat Tuhan dalam segala tindakannya demi mencapai kekudusan dan keselamatan.” Terutama, karunia nasihat memampukan orang untuk menilai tindakan pribadi sebagai baik dan harus dilakukan, atau sebagai jahat dan harus dihindari. Nasihat dibuat sesuai pandangan pribadi akan kekudusan dan tujuan akhir rohaninya. Oleh karenanya, karunia ini mendorong orang untuk bertanya kepada dirinya sendiri, “Apakah tindakan ini menghantar pada kekudusan? Apakah tindakan ini menghantar ke neraka?”<br /><br /><br />Jelaslah, karunia nasihat berhubungan dengan kebajikan akan kebijaksanaan; namun demikian, jika kebajikan akan kebijaksanaan bekerja sesuai dengan akal budi dalam terang iman, karunia nasihat bekerja di bawah bimbingan Roh Kudus. Sebagai konsekuensinya, nasihat yang diberikan mungkin tidak akan dapat dijelaskan dengan akal sehat. Sebagai contoh, teladan St. Maximilianus Kolbe, suatu tindakan pengorbanan diri yang sedemikian itu bagi orang lain merupakan tindakan yang benar dilakukan, tetapi tidak sesuai dengan jalan pikiran akal sehat yang normal yang menggerakkan orang untuk mempertahankan diri dan bukannya mengorbankan diri.<br /><br /><br />Juga, karunia nasihat membantu orang menghadapi situasi genting. Sebagai contoh, melalui karunia nasihat, Roh Kudus membantu orang yang sedang menghadapi dilema akan perlunya menjaga rahasia dengan kewajiban mengatakan kebenaran. Karunia nasihat membantu kebajikan akan kebijaksanaan, dan mengarahkannya pada kesempurnaan. Karunia ini juga mendatangkan banyak manfaat: memelihara suara hati yang baik, menyediakan solusi dalam menghadapi situasi-situasi sulit dan tak terduga, serta membantu memberikan nasihat kepada orang-orang lain, terutama dalam hal kekudusan dan keselamatan pribadi.<br /><br /><br />KARUNIA PENGERTIAN adalah karunia “untuk memberikan pengertian dan pemahaman mendalam akan kebenaran ilahi dalam iman, bukan sebagai pencerahan sementara, melainkan sebagai intuisi tetap.” Dengan pencerahan akal budi terhadap kebenaran, Roh Kudus membantu orang untuk mengerti kebenaran iman dengan mudah dan mendalam, serta memahami kedalaman kebenaran-kebenaran tersebut. Karunia pengertian tidak hanya membantu dalam memahami kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakan, tetapi juga kebenaran-kebenaran alamiah sejauh mereka berhubungan dengan akhir hidup rohani. Kualitas terpenting dari karunia ini adalah “memahami intuisi” - dalam beberapa hal menjangkau yang tak nampak. Karunia ini, yang memberikan pemahaman akan kebenaran-kebenaran iman, bekerja dalam beberapa cara: menyingkapkan makna tersembunyi dalam Kitab Suci; mengungkapkan makna simbol-simbol dan bilangan (seperti St. Paulus memandang Kristus sebagai pemenuhan akan batu karang dalam kisah Keluaran yang memancarkan air untuk melegakan dahaga bangsa Israel (1Kor 10:4); menunjukkan tangan Tuhan yang berkarya dalam hidup manusia, bahkan dalam peristiwa-peristiwa yang paling misterius atau penuh persoalan hidup (misalnya penderitaan); dan mengungkapkan kebenaran rohani yang tersembunyi di balik peristiwa-peristiwa (misalnya pemahaman akan misteri kurban Kristus dalam ritual Misa). Karunia ini menghantar kebajikan akan iman pada kesempurnaan. Karenanya, St. Thomas mengatakan, “Dalam hidup ini, apabila mata rohani dimurnikan oleh karunia pengertian, orang dapat dengan suatu cara tertentu melihat Tuhan” (Summa theologiae II-II, q. 69, a. 2, ad. 3).<br /><br /><br />Yang terakhir dari ketujuh karunia adalah KARUNIA KEBIJAKSANAAN yaitu “untuk menilai dan mengatur segala sesuatu sesuai dengan norma-norma ilahi dan dengan kewajaran yang memancar dari persatuan kasihnya dengan Tuhan.” Roh Kudus membantu mengkontemplasikan perkara-perkara ilahi, memampukan orang untuk bertumbuh dalam persatuan mesra dengan Tuhan. Dengan karunia kebijaksanaan, bahkan suatu “jiwa yang tak berpendidikan” dapat memiliki pengetahuan ilahi yang sangat mendalam. Sebagai contoh, St. Theresia dari Liseux tidak memiliki pendidikan formal dalam teologi, namun demikian ia memiliki kebijaksanaan dalam mengenal jalan-jalan Tuhan; oleh karena alasan ini, ia digelari Pujangga Gereja.<br /><br /><br />Sementara karunia kebijaksanaan membantu mengkontemplasikan perkara-perkara ilahi, karunia ini juga mendukung praktek kebijaksanaan praktis. Karunia kebijaksanaan menerapkan ilham-ilham Tuhan untuk menilai baik perkara-perkara duniawi maupun ilahi. Karenanya, karunia ini mengarahkan tindakan-tindakan manusia agar sesuai dengan yang ilahi.<br /><br /><br />Karunia kebijaksanaan mendatangkan banyak manfaat: dengan karunia ini orang akan melihat serta mengevaluasi segala hal - baik sukacita ataupun dukacita, kegembiraan ataupun penderitaan, keberhasilan ataupun kegagalan - dari sudut pandang Tuhan, serta menerima semuanya dengan ketabahan. Dengan kebijaksanaan, segala hal, bahkan yang terburuk sekalipun, dipandang sebagai memiliki nilai rohani. Misalnya, karunia kebijaksanaan memberikan penghargaan kepada kemartiran. Di sini, orang diangkat melampaui kebijaksanaan dunia ini, dan tinggal dalam kasih Allah. Sebab itu, karunia kebijaksanaan mendatangkan kesempurnaan cinta kasih.<br /><br /><br />Karunia-karunia Roh Kudus tak diragukan lagi merupakan karunia-karunia yang teramat penting bagi kekudusan dan keselamatan kita. Setiap umat Kristiani yang dibaptis dan dikuatkan dalam Krisma sepatutnya memohon dengan sangat kepada Roh Kudus untuk mengobarkan karunia-karunia ini dalam jiwanya. Bapa Suci kita, Paus Yohanes Paulus II mengatakan, “Dengan karunia-karunia dan kualitas seperti ini, kita siap sedia menghadapi segala macam tugas dan cakap mengatasi segala macam kesulitan.”<br /><br /><br />Doa Mohon Ketujuh Karunia Roh Kudus<br /><br /><br />* Fr. Saunders is dean of the Notre Dame Graduate School of Christendom College in Alexandria and pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls.<br /><br />sumber : “Straight Answers: Gifts of the Holy Spirit” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2001 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com<br /><br />Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”<br /><br />Sumber : <a href="http://yesaya.indocell.net/id551.htm">Question</a> </div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-91123658398878272272009-02-04T19:16:00.000-08:002009-02-04T19:19:02.311-08:00Karunia-karunia Roh Kudus<div align="center">Sabda Hidup (April-Juni 2004)<br /><strong>Karunia-karunia Roh Kudus<br />(The Gifts Of The Holy Spirit)</strong><br /><br />Topik tentang Karunia Roh Kudus merupakan salah satu topik Alkitab yang sulit. Karena itulah tidak heran jikalau banyak pengertian atau interpretasi yang keliru tentang topik ini terlebih di kalangan denominasi. Dalam belajar setiap topik Alkitab janganlah kita terlebih dahulu memihak pendapat seseorang. Hal itu akan mengakibatkan kita menutup pintu pikiran kita untuk menerima pendapat yang lain. Bukan berarti tidak boleh kita membaca dan memegang pendapat atau ide orang lain, silakan tetapi pendapat tersebut mestinya harmonis dengan Firman Tuhan. Sebab itu himbauan saya agar kita mempunyai hati yang terbuka dan belajar bersama lewat tulisan ini.<br />Berbicara tentang karunia-karunia Roh, saya akan membahas beberapa hal di bawah ini:<br />1. Jenis-jenis karunia Roh dan artinya.<br />2. Tujuan mengapa karunia-karunia Roh itu diberikan.<br />3. Bagaimana cara untuk memperoleh karunia-karunia Roh itu.<br />4. Durasi (jangka waktu berlakunya karunia Roh itu).<br /><br /><br />Jenis-jenis Karunia Roh Kudus dan Artinya<br /><br />Berdasarkan 1 Korintus 12:7-11, kita dapat mengetahui adanya sembilan jenis karunia Roh Kudus yaitu:<br />1. Berkata-kata dengan hikmat.<br />Kata hikmat adalah Sofias dalam bahasa Yunani yang berarti hikmat atau kecerdasan. Hikmat yang demikian inilah yang diminta Salomo dari Allah sehingga dia mampu untuk menyelesaikan perkara dua orang perempuan sundal yang memperebutkan seorang anak (1Raja-raja 3:16-28). Yesus menubuatkan tentang penderitaan dan penganiayaan yang akan menimpa murid-muridNya sehingga Dia berkata Apabila kamu diperhadapkan kepada pemimpin-pemimpin jangan kuatir sebab Roh Kudus yang akan mengatakan perkataan-perkataan yang akan kamu ucapkan (Matius 10:28). Pada masa infansi gereja itu tentu hikmat atau kecerdasan untuk mengarahkan gereja itu sangat dibutuhkan terlebih apabila dilihat dari sisi para penolak-penolak kekristenan yaitu orang-orang Yahudi dan kafir. Tanpa mendapat hikmat dari Allah maka para rasul tidak akan dapat memberikan solusi pada masalah yang dihadapi oleh Jemaat abad pertama yaitu adanya sikap pandang rupa dalam memberikan kebajikan kepada janda-janda dengan melalaikan janda-janda keturunan Gerika (Kisah rasul 6).<br /><br />2. Berkata-kata dengan Pengetahuan.<br />Kata pengetahuan dalam hal ini berasal dari kata Gnoseos (bahasa Yunani) yang dapat berarti pengetahuan atau mengingat-ingat. Roh Kudus memberikan kemampuan bagi orang percaya untuk mengingat perkara-perkara yang telah dikatakan oleh Yesus pada saat bersama-sama dengan mereka. Hal itu sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh Yesus yang akan dilakukan Roh Kudus apabila Roh Kudus turun (Yohanes 14:26) “...... ialah akan mengajarkan kepadamu segala perkara itu dan akan mengingatkan kamu segala sesuatu yang Aku sudah katakan kepadamu.” Allah tidak ingin agar FirmanNya itu dilupakan begitu saja melainkan Dia menginginkan agar firmanNya itu tetap disimpan didalam hati setiap orang yang percaya (Kolose 3:16-17).<br /><br />3. Karunia untuk Menyembuhkan.<br />Dalam Kisah Rasul 3, Lukas menuliskan penyembuhan seorang timpang yang dilakukan Petrus dan Yohanes pada pintu gerbang Bait Allah yang bernama Pintu Elok. Dalam ayat 6 Petrus berkata agar didalam nama Yesus orang tersebut dapat berjalan. Selanjutnya didalam ayat 7 dikatakan seketika (segera) itu juga dia berjalan dan tidak hanya itu saja melainkan dia juga meloncat sebagai tanda bahwa dia sembuh total. Petrus tidak harus teriak-teriak didalam nama Yesus lalu kelumpuhan itu berangsur-angsur pulih seperti yang dilakukan semua orang-orang yang mengatakan dirinya dapat melakukan penyembuhan. Karunia penyembuhan bukan semata-mata bertujuan untuk menyembuhkan orang-orang sakit. Karena jikalau demikian Paulus selayaknya telah menyembuhkan Teropimus yang ditinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus (2 Timotius 4:20). Mengapa dia tidak menyembuhkan padahal dia dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit? Karena karunia penyembuhan itu bukan menjadi tanda kepada orang percaya melainkan kepada orang yang tidak percaya.<br /><br />4. Karunia Iman.<br />Karunia iman ini ditujukan kepada cara bagaimana seseorang itu percaya yaitu dengan mendengarkan firman Allah (Roma10:17) tentunya firman yang disampaikan langsung oleh Roh Kudus terhadap seseorang. Dalam tulisannya Paulus berkata “Roh Kudus berkata” (1 Timotius 4:1 ; Ibrani 3:7). Ini berarti bahwa adakalanya Roh Kudus berbicara langsung terhadap seseorang Kristen yang menjadikan iman orang itu semakin bertambah.<br /><br />5. Karunia Mengadakan Mujizat.<br />Dalam teks ini kata mujizat berasal dari kata Yunani yaitu Dunaneon yang berarti kuasa atau kekuatan. Kata dunaneon ini biasanya ditujukan kepada ledakan yang maha dasyat tetapi juga ditujukan kepada suatu tindakan yang maha menakjubkan karena bersifat diluar kekuatan normal (supranatural). Kekuatan yang demikian hanya dimiliki oleh Allah. Nikodemus percaya kepada Sabda Kristus sesudah dia melihat mujizat (Yohanes 3:1, 2). Simon tukang sihir juga percaya kepada Pilipus sesudah dia melihat mujizat (Kisah Rasul 8:13).<br /><br />6. Karunia bernubuat.<br />Dalam teks ini kata bernubuat adalah Propheteia yang berarti; 1. Menyatakan hal-hal yang pasti akan terjadi pada hari yang akan datang. 2. Ditujukan untuk mengajar. Dalam teks ini arti bernubuat cenderung ditujukan kepada tindakan seseorang yang mengajarkan firman Allah sesuai dengan apa yang dinyatakan Roh Kudus kepadanya. Hal itu dengan jelas digambarkan Paulus dalam 1 Korintus 4:4, 29-31.<br /><br />7. Karunia untuk Membedakan Roh.<br />Karunia seperti ini ditujukan kepada karunia yang dimiliki seseorang untuk membedakan pengajaran. Dalam 1 Yohanes 4:1, 2 Yohanes menasehatkan orang Kristen abad pertama untuk menguji roh (pengajaran), tentu mereka harus mendapat karunia Roh agar dapat melakukannya.<br /><br />8. Karunia Bahasa Roh.<br />Ditujukan kepada kemampuan seseorang berbicara dalam bahasa asing yang tidak pernah dipelajari sebelumnya. Hal itu dikaruniakan Roh Kudus kepada orang-orang tertentu agar pemberitaan injil itu tidak terkendala hanya karena bahasa. Contoh yang tepat untuk ini terdapat pada Kisah Rasul 2:1-8.<br /><br />9. Karunia untuk mengartikan Bahasa Roh.<br />Ditujukan kepada karunia yang dimiliki seseorang untuk mengartikan maksud firman Allah yang disampaikan oleh seseorang yang mendapatkan karunia bahasa Roh dan bukan berarti menterjemahkan.<br /><br />Tujuan Karunia Roh Kudus<br /><br />Karunia-Karunia Roh Kudus diberikan oleh Roh Kudus dengan tujuan tertentu, dan tujuan itu dapat dibagi dalam tiga bagian besar yaitu:<br />1. Bertujuan untuk meneguhkan Sidang Jemaat (1 Korintus 14:2). Paulus berkata dalam Roma 10:17 bahwa iman itu timbul oleh sebab mendengar Firman Allah yang dilakukan Allah dengan memberikan karunia Roh Kudus yaitu bernubuat (mengajar) firman Allah. Sebagai hasil pengajaran itu Sidang Jemaat akan semakin teguh didalam iman. Sebaliknya jikalau Roh Kudus tidak memberikan karunia bernubuat kepada seseorang dari anggota jemaat, maka pengajaranpun tidak ada dan sebagai akibatnya iman atau keyakinan Jemaat itupun jadi rapuh dan mengarah kepada gaya hidup duniawi serta mengikuti ajaran-ajaran yang kontradiksi dengan firman Allah.<br /><br />2. Bertujuan untuk meneguhkan individu.<br />Allah sangat peduli terhadap perorangan maupun kelompok. Untuk meneguhkan iman seseorang itu Roh Kudus mengaruniakan:<br />Iman - tentu melalui perkataan yang dikatakan langsung oleh Roh Kudus itu kepada yang bersangkutan. Paulus mendengar Roh Kudus berbicara kepadanya secara langsung, 1 Timotius 4:1, “.... Roh Kudus berkata dengan jelasnya ....” Hal ini tentu akan menjadi nilai plus bagi seseorang yang mengalami hal yang demikian yang kemudian akan menjadikan imannya semakin kuat.<br /><br />3. Untuk meneguhkan firman Allah.<br />Objek pemberitaan firman Allah yang memerlukan karunia Roh ini adalah orang-orang yang tidak percaya. Jikalau mereka sudah melihat sesuatu yang menakjubkan diluar dari kemampuan manusia (kekuatan supranatural) maka umumnya mereka akan percaya. Nikodemus percaya kepada Yesus Kristus sesudah melihat mujizat yang dilakukan oleh Yesus (Yohanes 3:1, 2). Dalam Markus 16:15-20 Yesus menyuruh murid-muridNya untuk memberitakan Injil. Yesus mengetahui bahwa pemberitaan itu akan kurang mendapat respon apabila tidak disertai tanda-tanda ajaib, Itulah sebabnya dalam ayat 20 dikatakan bahwa tanda-tanda ajaib itu meneguhkan pemberitaan mereka. Hasil yang pertama dari pemberitaan yang disertai dengan mujizat terdapat dalam Kisah Rasul 2:1-41, yaitu dibaptiskannya kira-kira 3000 orang yang percaya setelah mereka melihat mujizat Allah.<br /><br />Cara Untuk Menerima Karunia Roh Kudus<br /><br />Dalam Alkitab Perjanjian Baru kita mendapat informasi bahwa ada dua cara untuk menerima karunia-karunia Roh itu. Yang pertama adalah melalui baptisan Roh Kudus. Sebelum kenaikanNya ke surga, Yesus telah berpesan kepada rasul-rasul itu agar tidak meninggalkan Yerusalem karena mereka akan menerima janji Allah, dimana Yohanes membaptiskan dengan air tetapi mereka akan dibaptis dengan Roh Kudus (Lukas 4:48; Matius 3:11; Kisah Rasul 1:4, 5). Selanjutnya dalam Kisah Rasul pasal dua dinyatakan bahwa pada hari raya Pentakosta yang pertama sesudah kebangkitan Kristus, rasul-rasul dipenuhi dengan Roh Kudus yang memenuhi tempat mereka berhimpun yang turun menyerupai lidah api. Sebagai hasilnya rasul-rasul penuh dengan Roh Kudus (baptisan Roh Kudus) dan mendapat salah satu karunia Roh yaitu berkata-kata dalam bahasa lain. Hal yang sama juga dialami oleh keluarga Kornelius. Ketika Petrus menyampaikan Firman Allah, Roh Kudus turun ke atas sekalian orang yang mendengar (Kornelius dan kaum keluarganya) (Kisah Rasul 10:24), persis seperti yang terjadi pada Kisah Rasul 2:1-4. "Dapatkah seorang menegahkan air itu daripada membaptiskan orang yang sudah menerima Roh Kudus sama seperti kami ini?" (Kisah Rasul 10:47). Sebagai konsekuensi kejadian tersebut, keluarga Kornelius berbicara di dalam berbagai-bagai bahasa sehingga orang-orang yang datang dengan Petrus-pun heran dan berkata bahwa Allah-pun mencurahkan RohNya kepada orang kafir yang juga adalah penggenapan nubuatannya di dalam Yoel 2:28-30.<br /><br />Kemudian cara yang ke-dua adalah dengan penumpangan tangan rasul. Orang-orang yang mendapat tumpangan tangan rasul akan mendapat karunia Roh Kudus. Tentu penumpangan itu bukan atas kemauan rasul itu sendiri melainkan Roh Kudus, “Tetapi sekaliannya itu dikerjakan oleh Roh yang Satu itu juga dengan membahagi-bahagi kepada masing-masing, sebagaimana kehendak-Nya” (1 Korintus 12:11).<br />Contohnya: (1) Kisah Rasul 6:1-5, salah satu dari tujuh saudara yang dipilih itu melakukan tanda-tanda mujizat di Samaria sebagai konsekuensi tumpangan tangan rasul. (2) Kisah Rasul 19:1-7, orang Kristen di Efesus mendapat tumpangan tangan dari Paulus dan mereka bernubuat dan berkata-kata dalam berbagai bahasa.<br />Orang-orang yang mendapat tumpangan tangan rasul tidak dapat menumpangkan tangan ke atas orang lain sehingga orang tersebut mendapat karunia Roh. Hal itu menjadi penyebab sehingga Petrus dan Yohanes harus turun ke Samaria untuk menumpangkan tangan ke atas orang-orang yang telah dibaptis pada waktu mendengarkan khotbah Pilipus yaitu salah seorang diantara tujuh orang yang mendapat tumpangan tangan dari rasul pada Kisah Rasul 6. Sesudah semua rasul dan orang-orang yang mendapat tumpangan tangan dari rasul meninggal, maka karunia-karunia Roh berhenti.<br /><br />Jangka waktu (durasi) berlakunya Karunia Roh Kudus<br /><br />Satu hal yang perlu kita ingat bila kita berbicara tentang masa berlakunya karunia-karunia Roh Kudus yaitu bahwa Allah selalu merencanakan pekerjaanNya dengan teratur. Maksudnya ialah bahwa dalam pekerjaanNya Dia telah menetapkan; (1) Kapan pekerjaan itu dimulai; (2) Bagaimana memulai; (3) Apa yang dibutuhkan (diperlukan) untuk memulai dan menindak-lanjuti; (4) Berapa dan apa harga yang harus dibayar; (5) Berapa-lama pekerjaan itu akan berlangsung. Semua hal-hal di atas dapat dikaji dengan jelas dan nyata di dalam penciptaan alam semesta, dimulai pada hari pertama dan berakhir pada hari ke-enam, selanjutnya kesinambungan kehidupan di dalam alam semesta terjadi secara alami. Contoh yang lain adalah dalam pemberian hukum. Pada mulanya Allah memberikan hukumNya kepada kepala-kepala keluarga yang dikenal dengan zaman Bapa-bapa (zaman Patriakh). Zaman (periode) ini berakhir pada zaman Yakub (hukum tersebut mengikat non Yahudi ketika Allah memberikan hukum Taurat bagi orang Yahudi melalui Musa) di gunung Sinai. Hukum inilah yang dilakukan oleh Kornelius (Kisah Rasul 10) sehingga doa dan amal serta rasa takutnya kepada Allah diperkenankan Allah. Dalam hal ini pada waktu Allah memberikan hukumNya kepada bangsa Israel (Yahudi) maka non Yahudi diikat oleh hukum yang diberikan pada zaman Bapa-bapa, tetapi ini hanya untuk periode tertentu, yang kita tahu bahwa kedua hukum itu berakhir pada waktu Yesus disalibkan (Efesus 2:15, 16) dan kemudian lahirlah hukum yang baru yaitu hukum Kristus (Galatia 3:27, 28; 1 Korintus 9:28, “.... aku takluk dibawah hukum Kristus ....”).<br /><br />Hukum Taurat sudah berakhir dan tidak lagi mengikat manusia, dimulai pada hari Pentakosta yang pertama sesudah kebangkitan Kristus (hukum Taurat itu hanya bersifat sementara, Galatia 3:23-25). Jikalau hukum Taurat itu masih mengikat dan dapat menyelamatkan manusia, mengapa Paulus yang dahulu disebut Saul meninggalkan ritual-ritual yang diperintahkan di dalam hukum Taurat dan dibaptiskan untuk jalan keampunan dosa yang tidak pernah diperintahkan didalam hukum Taurat? Karena periode hukum Taurat dan prinsip yang diberikan pada zaman Bapa-bapa sudah berakhir maka siapa saja yang mencoba untuk mendapatkan (mencari) keselamatan melalui salah satu hukum tersebut tidak mendapat bagian di dalam pengorbanan Kristus (Galatia 4:4, 5; Kisah Rasul 17:30).<br /><br />Rasul-rasul dan Sidang jemaat bertangung-jawab untuk memberitakan Injil itu yang merupakan kuasa Allah untuk menyelamatkan manusia (Efesus 3:10; Kisah Rasul 8:3, 4; Roma 1:16). Yesus mengetahui batas kemampuan murid-muridNya dalam mengemban misi ini, yaitu kemampuan untuk mengingat segala perkataan yang dikatakan Yesus dan juga ketidak-yakinan orang-orang yang mendengarkan pengajaran Injil itu. Untuk mengantisipasi hal ini Yesus berjanji bahwa Bapa akan mengutus Roh Kudus untuk mengajarkan dan mengingatkan segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Yesus kepada mereka (Yohanes 14:26), tentu dengan memberikan karunia-karunia Roh. Tetapi sistim itu hanya bersifat temporer (sementara). Paulus berkata di dalam 1 Korintus 13:8-10 bahwa:<br /><br />1. Kasih tiada berkesudahan tetapi nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti dan pengetahuan akan lenyap.<br /><br />2. Tiga jenis karunia Roh di atas merupakan wakil dari enam karunia Roh lainnya yang di dalam istilah Theologia disebut Sinokdoke. Hal itu berarti jikalau satu saja berakhir dari karunia Roh itu, maka yang lainpun ikut berakhir.<br /><br />3. Paulus menyatakan alasan mengapa karunia-karunia Roh itu berlaku - yaitu karena pengetahuan mereka tidak lengkap dan nubuat (pengajaran) mereka tidak sempurna. Paulus mengatakan ke dua hal di atas tidak sempurna adalah karena ditujukan kepada mtode untuk mendapatkan pengetahuan dan untuk usaha menyampaikan pengajaran - dimana mereka tergantung dengan ilham atau karunia Roh Kudus itu. Sekalipun mereka berhasrat untuk memberitakan tetapi jikalau mereka tidak mendapat ilham, maka mereka tidak berbuat apa-apa, “.... Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya” (1 Korintus 12:11). Dan di dalam 1 Korintus 14:1-31 dengan jelas Paulus mengatakan kepada kita bahwa karunia itu diberikan kepada seseorang tentu sesuai dengan keinginan dan kualitas kehidupan rohani seseorang.<br /><br />4. Paulus mengatakan waktu berakhirnya karunia Roh itu yaitu apabila yang sempurna itu tiba. Kata sempurna di dalam teksnya di dalam bahasa Yunani yaitu to teleion - yaitu sebuah kata benda yang berjenis kelamin netral. Alkitab berada di dalam jenis kelamin yang sama, jadi kemungkinannya adalah apabila kitab itu sudah sempurna atau sudah lengkap dan tertulis yang dapat dipakai sebagai kanon pengajaran dan prilaku (aksi) maka karunia-karunia Roh Kudus itu tidak lagi berlaku. Barang siapa yang mengaku bahwa dia mendapat salah satu karunia Roh itu, maka dia hanya berupaya untuk menipu orang (2 Tesalonika 2:8, pengajar palsu datang dengan tanda-tanda mujizat palsu), yang harus berteriak-teriak sampai parau agar orang lumpuh bisa perlahan-lahan berdiri lalu lumpuh lagi yang sangat berbeda dengan mujizat Allah lewat Petrus hambaNya (Kisah Rasul 3:1-8). Petrus hanya berbicara serta menegakkan dia berdiri dan yang lumpuh itupun berdirilah dan meloncat-loncat pada saat Petrus berkata berdiri dan tidak lumpuh lagi serta mengikut Petrus dan Yohanes. Kesimpulan<br /><br />Sebelum bayi berjalan dengan kedua kakinya, dia merangkak dengan bantuan ke-dua tangannya. Tetapi apabila dia sehat dan bertumbuh dengan baik jadilah dia balita. Dia tidak mempergunakan tangannya lagi untuk merangkak melainkan dengan gagahnya dia berlari kian kemari dengan kedua kakinya. Roh Kudus menjadi pembimbing bagi orang Kristen pada abad pertama pada masa infansi gereja itu dengan cara melengkapi gereja itu dengan berbagai-bagai karunia sesuai dengan yang Dia inginkan. Walau demikian Roh Kudus dalam waktu yang bersamaan juga mengilhami orang-orang tertentu untuk menuliskan firman Allah yang selanjutnya akan dipakaiNya sebagai sarana untuk membimbing orang Kristen. Karunia- karunia Roh Kudus hanya bersifat temporer dan bukan untuk selama-lamanya, yang berakhir ketika firman Allah itu sudah tertulis dengan sempurnanya dan orang -orang yang mendapat tumpangan rasul itu meninggal.<br /><br />Pustaka acuan:<br />1. Barclay M. Newman Jr., Kamus Yunani-Indonesia, P.T. BPK. Gunung Mulia<br />2. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi II 1991, Balai Pustaka.<br />3. Kurt Aland, Matthew Black, The Greek New Testament, edisi III, 1983, United Bible Sociaties<br /><br /><br /><br />Sumber : <a href="http://www.tftwindo.org/livingwords/LW16.htm">Question </a></div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-74284354156491800732009-02-01T02:10:00.000-08:002009-02-01T02:16:06.376-08:00The Baptism of The Holy Spirit<strong>The Baptism of The Holy Spirit </strong><br /><br />WHAT IT IS * WHAT IT DOES FOR YOU * HOW TO RECEIVE IT<br /><br />BIBLICAL BACKGROUND<br /><br />"All scripture is given by inspiration of God, and is profitable for doctrine, for reproof, for correction, for instruction in righteousness, that the man of God may be complete, thoroughly equipped for every good work" (II Timothy 3:16, 17).<br /><br />"Now concerning spiritual gifts, brethren, I do not want you to be ignorant" (1 Corinthians 12:1).<br /><br />"Even as the testimony to Christ was confirmed among you - so that you are not lacking in any spiritual gift, as you wait for the coming of our Lord Jesus Christ" (1 Corinthians 1:6,7).<br /><br />Baptism Unto Life<br />Baptism Into The Body Of Christ<br /><br />Baptizer -- Holy Spirit<br /><br />Element -- Body of Christ<br /><br />Purpose -- Newness of Eternal<br /><br />Evidence -- Fruits of the Spirit<br /><br />"For by one spirit we were all baptized into one body - whether Jews or Greeks, whether slaves or free - and have all been made to drink in one spirit" (1 Corinthians 12:13).<br />"For you are all sons of God through faith in Christ Jesus. For as many of you as were baptized into Christ have put on Christ" (Galatians 3:26,27).<br /><br /><br /><br />Baptism Unto Power<br />Baptism In The Holy Spirit<br /><br />Baptizer -- Jesus<br /><br />Element -- Holy Spirit<br /><br />Life Purpose -- Power to Witness<br /><br />Evidence -- Gifts of the Holy Spirit<br /><br />John answered, saying, to all "I indeed baptize you with water; but one mightier than I is coming, whose sandal strap I am not worthy to loose. He will baptize you with the Holy Spirit and fire" (Luke 3:16).<br />And John bore witness, saying, "I saw the Spirit descending from heaven like a dove, and he remained upon him. I did not know him, but he who sent me to baptize with water said to me, "Upon whom you see the Spirit descending, and remaining on him, this is he who baptizes with the Holy Spirit." And I have seen and testified that this is the Son of God" (John 1:32-34)!<br /><br /><br />OLD TESTAMENT PROPHECY CONCERNING BAPTISM IN THE HOLY SPIRIT:<br /><br />"For it is with stammering lips and another tongue he will speak to this people, to whom he said, "This is the rest with which you may cause the weary to rest," and "This is the refreshing"; yet they would not hear" (Isaiah 28:11-12).<br /><br />NEW TESTAMENT FULFILLMENT OF THIS PROPHECY:<br /><br />"In the law it is written: "With men of other tongues and other lips I will speak to this people; and yet, for all that, they will not hear me" (1 Corinthians 14:21).<br /><br />OLD TESTAMENT PROPHECY CONCERNING BAPTISM IN THE HOLY SPIRIT:<br /><br />"And is shall come to pass afterward that I will pour out my Spirit on all flesh; your sons and your daughters shall prophesy, your old men shall dream dreams, your young men shall see visions. And also on my menservants and on my maidservants I will pour out my Spirit in those days" (Joel 2:28-29).<br /><br />NEW TESTAMENT FULFILLMENT OF THIS PROPHECY:<br /><br />"But this is what was spoken by the prophet Joel: "And it shall come to pass in the last days, says God, that I will pour out my Spirit on all flesh; your sons and your daughters shall prophesy, your young men shall see visions, your old men shall dream dreams. And on my menservants and on my maidservants I will pour out my Spirit in those days; and they shall prophesy" (Acts 2:16-18).<br /><br />NEW TESTAMENT PROPHESY:<br /><br />"John answered them, saying "I baptize with water, but there stands one among you whom you do not know. It is He who, coming after me, is preferred before me, whose sandal strap I am not worthy to loose." These things were done in Bethabara beyond the Jordan, where John was baptizing. The next day John saw Jesus coming toward him, and said, "Behold! The Lamb of God who takes away the sins of the world!" This is He of whom I say 'After me comes a man who is preferred before me, for he was before me.' I did not know Him; but that He should be revealed to Israel, therefore I came baptizing with water. And John bore witness, saying, "I saw the Spirit descending from heaven like a dove, and He remained upon Him. I did not know Him, but he who sent me to baptize with water said to me, "Upon whom you see the Spirit descending, and remaining on Him, this is He who baptizes with the Holy Spirit." And I have seen and testified that this is the Son of God" (John 1:26-34).<br /><br />Verse 29, John refers to Jesus as the Lamb of God that takes away the sin of the world for salvation.<br /><br />Verse 33, John refers to Jesus as the one that would baptize with the Holy Spirit.<br /><br />"I indeed baptize you with water unto repentance, but /he who is coming after me is mightier than I, whose sandals I am not worthy to carry. He will baptize you with the Holy Spirit and fire" (Matthew 3:11).<br /><br />"And he preached, saying, "There comes One after me who is mightier than I, whose sandal strap I am not worthy to stoop down and loose. I indeed baptized you with water, but He will baptize you with the Holy Spirit" (Mark 1:7,8).<br /><br />"John answered, saying to all, "I indeed baptize you with water; but One mightier than I is coming, whose sandal strap I am not worthy to loose. He will baptize you with the Holy Spirit and fire" (Luke 3:16).<br /><br />Jesus emphasized the importance of being baptized in the Holy Spirit.<br /><br />"And being assembled together with them, He commanded them not to depart from Jerusalem, but to wait for the Promise of the Father, "which, He said, "you have heard from Me; for John truly baptized with water, but you shall be baptized with the Holy Spirit not many days from now" (Acts 1:4,5).<br /><br />Jesus gave us the purpose for being baptized in the Holy Spirit.<br /><br />"But you shall receive power when the Holy Spirit has come upon you; and you shall be witnesses to me in Jerusalem, and all Judea and Samaria, and to the end of the earth" (Acts 1:8).<br /><br />The baptism of the Holy Spirit is not for the purpose of cleansing from sin, but for the purpose of empowering for service.<br /><br />The 120 met in the upper room for the outpouring of the Holy Spirit, men and women. "These all continued with one accord in prayer and supplication, with the women, and Mary, the mother of Jesus, and with his brethern." (Acts 1:14)<br /><br />"Then the Day of Pentecost had fully come, they were all with one accord in one place. And suddenly there came a sound from heaven, as of a rushing mighty wind, and it filled the whole house where they were sitting. Then there appeared to them divided tongues, as of fire, and one sat upon each of them. And they were all filled with the Holy Spirit and began to speak with other tongues, as the Spirit gave them utterance" (Acts 2:1-4).<br /><br />Receiving the Holy Spirit upon conversion and being baptized in the Holy Spirit are two separate and distinct experiences. The disciples received the Holy Spirit on the day of Christ's resurrection for the New Testament experience of salvation. At this moment the disciples passed from Old Testament salvation to New Testament Salvation.<br /><br />"So Jesus said to them again, "Peace to you! As the Father has sent me, I also send you." And when He had said this, He breathed on them, and said to them, "Receive the Holy Spirit" (John 20:21,22)<br /><br />Fifty days later they received the baptism of the Holy Spirit in the upper room. Jews then came to Jerusalem for the feast of Pentecost, heard the 120 speaking, declaring the wonders of God in their own national languages. Others could not understand them and said they were drunk.<br /><br />"But Peter, standing up with the eleven, raised his voice and said to them, "Men of Judea and all who dwell in Jerusalem, let this be known to you, and heed my words. For these are not drunk, as you suppose, since it is only the third hour of the day. But this is what was spoken by the prophet Joel: 'And it shall come to pass in the last days, says God, That I will pour out of My Spirit on all flesh; your sons and your daughters shall prophesy, your young men shall see visions, your old men shall dream dreams. And on My menservants and on My maidservants I will pour out My Spirit in those days; and they shall prophesy" (Acts 2:14-18).<br /><br />"Then Peter said to them, "Repent, and let every one of you be baptized in the name of Jesus Christ for the remission of sins; and you shall receive the gift of the Holy Spirit. For the promise is to you and to your children, and to all who are afar off, as many as the Lord our God will call" (Acts 2:38,39).<br /><br />So after repenting and receiving Christ as Savior, you are eligible to receive the baptism in the Holy Spirit. Peter denied Christ three times before receiving the baptism in the Holy Spirit, but on the day of Pentecost he had power and boldness to preach to the multitudes and 3000 were born again. Philip, one of the early deacons, went down to Samaria and had a city-wide revival. People were healed and demons were cast out. People received Christ as Savior and were baptized in water.<br /><br />"But when they believed Philip as he preached the things concerning the kingdom of God and the name of Jesus Christ, both men and women were baptized. Then Simon himself also believed; and when he was baptized he continued with Philip, and was amazed, seeing the miracles and signs which were done. Now when the apostles who were at Jerusalem heard that Samaria had received the word of God, they sent Peter and John to them, who, when they had come down, prayed for them that they might receive the Holy Spirit. For as yet He had fallen upon none of them. They had only been baptized in the name of the Lord Jesus. Then they laid hands on them, and they received the Holy Spirit. And when Simon saw that through the laying on of the apostles' hands the Holy Spirit was given, he offered them money, saying, "Give me this power also, that anyone on whom I lay hands may receive the Holy Spirit." But Peter said to him, "Your money perish with you, because you thought that the gift of God could be purchased with money! "You have neither part nor portion in this matter, for your heart is not right in the sight of God" (Acts 8:12-21).<br /><br />So here again, we see that receiving the Holy Spirit upon conversion and being baptized in the Holy Spirit are two separate and distinct experiences. The Speaking in tongues is inferred because Simon saw something and offered money.<br /><br />We have Paul receiving Jesus on the road to Damascus. He often referred to the Damascus Road experience as his conversion experience. However, he did not receive the baptism in the Holy Spirit until three days later when Ananias laid hands on him.<br /><br />"And Ananias went his way and entered the house; and laying his hands on him he said, "Brother Saul, the Lord Jesus, who appeared to you on the road as you came, has sent me that you may receive your sight and be filled with the Holy Spirit" (Acts 9:17).<br /><br />Nothing is mentioned about Paul speaking in tongues here, but in 1 Corinthians 14:18 Paul says "I thank God that I speak in tongues more than you all."<br /><br />Ten years after Pentecost, we find Cornelius, a Gentile military man, had an angelic visitation and was told to send servants to Peter so that he could come and share with him the plan of salvation. Jews were forbidden to associate with Gentiles; so God had to deal with Peter with visions from heaven. After this, the servant came to his door. The Holy Spirit told Peter to go with them, because they had been sent by the Holy Spirit. Cornelius invited his relatives and friends to hear Peter preach on the plan of salvation.<br /><br />"The word which God sent to the children of Israel, preaching peace through Jesus Christ He is Lord of all that word you know, which was proclaimed throughout all Judea, and began from Galilee after the baptism which John preached: how God anointed Jesus of Nazareth with the Holy Spirit and with power, who went about doing good and healing all who were oppressed by the devil, for God was with Him. And we are witnesses of all things which He did both in the land of the Jews and in Jerusalem, whom they killed by hanging on a tree. Him God raised up on the third day, and showed Him openly, not to all the people, but to witnesses chosen before by God, even to us who ate and drank with Him after He arose from the dead. And He commanded us to preach to the people, and to testify that it is He who was ordained by God to be Judge of the living and the dead. To Him all the prophets witness that, through His name, whoever believes in Him will receive remission of sins. While Peter was still speaking these words, the Holy Spirit fell upon all those who heard the word. And those of the circumcision who believed were astonished, as many as came with Peter, because the gift of the Holy Spirit had been poured out on the Gentiles also. For they heard them speak with tongues and magnify God. Then Peter answered, Can anyone forbid water, that these should not be baptized who have received the Holy Spirit just as we have? And he commanded them to be baptized in the name of the Lord. Then they asked him to stay a few days." (Acts 10:36-48).<br /><br />The household of Cornelius received Christ as Savior and the baptism in the Holy Spirit immediately after being born again. We find in verse 46 that they spoke in tongues and magnified God. This got Peter in trouble. He was admonished by the Jews in Jerusalem, and Peter had to explain why he went.<br /><br />"Then the Spirit told me to go with them, doubting nothing. Moreover these six brethren accompanied me, and we entered the man's house. And he told us how he had seen an angel standing in his house, who said to him, 'Send men to Joppa, and call for Simon whose surname is Peter, 'who will tell you words by which you and all your household will be saved.' And as I began to speak, the Holy Spirit fell upon them, as upon us at the beginning. Then I remembered the word of the Lord, how He said, 'John indeed baptized with water, but you shall be baptized with the Holy Spirit.' If therefore God gave them the same gift as He gave us when we believed on the Lord Jesus Christ, who was I that I could withstand God? When they heard these things they became silent; and they glorified God, saying, "Then God has also granted to the Gentiles repentance to life" (Acts 11:12-18).<br /><br />About 20 Years after Pentecost, Paul went to Ephesus.<br /><br />"And it happened, while Apollos was at Corinth, that Paul, having passed through the upper regions, came to Ephesus. And finding some disciples he said to them, "Did you receive the Holy Spirit when you believed?" So they said to him, "We have not so much as heard whether there is a Holy Spirit." And he said to them, "Into what then were you baptized?" So they said, "Into John's baptism."<br />Then Paul said, "John indeed baptized with a baptism of repentance, saying to the people that they should believe on Him who would come after him, that is, on Christ Jesus." When they heard this, they were baptized in the name of the Lord Jesus. And when Paul had laid hands on them, the Holy Spirit came upon them, and they spoke with tongues and prophesied. Now the men were about twelve in all" (Acts 19:1-7).<br /><br />It would have been pointless for Paul to ask, "Have you received the Holy Spirit since you believed?", if believers automatically receive the baptism in the Holy Spirit when they believe on Jesus as Savior. When Paul laid hands on them, they spoke in tongues and prophesied. We see from scripture that every time someone was baptized in the Holy Spirit, they received their prayer language to praise God. It is entirely different from the gift of tongues in a church service that is to be interpreted.<br /><br />What does the baptism in the Holy Spirit do for you?<br /><br />You speak to God.<br /><br />"For he who speaks in a tongue does not speak to men but to God, for no one understands him; however, in the spirit he speaks mysteries" (1 Corinthians 14:2).<br /><br />You are edified or charged up spiritually.<br /><br />"He who speaks in a tongue edifies himself, but he who prophesies edifies the church" (1 Corinthians 14:4).<br /><br />"But you, beloved, building yourselves up on your most holy faith, praying in the Holy Spirit," (Jude 1:20).<br /><br />You are to pray --- sing in your prayer language.<br /><br />"For if I pray in a tongue, my spirit prays, but my understanding is unfruitful. What is the conclusion then? I will pray with the spirit, and I will also pray with the understanding. I will sing with the spirit, and I will also sing with the understanding" (1 Corinthians 14:14,15).<br /><br />"Let the word of Christ dwell in you richly in all wisdom, teaching and admonishing one another in psalms and hymns and spiritual songs, singing with grace in your hearts to the Lord" (Colossians 3:16)<br /><br />"speaking to one another in psalms and hymns and spiritual songs, singing and making melody in your heart to the Lord," (Ephesians 5:19).<br /><br />When you put on the armor of God, you are instructed to pray in your prayer language.<br /><br />"Finally, my brethren, be strong in the Lord and in the power of His might. Put on the whole armor of God, that you may be able to stand against the wiles of the devil. For we do not wrestle against flesh and blood, but against principalities, against powers, against the rulers of the darkness of this age, against spiritual hosts of wickedness in the heavenly places. Therefore take up the whole armor of God, that you may be able to withstand in the evil day, and having done all, to stand. Stand therefore, having girded your waist with truth, having put on the breastplate of righteousness, and having shod your feet with the preparation of the gospel of peace; above all, taking the shield of faith with which you will be able to quench all the fiery darts of the wicked one. And take the helmet of salvation, and the sword of the Spirit, which is the word of God; praying always with all prayer and supplication in the Spirit, being watchful to this end with all perseverance and supplication for all the saints" (Ephesians 6:10-18).<br /><br />When you don't know how to pray properly about a situation, you can pray in the Spirit.<br /><br />"Likewise the Spirit also helps in our weaknesses. For we do not know what we should pray for as we ought, but the Spirit Himself makes intercession for us with groanings which cannot be uttered. Now He who searches the hearts knows what the mind of the Spirit is, because He makes intercession for the saints according to the will of God" (Romans 8:26,27).<br /><br />You may be used in the gifts of the Spirit.<br /><br />"Now concerning spiritual gifts, brethren, I do not want you to be ignorant: you know that you were Gentiles, carried away to these dumb idols, however you were led. Therefore I make known to you that no one speaking by the Spirit of God calls Jesus accursed, and no one can say that Jesus is Lord except by the Holy Spirit. There are diversities of gifts, but the same Spirit.<br />5 There are differences of ministries, but the same Lord. And there are diversities of activities, but it is the same God who works all in all. But the manifestation of the Spirit is given to each one for the profit of all: for to one is given the word of wisdom through the Spirit, to another the word of knowledge through the same Spirit, to another faith by the same Spirit, to another gifts of healings by the same Spirit, to another the working of miracles, to another prophecy, to another discerning of spirits, to another different kinds of tongues, to another the interpretation of tongues. But one and the same Spirit works all these things, distributing to each one individually as He wills" (1 Corinthians 12:1-11).<br /><br />The baptism in the Holy Spirit is the rest and refreshing promised in Old Testament prophesy, promised by Isaiah hundreds of years before Pentecost.<br /><br />Your prayer language is a permanent gift, but the gifts of the Holy Spirit are supernaturally given to individuals as the Spirit wills; so we cannot claim any permanent gifts of the Holy Spirit.<br /><br />You may be used in a church in a ministry gift.<br /><br />"And God has appointed these in the church: first apostles, second prophets, third teachers, after that miracles, then gifts of healings, helps, administrations, varieties of tongues. Are all apostles? Are all prophets? Are all teachers? Are all workers of miracles? Do all have gifts of healings? Do all speak with tongues? Do all interpret? But earnestly desire the best gifts. And yet I show you a more excellent way" (1 Corinthians 12:28-31).<br /><br />The 13th chapter of Corinthians shares with us that the more excellent way to use the gifts is with love.<br /><br />Your prayer language may be a language of men or of angels. When you have a group of people singing in the Spirit, it sounds like an angelic choir.<br /><br />Many people use verses 8-10 of this chapter to say that the gifts passed away when the New Testament was completed. "That which is perfect has come" refers to the return of Jesus when the gifts will not be needed anymore.<br /><br />Many people are ignorant of the history of the church down through the ages.<br /><br />Historical Background of the church:<br /><br />Many writings of the early church fathers are available to us today, sharing about the gifts of the Spirit in their ministries and in the churches. Tertullian, Hilary, Cyril, Basil, Gregory, Nazianzus, John of Apamea, Joseph Hazzaya and others down through the centuries. St. Augustine , the great Catholic bishop from 396-430 A.D., near the end of his life, wrote in his famous work The City of God, "We shall do what the apostles did when they laid hands on the Samaritians and called down the Holy Spirit on them by the laying on of hands. It is expected that new converts speak with new tongues."<br />The eleventh edition of Encyclopedia Britannica, Volume 27, pages 9,10 states that speaking in tongues recurs in Christian revivals of every age. It names many groups from the different ages.<br /><br />In 1906 we had the Azusa Street, California revival that spread worldwide. From this revival, many Pentecostal denominations were formed. Then in the 1970's and the 1980's the Charismatic renewal broke out in all major denominational churches.<br />David Barrett's World Christian Encyclopedia gives an estimate of 523,700,000 as the Pentecostal / Charismatic Christian World population (Second Edition, Oxford, 2000).<br /><br />How to receive the infilling or baptism in the Holy Spirit:<br /><br />You must be born again Christian.<br /><br />"Then Peter said to them, "Repent, and let every one of you be baptized in the name of Jesus Christ for the remission of sins; and you shall receive the gift of the Holy Spirit. For the promise is to you and to your children, and to all who are afar off, as many as the Lord our God will call" (Acts 2:38,39).<br /><br />It is administered by Jesus.<br /><br />"John answered, saying to all, "I indeed baptize you with water; but One mightier than I is coming, whose sandal strap I am not worthy to loose. He will baptize you with the Holy Spirit and fire" (Luke 3:16).<br /><br />The baptism in the Holy Spirit is a gift received by faith.<br /><br />"that the blessing of Abraham might come upon the Gentiles in Christ Jesus, that we might receive the promise of the Spirit through faith" (Galatians 3:14).<br /><br />"But without faith it is impossible to please Him, for he who comes to God must believe that He is, and that He is a Rewarder of those who diligently seek Him" (Hebrews 11:6).<br /><br />We receive by asking.<br /><br />"Now this is the confidence that we have in Him, that if we ask anything according to His will, He hears us. And if we know that He hears us, whatever we ask, we know that we have the petitions that we have asked of Him" (1 John 5:14,15).<br /><br />"So I say to you, ask, and it will be given to you; seek, and you will find; knock, and it will be opened to you. For everyone who asks receives, and he who seeks finds, and to him who knocks it will be opened. If a son asks for bread from any father among you, will he give him a stone? Or if he asks for a fish, will he give him a serpent instead of a fish? Or if he asks for an egg, will he offer him a scorpion? If you then, being evil, know how to give good gifts to your children, how much more will your heavenly Father give the Holy Spirit to those who ask Him!" (Luke 11:9-13).<br /><br />God the Father gave (poured out) the Holy Spirit on the day of Pentecost once and for all. Therefore it is not a matter of God giving you the Holy Spirit, but rather you receiving what God has already given. Now pray to receive the Gift that God has already given to the believer.<br /><br />Pray the prayer of faith:<br /><br />Dear Lord Jesus: I thank you that you shed your blood on Calvary's cross for my sins. I ask for forgiveness for my sins and I do acknowledge you as my Lord and Savior. I ask you to baptize me in the Holy Spirit. I claim by faith the baptism in the Holy Spirit right now. Thank you Jesus, Amen.<br /><br />Now, begin to praise Jesus, but not in your language. You will be using your vocal chords and lips and you will be speaking as on the day of Pentecost, but the Holy Spirit will be giving you a new language to praise God. You will have another hot line to heaven with which to pray and praise the Lord.<br /><br />Start reading the book of Acts and 1 Corinthians, chapters 12, 13, and 14. The Word and Jesus will become more real in the coming weeks. When the enemy comes with thoughts in your mind, resist him with the Word of God and pray in the Spirit.<br /><br />If you have any questions, contact Brad Smith<br /><br />Paul Smith, Pastor Brad Smith's father, authored this document. His life was dedicated to ministering to those believers seeking to receive the Baptism and the fulfillment that this immersion in the Holy Spirit brings to one's personal life and ministry.<br /><br />Home<br /><br />Maranatha!<br /><br />Sumber : <a href="http://www.theholyspirit.com/HolySpiritBaptism.asp">Question</a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-1637726982550263772009-02-01T02:02:00.000-08:002009-02-01T02:10:27.492-08:00Knowing the Person of the Holy Spirit<div><div><div><strong>Knowing the Person of the Holy Spirit</strong><br /><br /><br /><br />The Holy Spirit is a part of the Holy Trinity with the Father and Son. In the Old Testament the Hebrew word<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP4xcT_ddylIWZLivU-fLPgv_-4KRQ6voN1yj4Flhs3qgx8LPYlRla7qqR5YZJBiv238GfxrZiSvS7y8hOHt0pQikxI4sgSSxjWCNCBtoieCRpJI17lPRmzBeWBXLYkNQIJ4Dh2nMKY2h2/s1600-h/ruwach.jpg"></a></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5297768849207161138" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 32px; CURSOR: hand; HEIGHT: 24px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggEsQitBXcfmEVw-BLrOvKdVWa95PcXiBk2FxA6Bo6cmB6SD4wIpe1XvhpQqAjzh1IZwItlhWaMgjTzc0YVGEwB5-qLiai8wgaIsTxnwMmwM0CrSF5wbUhUzzGWq1bEFv-1hqFk8I42NtY/s400/ruwach.jpg" border="0" /> (ruwach, pronounced roo'-akh) was used when talking about the Spirit. This word literally means WIND, even the wind associated with a BREATHE! In the New Testament the Greek word <img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5297769110303768338" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 68px; CURSOR: hand; HEIGHT: 24px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkXHt0PfEwjW6U9nkeBjeZUHejVaij8tIro3ViWD1z1_B84avHgr2kcWoVkJ-_5sEl2dZNcoehMQe9iq7vs7P8atBE2ZGoZtgAzXTUzfPZeKUlLs657RhrYerfhiV01Qv-DdgYmU7pc1YM/s400/pneuma.jpg" border="0" />(pneuma, pronounced pnyoo'-mah) was used which means the BREATHE or a BREEZE! We can literally think of the Holy Spirit as the "Breathe of God!"<br /><br />Most Christians today understand Jesus the Son, and God the Father as two very distinct Persons within the Godhead; however, there has been much confusion over the identity of the Holy Spirit. Perhaps some of this dates back to the King James translation of the Bible where the word "Spirit" or "Ghost" was used instead of "Breathe" or "Wind" of God. In any case, many people throughout the ages have thought of the Holy Spirit more as a thing than a Person. Nothing could be further from the truth, and in fact as we begin to know the Person of the Holy Spirit we will want to have a closer relationship with Him just as we would the Father or Son.<br /><br />Although the word Trinity is not mentioned in the Bible, we know God is three in one. There are three very distinct Person’s that make up the Godhead. They are all equal in every way.<br /><br />They (The Father, Son and Holy Spirit) are all:<br /><br />Omnipotent – All powerful. Luke 1:35 And the angel answered and said unto her, The Holy Spirit shall come upon you, and the power of the Highest shall overshadow you: therefore also that holy thing which shall be born of you shall be called the Son of God.<br /><br />Omnipresent – At all places at once. Psalms 139:7 Where shall I go from your Spirit? or where shall I flee from your presence?<br /><br />Omniscient – All knowing. 1 Corinthians 2:10 But God has revealed them unto us by his Spirit: for the Spirit searches all things, yea, the deep things of God.<br /><br />Eternal - Hebrews 9:14 How much more shall the blood of Christ, who through the eternal Spirit offered himself without spot to God, purge your conscience from dead works to serve the living God?<br /><br />Equal - Acts 5:3-4 But Peter said, Ananias, why has Satan filled your heart to lie to the Holy Spirit, and to keep back part of the price of the land? While it remained, was it not your own? and after it was sold, was it not in your own power? why have you conceived this thing in your heart? you have not lied unto men, but unto God.<br /><br />The Holy Spirit was part of all things, from the very beginning of scripture to the very end of scripture<br /><br />Genesis 1:1 In the beginning God (elohiym (pronounced el-o-heem') created the heaven and the earth.<br /><br />Elohiym is the plural form of God. Therefore, as scripture was inspired and man began to write the Word, it was evident to the writers that God was made of more than 1 Person but at the same time there was one Godhead.<br /><br />There are many scriptural references that show the coexistence of the the entities within the Trinity<br /><br />Luke 3:22 And the Holy Ghost descended in a bodily shape like a dove upon him, and a voice came from heaven, which said, Thou art my beloved Son; in thee I am well pleased.<br /><br />Here we see the evidence of the Father, Son, and Holy Spirit all mentioned within one verse. We also see the same reference elsewhere in the Gospels.<br /><br />Matthew 3:16-17 And Jesus, when he was baptized, went up straightway out of the water: and, lo, the heavens were opened unto him, and he saw the Spirit of God descending like a dove, and lighting upon him: And lo a voice from heaven, saying, This is my beloved Son, in whom I am well pleased.<br /><br />Mark 1:10-13 And straightway coming up out of the water, he saw the heavens opened, and the Spirit like a dove descending upon him: And there came a voice from heaven, saying, Thou art my beloved Son, in whom I am well pleased. And immediately the Spirit driveth him into the wilderness. And he was there in the wilderness forty days, tempted of Satan; and was with the wild beasts; and the angels ministered unto him.<br /><br />Deuteronomy demonstrates the God Israel served was one Godhead made of a plurity of entities within that Godhead.<br /><br />Deuteronomy 6:4 Hear, O Israel: The LORD (Y@hovah (pronounced yeh-ho-vaw') our God (elohiym) is one LORD (Y@hovah)<br /><br />It is important to understand the Holy Spirit is truly God because of the fact that if we are born again He lives in us.<br /><br />What we allow ourselves to be part of we are inviting God to be part of..<br /><br />1 Corinthians 6:19 What? know ye not that your body is the temple of the Holy Ghost which is in you, which ye have of God, and ye are not your own?<br /><br />Four important principles to remember<br /><br />1) The Holy Spirit is God, but He is a Person, not a force<br /><br />2) We cannot focus on the Holy Spirit too much. Why? What is the Holy Spirit’s mission? To reveal Jesus. What is Jesus mission…to reveal the Father. What about the Father…to send Jesus and the Holy Spirit so we can come to Him. Perfect Harmony. They never had a crisis management meeting in Heaven. They never tried to sit down and work things out. They never had a power struggle amongst themselves.<br /><br />3) The Holy Spirit gives gifts for use in ministry and empowers effective ministry<br /><br />4) The Holy Spirit is a distinct Person within the Godhead, not a force, a thing, or an "it"<br /><br />Qualities that a person has…(a force or thing does not)<br /><br />1) The Holy Spirit has intellect. 1 Corinthians 2:10 But God hath revealed them unto us by his Spirit: for the Spirit searcheth all things, yea, the deep things of God.<br /><br />2) The Holy Spirit has knowledge. 1 Corinthians 2:11 even so the things of God knoweth no man, but the Spirit of God.<br /><br />3) The Holy Spirit has emotions. Ephesians 4:30 And grieve (lupeo (pronounced loo-peh'-o)); to make sad or sorrowful, heavy of heart) not the holy Spirit of God, whereby ye are sealed unto the day of redemption.<br /><br />4) The Holy Spirit has his own will and he makes decisions. Acts 16:6 Now when they had gone throughout Phrygia (pronounced froog-ee'-ah) and the region of Galatia, and were forbidden of the Holy Ghost to preach the word in Asia,<br /><br />5) The Holy Spirit Loves. Romans 15:30 Now I beseech you, brethren, for the Lord Jesus Christ's sake, and for the love of the Spirit, that ye strive together with me in your prayers to God for me;<br /><br />Things only a person would do (a force or thing does not)<br /><br />1) He teaches you things about God and yourself. John 14:26 But the Comforter, which is the Holy Ghost, whom the Father will send in my name, he shall teach you all things, and bring all things to your remembrance, whatsoever I have said unto you.<br /><br />2) He tells the truth. John 15:26 But when the Comforter is come, whom I will send unto you from the Father, even the Spirit of truth, which proceedeth from the Father, he shall testify of me:<br /><br />3) He guides. John 16:13 Howbeit when he, the Spirit of truth, is come, he will guide you into all truth: for he shall not speak of himself; but whatsoever he shall hear, that shall he speak: and he will shew you things to come.<br /><br />4) He convinces. John 16:8 And when he is come, he will reprove the world of sin, and of righteousness, and of judgment:<br /><br />5) He prays for you. Romans 8:26-27 Likewise the Spirit also helpeth our infirmities: for we know not what we should pray for as we ought: but the Spirit Himself maketh intercession for us with groanings which cannot be uttered. And he that searcheth the hearts knoweth what is the mind of the Spirit, because he maketh intercession for the saints according to the will of God.<br /><br />6) He commands. Acts 13:2 As they ministered to the Lord, and fasted, the Holy Ghost said, Separate me Barnabas and Saul for the work whereunto I have called them.<br /><br />The Holy Spirit was on the scene long before the day of Pentecost<br /><br />He moved upon the face of the waters and was the active agent in creation. Jesus was the Word, the Holy Spirit moved.<br /><br />Genesis 1:1 In the beginning God (elohiym el-o-heem') created the heaven and the earth.<br /><br />Genesis 1:2 And the earth was without form, and void; and darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters.<br /><br />Genesis 1:27 So God (elohiym again) created man in his own image, in the image of God created he him; male and female created he them.<br /><br />The Holy Spirit gave us the Word of God. 2 Peter 1:20-21 Knowing this first, that no prophecy of the scripture is of any private interpretation. For the prophecy came not in old time by the will of man: but holy men of God spake as they were moved by the Holy Ghost.<br /><br />The Holy Spirit regenerates our spirit when we accept Jesus Christ into our life. John 3:6 That which is born of the flesh is flesh; and that which is born of the Spirit is spirit.<br /><br />In fact, the Holy Spirit has always worked hand-in-hand with Jesus Christ<br /><br />His Birth - Matthew 1:20 But while he thought on these things, behold, the angel of the Lord appeared unto him in a dream, saying, Joseph, thou son of David, fear not to take unto thee Mary thy wife: for that which is conceived in her is of the Holy Ghost.<br />The life and ministry of Jesus - Luke 4:1 And Jesus being full of the Holy Ghost returned from Jordan, and was led by the Spirit into the wilderness AND… Luke 4:18 The Spirit of the Lord is upon me, because he hath anointed me to preach the gospel to the poor; he hath sent me to heal the brokenhearted, to preach deliverance to the captives, and recovering of sight to the blind, to set at liberty them that are bruised,<br />His death and offering Himself as the perfect sacrifice- Hebrews 9:14 How much more shall the blood of Christ, who through the eternal Spirit offered himself without spot to God, purge your conscience from dead works to serve the living God?<br />The resurrection of Jesus – Actually all 3 members of the Godhead had a part in the resurrection!<br />Father - Ephesians 1:19-20 And what is the exceeding greatness of his power to us-ward who believe, according to the working of his mighty power, Which he wrought in Christ, when he raised him from the dead, and set him at his own right hand in the heavenly places,<br />Son (He had the power to take His own life up again) - John 10:18 No man taketh it from me, but I lay it down of myself. I have power to lay it down, and I have power to take it again. This commandment have I received of my Father.<br />Holy Ghost - Romans 1:4 And declared to be the Son of God with power, according to the spirit of holiness, by the resurrection from the dead:<br />In fact, the main purpose of the Holy Spirit is to tell us about Jesus and Glorify Him. John 16:13-14 Howbeit when he, the Spirit of truth, is come, he will guide you into all truth: for he shall not speak of himself; but whatsoever he shall hear, that shall he speak: and he will shew you things to come. He shall glorify me: for he shall receive of mine, and shall shew it unto you.<br />What All Happened on the Day of Pentecost?<br /><br />Jesus said it was imperative that He go or the Spirit would not be sent<br />Jesus felt it important enough for them to wait until the Spirit came to empower them<br />Jesus own mother needed the baptism of the Holy Spirit to be an effective witness.<br /><br />Sumber : Question </div></div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-50369969688049323372009-02-01T01:50:00.000-08:002009-02-01T01:51:15.711-08:00Karunia-Karunia<strong>Karunia-Karunia</strong><br />Berdoa Dalam Bahasa Roh<br /><br />Berdoa dalam bhs roh merupakan suatu sarana untuk bertumbuh dalam hidup ilahi, yaitu hidup dalam Roh.<br />Karunia doa ini diberikan kepada setiap orang, bahkan kepada yang baru dibaptis, yang belum banyak pengetahuan agamanya serta yang belum dalam imannya. Doa dalam bahasa roh merupakan suatu karunia doa adikodrati yang melampaui perasaan dan akal budi menusia serta berdasarkan iman semata-mata. Doa dalam bahasa merupakan suatu bentuk doa yang lebih tinggi dari doa dalam bahasa kita karena dengan perantaraan iman, doa ini langsung membawa kita kepada Tuhan tanpa keterikatan atau kemelekatan kita terhadap dunia (phisically) seperti gagasan/konsep/pikiran/ide, semua ini masih terikat/melekat pada akal budi kita, jadi masih bersifat secara Fisik. Tapi bila kita berdoa dalam bahasa Roh, maka sudah tidak ada lagi keterikatan atau kemelekatan kita terhadap duniawi ini, karena roh kita berhubungan langsung dengan Roh Tuhan.<br />Karunia-karunia Roh Kudus dibagi 2 peringkat.<br /><br /><br /><br /><br />"Sapta Karunia Roh Kudus" (yesaya 11:2).<br />Karunia-karunia ini bersifat pribadi dan merupakan sarana untuk menyucikan seseorang. Karunia-karunia ini kita terima pada waktu kita mendapat sakramen inisiasi/baptis.<br /><br />"Karunia-karunia karismatik".<br />Karunia-karunia ini dimaksudkan untuk kebaikan jemaat. Karunia-karunia ini merupakan manifestasi atau pernyataan kuasa dan kehadiran Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma untuk kehormatan dan kemuliaan Tuhan serta untuk pelayanan jemaat.<br /><br /><br />Pembagian karunia-karunia Roh Kudus.<br /><br />Menurut Santo Paulus dalam 1 Kor. 12:8-10, ada 9 karunia Roh Kudus yang merupakan pelayanan yang biasa dijumpai dan yang seharusnya ada dalam gereja setempat.<br /><br /><br /><br /><br />Karunia Sabda (Kuasa untuk berkata-kata)<br /><br />Karunia untuk berbicara dalam bahasa roh: orang memberikan pesan dlm sebuah bhs yg tdk dikenalnya untuk jemaat yg hadir (1Kor. 12:10,28)<br /><br />Karunia tafsiran : setelah penggunaan karunia berbicara dlm bhs roh, orang memberikan penafsirannya (1 Kor. 12:10)<br /><br />Karunia nubuat : orang menyampaikan pesan Tuhan dlm bahasanya sendiri untuk komunitas dan individu.contoh :<br />Nubuat Yesus mengenai kematian dan kebangkitan-Nya (Luk.18:31-34)<br />Nubuat agar Abraham mengurbankan Ishak (Kej. 22)<br /><br /><br /><br />Karunia Tanda (kuasa untuk bertindak)<br /><br />Karunia iman : Orang menggunakan kuasa Tuhan tanpa ragu-ragu sedikitpun, orang itu percaya bahwa apa yg didoakan akan terjadi.<br />contoh :<br />Yesus yakin doa-Nya untuk Lazarus dikabulkan oleh Allah Bapa.<br />(Yoh.11:41-44)<br />Nuh membangun bahtera karena iman akan sabda Tuhan (Kej.6)<br /><br />Karunia penyembuhan : untuk kesembuhan baik fisik, jiwa dan roh orang lain.<br />Contoh :<br />Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh.<br />(Kis.3:1-10)<br />Yesus menyembuhkan orang buta. (Yoh.9:1-7)<br /><br />Karunia mukjizat :Penyembuhan seketika atau sekjejap mata atau dalam manifestasi kuasa TUhan yg luar biasa.<br />Contoh :<br />Perubahan air menjadi anggur. (Yoh.2:1-11)<br />Melipat gandakan roti. (Yoh.6:1-15)<br />Membangunkan Dorkas dari mati. (Kis.9:36-43)<br /><br /><br />Karunia Kebijaksanaan :<br /><br />Sabda kebijaksanaan<br /><br />Sabda pengetahuan : Matius 5:1-12 ; Matius 19:1-9<br /><br />Karunia membeda-bedakan Roh : Untuk membedakan apakah itu Roh Kudus atau rohnya sendiri atau roh jahat.<br />contoh : Matius 16:23 ; Matius 9:33<br /><br /><br /><br />Bagaimana untuk mendapatkan karunia-karunia Roh Kudus itu? ya kita harus senantiasa berdoa yg dalam dan hidup sesuai kehendak-Nya; bertindak spt anak kecil, berjalan kemana saja Tuhan membimbing serta tdk takut membuat kesalahan2; kita harus senantiasa rindu akan Tuhan; kita harus selalu memuji-muji Tuhan, memuliakan nama-Nya, menyembah Dia dengan penuh iman, senantiasa mengucap syukur kepada-Nya, selalu memohon dengan tulus dan pasrah, selalu sharing dengan teman2 yg sudah penuh dg iman, berdoa dlam kontemplasi/keheningan/samadhidengan teknik2 meditasi yg benar. Haruslah diingat bahwa karunia-karunia Roh Kudus ini walaupun penuh dengan kuasa, janganlah disamakan dengan kesucian hidup. Karunia-karunia ini berbeda dengan rahmat pengudusan dan bukan suatu tanda kesucian seseorang tetapi hanya merupakan manifestasi yg nyata cinta yg dalam bagi jemaat. Jika penggunaan karunia-karunia ini dengan benar maka akan menghasilkan buah-buah Roh Kudus, ini yg merupakan tanda sejati kesucian hidup.<br /><br />Sumber :<br />A key to Charismatic Renewal in the Catholic Church.<br />Karunia membedakan Roh-Roh Rm. L.Sugiri SJ<br />Bertumbuh dalam karunia-karunia Roh Kudus. Yohanes Indrakusuma, O.Carm<br /><br />Sumber : <a href="http://artikel.sabda.org/karunia-karunia">Question </a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-51790312276705986022009-02-01T01:49:00.001-08:002009-02-01T01:50:13.462-08:00Being Led by the Holy Spirit<strong>Being Led by the Holy Spirit</strong><br />Penulis : DR. David Yonggi Cho<br /><br />Salah satu hal terpenting di dalam pelayanan bukanlah membuat rencana dengan pimpinan Roh Kudus. Meskipun berkali-kali kita merasa perlu untuk memulai suatu rencana atau proyek yang baru, tetapi kita harus menunggu sampai Roh Kudus memimpin kita. Kita harus mengikuti pimpinan Roh Kudus. Apabila Roh Kudus menggerakkan kita untuk melakukan suatu hal tertentu, maka kita harus meninggalkan rencana kita dan mematuhiNya dengan segera.<br /><br />Alkitab membandingkan Roh Kudus dengan �€œangin�€Ã¯Â¿Â½. Hal ini tertulis dalam Yohanes 3:8, �€œAngin bertiup kemana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau kemana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.�€Ã¯Â¿Â½ Oleh karena itu, para pendeta yang sedang melakukan pekerjaan Tuhan harus mengakui pimpinan yang kuat dari Roh Kudus.<br /><br />Namun, kebanyakan para pendeta membuat rencana besar secara detail untuk pelayanan mereka tanpa membicarakannya dulu dan tanpa menaati pimpinan dari Roh Kudus. Ini salah! Rencana yang seperti itu bukan berasal dari inspirasi dan pimpinan Roh Kudus, dan rencana yang seperti itu tidak didukung oleh kekuatan Allah.<br /><br />Tentu saja seorang pendeta harus membuat rencana-rencana untuk pelayanannya. Seorang pendeta juga harus membuat suatu program untuk kebaktian. Tetapi yang terpenting dari semuanya, seorang pendeta harus dipimpin oleh Roh Kudus, ia harus selalu peka terhadap pimpinan Roh Kudus dan tunduk pada pimpinan Roh Kudus. Oleh karena itu, seorang pendeta harus berdoa tanpa henti. Melalui doa, seseorang harus melatih dirinya untuk berkomunikasi dengan Roh Kudus. Seorang pendeta yang tidak melatih dirinya, tidak akan mampu mengenali pekerjaan Roh Kudus sehingga ini akan meminimalisasi keefektifan Roh Kudus.<br /><br />Sebagai hamba Tuhan, kita tidak boleh melupakan Roh Kudus sebagai Partner Senior kita di dalam pelayanan kita. Kita tidak dapat melayani dengan kekuatan kita sendiri. Ketika kita berdiri di belakang mimbar untuk menyampaikan Firman Tuhan, Roh Kudus harus menjadi Tuan kita. Kita harus membiarkan Roh Kudus menyampaikan pesanNya. Ketika pesan itu telah sampai, kita harus menggunakan karunia Roh Kudus. Karunia Roh Kudus yang telah diberikan Tuhan kepada kita harus dibukakan.<br /><br />Selain itu, seorang pendeta harus menyampaikan pesan tersebut dengan penuh urapan diikuti dengan adanya tanda-tanda dari Roh Kudus. Hal ini tertulis dalam Markus 16:17, �€œTanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya.�€Ã¯Â¿Â½ Tanda-tanda akan menyertai pengajaran kita tentang Injil.<br /><br />Kita harus merasakan karunia Roh Kudus. Jika tidak, mujizat tidak akan terjadi. Selain itu, karena karunia Roh Kudus merupakan tanda-tanda yang mengikuti pesan dari Roh Kudus, maka mula-mula kita harus berjalan dalam iman. Jika kita hanya diam, maka Roh Kudus juga akan diam, dan tidak akan ada tanda-tanda yang terlihat. Ketika kita memiliki iman di dalam Tuhan dan terus mempercayai Dia, Roh Kudus akan menolong kita dan tanda-tanda akan mengikuti pelayanan kita.<br /><br />Ada satu alasan mengapa pekerjaan Roh Kudus yang ajaib dan besar tidak terjadi dalam Gereja Tuhan, seperti yang terjadi pada waktu Gereja mula-mula. Hal itu dikarenakan kita tidak bisa menaati Roh Kudus, kita tidak mengenali cara kerjaNya, meskipun Ia sedang menunggu kita dan ingin bekerja bersama kita.<br /><br />Bahkan sekarangpun Tuhan ingin bekerja bersama kita dan membukakan tanda-tanda dari Roh Kudus.<br /><br />Oleh karena itu, seorang pendeta harus memiliki kemampuan rohani untuk mengenali dengan peka cara kerja Roh Kudus.<br /><br />Seperti kita dapat dengan mudah mengenali suara teman-teman kita di telepon, maka kita juga dapat dengan mudah mengenali suara Tuhan apabila kita memiliki hubungan yang dalam dengan Tuhan setiap harinya melalui renungan FirmanNya dan melalui doa doa bersama Roh Kudus.<br /><br />Apabila seorang hamba Tuhan menaati Dia dan dipimpin olehNya, maka pelayanannya akan penuh semangat dan sukses besar.<br /><br />Sumber: Spiritual Leadership For The New Millenium<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://artikel.sabda.org/being_led_by_the_holy_spirit">Question</a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-67000914539235218562009-02-01T01:47:00.002-08:002009-02-01T01:49:10.412-08:00Apakah Kita Semua Harus Berkata-kata Dengan Bahasa Roh?<strong>Apakah Kita Semua Harus Berkata-kata Dengan Bahasa Roh?</strong><br />Penulis : Manfred T. Brauch<br /><br />"Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih daripada itu, supaya kamu bernubuat." 1 Korintus 14:5 Ucapan Paulus dalam 1 Korintus 14:5 dan pembahasan sekitarnya mengenai kehadiran dan fungsi karunia-karunia rohani dalam diri orang-orang beriman telah menimbulkan banyak pertanyaan: Apa kedudukan "bahasa roh" di dalam jemaat? Apakah orang-orang yang telah mendapatkan karunia rohani ini menjadi orang Kristen yang lebih saleh, lebih terbuka terhadap pekerjaan Roh Kudus, dibandingkan mereka yang belum mendapatkannya? Apakah Paulus bermaksud mengatakan bahwa semua orang Kristen harus mendapatkan karunia ini? Atau sebaliknya semua orang harus berpartisipasi dalam pekerjaan nubuat, dan memberikan tempat yang tidak penting untuk "berkata-kata dengan bahasa roh"?<br /><br />Beberapa orang Kristen, atas dasar teks ini dan teks-teks lainnya, merasa lebih tinggi, atau lebih lengkap, karena mereka memiliki karunia bahasa roh, dan bersama-sama Paulus berharap bahwa saudara-saudara seiman mereka dapat memiliki pengalaman yang sama ini. Orang-orang Kristen lainnya, atas dasar teks yang sama, menganggap glossolalia ini (dari bahasa Yunani glossai "lidah") perwujudan dari iman yang primitif dan tidak dewasa, dan menganggap ketiadaan karunia atau pengalaman ini sebagai tanda kedewasaan yang lebih besar. Yang lainnya lagi, melihat iman yang bersemangat dan antusias, dan juga kesaksian dari beberapa orang yang memiliki karunia berkata-kata dengan bahasa roh, merasa bahwa mereka tidak berjalan seiring dengan Roh Allah dan sungguh-sungguh merindukan atau mencari pengalaman Roh yang akan menimbulkan semangat pada iman yang statis.<br /><br />Masalah di atas, yang sedikit banyak sudah ada di sebagian gereja sepanjang sejarah gereja telah muncul kembali akhir-akhir ini dalam sebuah bentuk yang dikenal dengan nama gerakan kharismatik (dari kata bahasa Yunani charisma "karunia"). Karena gerakan ini telah masuk ke dalam semua golongan gereja dan mempengaruhi orang-orang beriman dalam hampir semua tradisi Kristen, kita sangat perlu mengerti ucapan Paulus yang sulit ini.<br /><br />Sebuah definisi singkat tentang istilah-istilah yang digunakan oleh Paulus akan bermanfaat. Dua aktivitas yang dipertentangkan dalam ucapan sulit ini adalah "berkata-kata dengan bahasa roh" dan "bernubuat." Fenomena "bahasa roh" yang dinyatakan oleh Paulus sebagai karunia (bahasa Yunani, karisma) dari Roh Kudus ini (1 Korintus 12-14) harus dibedakan secara jelas dari fenomena yang menyertai pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-12).<br /><br />Dalam Kisah Para Rasul, Roh Kudus memampukan murid-murid Yesus untuk "berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain" (glossai Kisah Para Rasul 2:4, 11) sedemikian rupa sehingga para pendengarnya, yang terdiri dari orang-orang dari berbagai kelompok bahasa di seluruh daerah Yunani Roma, mendengar mereka berbicara mengenai kabar baik tentang Yesus (Kisah Para Rasul 2:6, 8) dalam bahasanya masing-masing (bahasa Yunani, dialekton "dialek/bahasa"). Di sini jelas terjadi pernyataan dan pendengaran yang penuh keajaiban di mana artinya yang jelas terungkap dan diterima pendengar.<br /><br />Penafsiran Paulus tentang fenomena ini juga menunjukkan bahwa hal tersebut harus dimengerti sebagai pernyataan yang jelas tentang kebesaran Allah. Ia mengutip nubuat dalam Yoel 2:28-32, di mana pencurahan Roh Kudus itu menimbulkan nubuat (Kisah Para Rasul 2:17-18).<br /><br />Di Korintus, di pihak lain, fenomena bahasa roh yang dirisaukan Paulus diidentifikasi sebagai "bahasa yang tidak dimengerti": tidak seorangpun mengerti hal ini (1 Korintus 14:2); bahasa itu perlu ditafsirkan jika ingin membangun jemaat (14:5); bahasa ini dikontraskan dengan "kata-kata yang jelas" (14:9, 19) dan "banyak macam bahasa...tidak ada satu pun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti" (14:10); bahasa ini tidak mencakup akal budi (14:14); orang lain tidak tahu apa yang dikatakan (14:16).<br /><br />Paulus membandingkan karunia "bahasa roh" ini dengan karunia "nubuat". Kita harus berhati-hati sejak awal untuk tidak memberikan gagasan yang terbatas pada kata nubuat. Kata ini tidak hanya berarti "meramalkan masa yang akan datang." Nubuat kadang-kadang mencakup unsur peramalan ini (baik di antara nabi-nabi Perjanjian Lama maupun nabi-nabi Kristen), tetapi aspek ini tidak eksklusif ataupun utama. Nabi-nabi Israel terutama menunjukkan Firman Allah pada kenyataan yang sekarang. Ini juga merupakan aspek utama dari pemberitaan Injil dalam kekristenan awal yang mula-mula. Dalam Kisah Para Rasul, nubuat Yoel (bahwa "anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat" Kisah Para Rasul 2:17-18) terpenuhi dalam pernyataan tentang apa yang telah dilakukan Allah dalam Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 2:22-36).<br /><br />Dalam 1 Korintus 11, berdoa dan bernubuat dibicarakan sebagai dua aspek khas dari orang Kristen dalam ibadah jemaat. Doa ditujukan kepada Tuhan, sedangkan nubuat berarti menunjukkan Firman Tuhan kepada jemaat yang beribadah. Dalam 1 Korintus 14:19-33, aktivitas nabi-nabi Kristen diartikan menyampaikan isi wahyu ilahi kepada jemaat demi pengajaran dan dorongan. Tujuan perkataan nabi ini sangat penting daam kontras antara nubuat dengan berkata-kata dalam bahasa roh, yaitu untuk membangun, menasihati, dan menghibur (1 Korintus 14:3).<br /><br />Kita dapat meringkas perbedaan di atas sebagai berikut: Paulus memahami "bahasa roh" sebagai ucapan yang bersemangat dan penuh gairah, tetapi tidak jelas tanpa penafsiran. Tempatnya yang asli dan sesuai adalah dalam doa (1 Korintus 14:2, 16). Ia memahami "nubuat" sebagai pernyataan wahyu yang bersemangat (mungkin mencakup Injil, yaitu tindakan Allah di dalam Kristus, dan pengungkapan yang lebih jauh dari tujuan Allah berdasarkan kejadian itu), yang disampaikan pada gereja dalam bentuk perkataan yang jelas untuk pertumbuhannya yang terus menerus. Dengan latar belakang dan definisi ini kita sekarang siap untuk mengikuti argumentasi Paulus tentang ucapan yang sulit ini.<br /><br />Konteks yang lebih luas terdapat sebelum bab 12-14, di mana Paulus membicarakan masalah-masalah dalam kehidupan masyarakat gereja, khususnya dalam konteks ibadah. Prinsip yang utama dan pokok untuk tindakan Kristen adalah prinsip kemajuan rohani. Semua kehidupan dan tindakan Kristen seharusnya diatur oleh pertanyaan: Apakah ini bermanfaat bagi orang lain? Apakah hal ini menimbulkan keselamatan dan/atau pertumbuhan iman mereka? Apakah ini baik untuk mereka? (1 Korintus 8:1, 9, 13, 9:12, 19-22; 10:23-24, 31-33; 11:21, 33). Prinsip ini terus berlanjut sebagai lintasan pedoman dalam pembahasan Paulus tentang kedudukan dan fungsi karunia rohani dalam 1 Korintus 12-14. Fokus dari pembahasan tersebut adalah manfaat relatif dari "bahasa roh" dan "nubuat" (bab 14). Tetapi Paulus menggunakan "nubuat" untuk membahas apa yang nampaknya merupakan masalah inti di Korintus: sikap meninggikan karunia berkata-kata dengan bahasa roh sedemikian rupa sehingga karunia-karunia lainnya dan juga orang-orang yang memiliki karunia itu diremehkan. Orang-orang yang menggunakan bahasa roh jelas melihat karunia ini sebagai tanda kerohanian yang lebih tinggi.<br /><br />Pandangan semacam ini biasanya muncul secara alamiah di antara sekelompok orang beriman di Korintus yang merasa yakin bahwa mereka telah dibebaskan dari semua hubungan tanggung jawab dan masalah etika praktis (Lihat pembahasan tentang "orang-orang yang tinggi rohani" di Korintus dalam bab 15-17 di atas. Dalam ibadah, orang-orang yang tinggi rohani ini merasa bangga dalam fenomena wahyu sebagai pengesahan terakhir bahwa mereka bebas dari eksistensi yang terikat pada bumi, termasuk kata-kata yang rasional dan jelas. Pertanyaan Paulus kepada mereka dalam hal ini, seperti juga pertanyaan yang lebih awal sehubungan dengan masalah lain, adalah: Bagaimana peranan karunia ini untuk keselamatan atau untuk membangun orang lainnya, dan bukan hanya diri sendiri? (1 Korintus 14:4). Dasar untuk mengatasi masalah ini dijelaskan dengan teliti dalam bab 12-13. Singkatnya, pemikiran Paulus berkembang sebagai berikut: Ada bermacam-macam karunia untuk orang beriman, tetapi semuanya itu berasal dari Roh Allah (1 Korintus 12:4-6). Implikasinya adalah tidak seorang pun memiliki alasan untuk merasa bangga! Perwujudan dari Roh yang satu ini dalam bermacam-macam karunia itu adalah demi kepentingan bersama (1 Korintus 12:7). Jadi, dimilikinya karunia khusus itu bukanlah demi keuntungan pribadi seseorang. Rohlah yang menentukan bagaimana karunia itu dibagikan (1 Korintus 12:11). Karena itu, pemilik dari satu karunia tertentu tidak mempunyai alasan untuk merasa lebih disukai secara khusus atau dalam pengertian tertentu lebih tinggi daripada seseorang yang tidak memiliki karunia yang sama.<br /><br />Rangkaian pemikiran ini kemudian ditunjang oleh gambaran jemaat sebagai tubuh Kristus, yang dibandingkan dengan anggota tubuh manusia yang hidup (1 Korintus 12:12-27). Tujuannya yang utama adalah untuk menyatakan bahwa walaupun ada bermacam-macam orang dan karunia dalam gereja, tidak boleh ada perpecahan; masing-masing bagian harus memperhatikan bagian yang lainnya (1 Korintus 12:25).<br /><br />Setelah menekankan penting dan ab412nya semua anggota tubuh, dan juga karunianya yang bermacam-macam, Paulus kemudian melanjutkan dengan menunjukkan bahwa sehubungan dengan prinsip-prinsip yang membimbing kehidupan dan tindakan Kristen yaitu agar orang-orang lain dapat diselamatkan dan dibangun beberapa panggilan dan karunia lebih utama, lebih mendasar dari yang lain, dan memberikan sumbangan yang lebih langsung dan besar terhadap tujuan itu. Walaupun Paulus memulai daftar panggilan karunia itu dengan cara menyebutkan satu demi satu ("pertama rasul, kedua nabi, ketiga guru" 1 Korintus 14:28), ia tidak melanjutkan penyebutan itu pada daftar karunia yang tersisa. Pelayanan rangkap tiga dari kata itu yaitu kesaksian Rasul yang mendasar bagi Injil, pemberitaan Injil nabi pada gereja, dan pengajaran tentang arti dan implikasi praktis dari Injil jelas merupakan yang utama, sedangkan aktivitas-aktivitas lainnya yang ditandai oleh karunia-karunia itu (1 Korintus 14:28) bersifat tergantung dan sekunder terhadap pelayanan tersebut. Penyebutan bahasa roh di urutan terakhir tidak harus berarti bahwa karunia inilah yang "paling kecil" berdasarkan urutan hirarkisnya (karena kelima karunia itu tidak diberi nomor). Lebih mungkin Paulus menyebutkannya paling akhir karena bagi jemaat yang antusias di Korintus kata ini terletak di paling atas. Tetapi, sudah jelas bahwa "bahasa roh" ini termasuk ke dalam sekelompok karunia yang satu tingkat lebih rendah daripada pelayanan nubuat. Hal ini ditegaskan oleh kalimat penutup Paulus dalam Korintus 12:31, "Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang utama." Dapat diduga dari lanjutannya dalam bab 14 bahwa pemberitaan nabi (khotbah) dan pengajaran adalah "karunia-karunia yang utama" itu.<br /><br />Desakan untuk memperoleh karunia-karunia yang utama diikuti oleh panggilan menuju daya tarik yang lebih besar, "Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi" (1 Korintus 12:31 "jalan yang lebih baik lagi," Alkitab versi RSV). Yang lebih baik lagi daripada berusaha memperoleh karunia-karunia yang lebih utama, menurut Paulus, adalah mengikuti jalan kasih (1 Korintus 13:1).Karena, seperti ditunjukkannya dengan sangat mengesankan di bab 13, karunia yang kecil maupun besar suatu hari akan lenyap. Tetapi kasih abadi. Paulus mungkin mengungkapkan panggilan yang luar biasa terhadap kasih ini karena ia mengetahui bahwa kasih itu secara murni ditujukan kepada orang lain dan akan menjadi kekuatan yang memberi semangat untuk mencari karunia-karunia yang membangun orang lain. Karena itu "kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat" (1 Korintus 14:1). Sekarang kita sudah siap untuk membahas secara khusus hakikat, fungsi, dan manfaat relatif dari bahasa roh dan nubuat (di dalam ucapan yang sulit itu). "Bahasa roh" adalah bahasa hati, yang ditujukan kepada Allah (1 Korintus 14:2). "Nubuat" adalah kata-kata Allah yang ditujukan kepada manusia untuk menasihati dan menghibur (1 Korintus 14:3). "Bahasa roh" pada pokoknya merupakan masalah pribadi; bahasa roh ini membangun diri sendiri. "Nubuat" merupakan masalah umum, nubuat ini membangun jemaat (1 Korintus 14:4).<br /><br />Paulus menegaskan perlunya dimensi pribadi dan juga dimensi umum dari karunia-karunia yang berlawanan tersebut ketika ia mengungkapkan harapannya agar mereka semua memiliki karunia bahasa roh, dan kemudian segera melanjutkan harapan itu dengan harapa yang lebih besar, "tetapi lebih daripada itu, supaya kamu bernubuat" (1 Korintus 14:5). Pengalaman pribadi yang menggairahkan, khususnya dalam keakraban hubungan doa seseorang dengan Allah, tidak seharusnya ditolak ("Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh" 1 Korintus 14:39). Paulus mengetahui nilainya dari pengalaman pribadi (1 Korintus 14:18). Dalam konteks ibadah jemaat sekalipun, bahasa roh ini bisa bermanfaat jika dijelaskan melalui penafsiran (1 Korintus 14:5) sehingga orang-orang lain dapat "dibangun" (1 Korintus 14:16-17). Karena "bahasa roh" itu dikenal sebagai karunia Roh dan diberikan oleh Roh Allah, Paulus dapat mengatakan, "Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh." Ini akan merupakan bukti bahwa Roh bekerja di dalam diri mereka. Walaupun demikian, prinsip pelaksananya (yaitu demi kebaikan orang lain) membawanya tanpa syarat kepada pilihan terhadap pemberitaan nubuat, "Tetapi dalam pertemuan jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, daripada beribu-ribu kata dengan bahasa roh" (1 Korintus 14:19).<br /><br />Analisa ini membawa kita pada ringkasan kesimpulan sebagai berikut: Tidak satupun karunia Roh bersifat mutlak; hanya kasih yang mutlak. Karena itu, memiliki atau menggunakan karunia yang manapun bukan merupakan tanda kedewasaan rohani. Seseorang yang beriman harus terbuka terhadap karunia Roh dan jika mereka menerimanya, mereka harus menggunakannya dengan rasa syukur dan rendah hati. Setiap pencarian karunia tertentu secara sungguh-sungguh harus dipimpin oleh keinginan untuk melibatkan diri dalam membangun jemaat sehingga seluruh umat Allah benar-benar dapat menjadi alternatif ilahi bagi masyarakat manusia yang sudah rusak.<br /><br />Children of Light - Serving with LOVE through FAITH Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia Kol 3:23 Karena bagiku hidup adalah Kristus & mati adalah keuntungan Fil 1:21<br /><br />Sumber: Ucapan Paulus Yang Sulit<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://artikel.sabda.org/apakah_kita_semua_harus_berkata-kata_dengan_bahasa_roh">Question</a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-56742278622313454132009-02-01T01:47:00.001-08:002009-02-01T01:47:50.482-08:00Perubahan Adalah Pekerjaan Roh Kudus<strong>Perubahan Adalah Pekerjaan Roh Kudus</strong><br /><br />Perubahan adalah pekerjaan Roh Kudus, yang menghasilkan sebuah perubahan sikap terhadap Allah dan menciptakan sebuah kapasitas baru untuk mengenal Allah.<br /><br />Engkau tidak dapat memilih hari lahirmu sendiri! Tidak seorangpun pernah mampu melakukan hal itu. Di saat kita hadir di sini, hari lahir kita telah dipilih. Dan, walaupun ilmu pengetahuan kedokteran sudah sedemikian maju, bukanlah hal mudah untuk memilih hari lahir seseorang.<br /><br />Perubahan disebut kelahiran baru. Itu adalah awal kehidupan rohani. Dan sama seperti kehidupan jasmani, engkau tidak bisa memilih hari lahir rohanimu.<br /><br />Orang muda telah sering salah mengerti tentang apa sesungguhnya perubahan itu. Beberapa orang telah mencari pengalaman Jalan ke Damaskus, dengan melupakan bahwa bahkan Paulus membutuhkan tiga tahun menyepi di padang pasir Arabia sebelum dia siap untuk memulai pelayanan publiknya. Pada pihak lain yang ekstrem, mereka tidak yakin apakah mereka telah berubah sama sekali, tetapi berasumsi bahwa mereka pasti telah berubah sejak mereka dibesarkan di dalam gereja. Beberapa orang telah membuat komitmen kepada Kristus, dan ketika mereka tidak menemukan diri mereka mengalami perubahan yang ajaib dalam tabiat pada pagi hari setelah malam pengucapan komitmen itu, mereka berkesimpulan bahwa mereka belum berubah dan menunggu hingga suasana emosional berikutnya untuk mencobanya lagi.<br /><br />Menemukan arti perubahan, kemudian, menjadi luar biasa penting. Perubahan adalah pekerjaan Roh Kudus, dan hal itu menghasilkan sebuah perubahan sikap terhadap Allah. Kapankah anak yang hilang itu berubah? Ketika dia berada di kandang babi. Dan dimanakah anak yang hilang itu berada segera setelah perubahannya? Masih di kandang babi! Beberapa orang biasanya menambahkan pada titik itu, "Tetapi dia tidak tinggal lama di sana." Itu benar. Tetapi apa yang berubah pada saat perubahannya? Yang berubah adalah sikapnya. Dia masih harus melalui perjalanan panjang untuk mencapai rumah bapanya, tetapi sikapnya terhadap bapanya telah melalui sebuah perubahan besar. Dan perubahan sikap itu mempersiapkan jalan untuk perubahan- perubahan yang akan mengikutinya.<br /><br />Perubahan menciptakan kapasitas baru untuk mengenal Allah. Tidak ada seorangpun yang mampu makan atau bernafas untuk dirinya sendiri hingga mereka dilahirkan. Dan sementara dirasakan masih mungkin untuk mempercepat proses perubahan dengan menempatkan dirimu di dalam sebuah suasana rohani, usaha pada kehidupan yang berbakti akan menjadi tidak berarti apa-apa kecuali pekerjan sulit dan membosankan hingga engkau dilahirkan secara rohani. 1 Korintus 2:14 berkata, "Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani."<br /><br />Salah satu mujizat yang dihasilkan Roh Kudus pada saat perubahan adalah menciptakan kapasitas baru untuk mengenal Allah. "Untuk melayani Dia dengan benar, kita harus dilahirkan di dalam Roh Suci. Ini akan menyucikan hati dan memperbarui pikiran, memberikan kita kapasitas baru untuk mengenal dan mengasihi Allah. Tidak masalah jika engkau berasal dari latar belakang atheis atau Kristen sejati, engkau harus dilahirkan kembali untuk dapat melihat kerajaan surga. Yesus berkata kepada Nikodemusi dalam Yohanes 3:3, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah."<br /><br />Dan engkau dapat mengetahui apakah engkau telah berubah atau tidak. Adalah benar bahwa perbedaan perubahan sama seperti mekanisme perbedaan emosional manusia kita, tetapi pengalaman perubahan masih lebih khusus. Sedikit demi sedikit, mungkin secara tanpa disadari oleh penerima, pengaruh yang dibuat cenderung untuk menarik jiwa kepada Kristus. Hal ini mungkin diterima melalui merenungkan tentang Dia, melalui pembacaan Alkitab, atau melalui pendengaran akan firman yang disampaikan pengkhotbah. Tiba-tiba, saat Roh itu datang dengan seruan yang langsung, jiwa itu dengan sukacita menyerahkan dirinya kepada Yesus.<br /><br />Pernahkah "tiba-tiba" itu terjadi terhadapmu? Pernahkah engkau bergantung pada kelakuan baikmu, posisimu di dalam gereja, atau warisan Kristen turun-temurunmu untuk memastikan keselamatanmu? Atau apakah engkau memusatkan perhatianmu pada kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahanmu dan berkesimpulan berdasarkan hal itu bahwa engkau belum pernah berubah? Ketika engkau mengerti apa perubahan itu, engkau dapat mengetahui apakah engkau telah berubah atau belum. Bila anda ingin melihat hal-hal lain yang perlu berubah dalam hidup kita, ikutilah pendalaman Alkitab online - melalui email melalui Dian Ministry dengan mendaftar melalui email admin@dianweb.org dan anda akan mendapatkan seorang pembimbing untuk membantu anda mempelajari firmanNya.<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://artikel.sabda.org/perubahan_adalah_pekerjaan_roh_kudus">Question </a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-1199613503542646432009-02-01T01:45:00.000-08:002009-02-01T01:46:32.832-08:00Menerima Roh Kudus<strong>Menerima Roh Kudus</strong><br />Firman : Yohanes 20:19-23<br /><br />Suatu peristiwa besar terjadi bahkan baru pertama kalinya dialami oleh murid-murid Yesus, dan juga merupakan suatu peristiwa penting dalam Kekristenan, yaitu peristiwa kebangkitan Yesus Kristus. Ada banyak orang tidak mempercayainya, itulah sebabnya mereka berkata, orang Kristen itu adalah seorang yang bodoh sebab menyembah seorang Nabi dan menjadikan-Nya Tuhan, dan mempercayai-Nya telah bangkit dari kematian. Namun sesungguhnya orang Kristen bukanlah orang bodoh, karena Alkitab adalah kebenaran dan telah mencatat bahwa Yesus adalah Tuhan yang telah mati untuk menebus dosa manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. Dalam Kis. 4:12 dikatakan dibawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang olehnya kita dapat selamat selain di dalam nama Yesus Kristus. Dan Ia yang telah mati itu juga telah bangkit, ini berarti membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan.<br /><br />Kita percaya, kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan, dan sekaligus merupakan jaminan untuk kita hidup berkemenangan. Disaat murid-murid-Nya diliputi oleh ketakutan terhadap ancaman orang Yahudi, Yesus datang dan mengurapi mereka dan berkata; terimalah Roh Kudus. Tetapi rasa takut membuat diantara murid-murid Yesus meragukan kebangkitan-Nya (Thomas), hal yang sama sering dialami banyak orang percaya, mereka meragukan kuasa kebangkitan Yesus, karena hatinya telah dikuasai oleh ketakutan, sehingga akibatnya sulit bagi mereka untuk mengalami kuasa pertolongan Tuhan.<br /><br />Sekarang kita pelajari perkara-perkara penting dibalik kalimat yang diucapkan Yesus; Terimalah Roh Kudus:<br /><br /><br /><br />Menerima Roh Kudus adalah kebutuhan mutlak bagi setiap murid Kristus. Ada banyak orang mau mengikuti Yesus tetapi tetap hidup dalam dosa, Mereka mau ikut sejauh Yesus mau tolong dia, berkati dia, lindungi dia, tetapi ia sendiri tidak mau hidup tunduk kepada kehendak Tuhan. Dan seorang murid berbeda dari sekedar seorang pengikut, sebab seorang murid adalah seorang yang mau belajar dan hidup disiplin termasuk disiplin terhadap waktu, itulah sebabnya seorang murid pasti mengalami pertumbuhan. Dan Yesus bukan mencari pengikut tetapi cari murid, Yesus bukan mengutus pengikut tapi mengutus murid. Alkitab mencatat, Roh Kuduslah yang akan mengajarkan kita dalam segala perkara, dan memimpin kita kepada seluruh kebenaran.<br /><br />Menerima Roh Kudus dan menerima Kristus adalah dua pengalaman yang berbeda. Setelah kita terima Kristus maka dengan demikian Roh Kudus sudah ada dalam kita, tapi persoalannya apakah kita mau hidup dipimpin-Nya..?! karena kenyataannya ada di antara orang percaya yang tidak mau hidup dipimpin Roh Kudus. Perbedaan pengalaman penerimaan Roh Kudus dengan menerima Kristus dapat kita bandingkan dengan apa yang dikatakan Paulus di dalam Kis. 19: 1,2. Jadi, penerimaan Kristus terjadi melalui proses pertobatan dan dibaptis selam, sementara proses menerima Roh Kudus terjadi pada peristiwa baptisan Roh Kudus yang dilakukan oleh Yesus sendiri. Dipimpin Roh Kudus mutlak bagi kita, sebab seorang yang tidak dipimpin Roh Kudus betul tahu kebenaran tapi tidak bisa hidup di dalamnya.<br /><br />Menerima Roh Kudus adalah awal memasuki hidup Ilahi (Yehezkiel 37:9). Orang Israel sebetulnya adalah umat yang sedang berjalan (hidup), tapi dihadapan Tuhan mereka seperti tulang-tulang kering (mati), karena bagi Tuhan mereka tidak berarti apa-apa, tidak berguna karena hidup dalam ketakutan. Kemudian Tuhan menghembuskan nafas hidup-Nya yaitu Roh Kudus yang membuat mereka hidup kembali dan menjadi kuat serta berani melangkah di dalam Tuhan. Menerima Roh membuat kita hidup, dan memiliki keberanian, dan hidup dalam buah-buah Roh Kudus (Gal. 5: 22,23), seseorang dapat dikenal melalui buahnya karena itu berbahagialah kita yang memiliki buah-buah Roh Kudus, karena itulah ciri khas kehidupan ilahi.<br /><br />Menerima Roh Kudus bukti bahwa pekerjaan-Nya tidak dapat dibatasi (Yoh. 20:23). Salah satu bukti, Roh Kudus akan memberikan kemampuan bagi kita untuk mengampuni orang lain sehingga karenanya dosa kita juga diampuni Tuhan. Bagi Allah tidak ada perkara yang mustahil, ketika kita menerima Roh Kudus kita dapat mempercayainya, itulah sebabnya orang yang dipimpin Roh Kudus akan berserah sepenuhnya pada pertolongan Tuhan.<br /><br />Kesimpulan<br />Menerima Roh Kudus mutlak, juga merupakan suatu hal yang dijanjikan Tuhan pada kita. Kehadiran Roh Kudus menjadikan kita hidup dalam-Nya, yang kemudian menuntun kita menjadi murid Kristus yang sejati, juga dapat hidup dalam buah-buah Roh yang merupakan ciri khas kehidupan Ilahi, sehingga akhirnya kita dapat mengalami mujizat-mujizat Tuhan. Sebab bagi Allah tidak ada perkara yang mustahil.<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://artikel.sabda.org/menerima_roh_kudus">Question</a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-7153292099839748122009-02-01T01:44:00.000-08:002009-02-01T01:45:34.872-08:00Bagaimana Menerima Pimpinan Roh Kudus<strong>Bagaimana Menerima Pimpinan Roh Kudus</strong><br />Penulis : Rev. Paul Y Chun<br /><br />Bagaimana kita memelihara pimpinan Roh Kudus? Supaya bisa dipimpin oleh Roh Kudus kita harus menyerahkan apa saja yang menghalangi pimpinan Roh Kudus, juga harus membayar harga untuk hal itu dan mau mengambil keputusan untuk berkorban. Orang yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus akan melakukan sesuatu dengan hawa nafsu.<br /><br />Walaupun sesuatu hal yang hendak dilakukan itu penting sekali, tetapi jika Roh Kudus tidak memimpin, hal itu harus diserahkan kemudian mengikuti pimpinan Roh Kudus. Jika orang seperti itu menjadi pemimpin, maka kelompok tersebut dapat mempunyai gerakan dan kehidupan yang penuh semangat. Pada awalnya, gerakan pekerjaan Tuhan tidak diwujudkan oleh seorang pemimpin yang istimewa. Jika setiap pemimpin kelompok dipimpin dan diubah oleh Roh Kudus, maka pekerjaan Tuhan digenapi. Pada saat menerima pimpinan Roh Kudus pelayanan kita dibaharui dan dipenuhi sukacita setiap hari dan mengucap syukur atas kekuatan untuk melakukan kegiatan yang baru dalam kehidupan kita. Selain itu saya berharap dan percaya bahwa pekerjaan Tuhan di dalam kita dilakukan dengan k uasa dan kekuatan yang Tuhan berikan dalam pimpinan Roh Kudus.<br /><br />Bagaimanakah Pimpinan Roh Kudus Itu?<br /><br />Jika demikian, bagaimana mengetahui seseorang menerima Roh Kudus atau tidak? Siapapun mempunyai masalah dalam kehidupan tetapi pada saat masalah itu datang, bagaimana cara menyelesaikannya? Melalui hal ini kita dapat mengetahui apakah seseorang benar-benar dipimpin oleh Roh Kudus atau tidak. Ada orang yang walaupun sudah pergi ke gereja tetapi ketika mendapat masalah masih tetap menyelesaikannya dengan cara, rencana, pikiran, tindakan, dan pengetahuannya sendiri dan apa saja yang dilakukannya. Orang seperti itu belum dipimpin oleh Roh Kudus yang belum sempurna, pada saat timbul masalah walaupun dia mempunyai pikiran, pengetahuan cara sendiri namun dia hanya memakai cara Tuhan. Jika terjadi masalah apakah penyelesaiannya menggunakan cara Tuhan ata u dengan cara sendiri? Cara apa yang akan Anda ikuti sekarang? Saya harap Anda akan mengikuti cara Tuhan dan menjadi orang yang dipimpin oleh Roh Kudus.<br /><br />Contoh Pimpinan Roh Kudus di Dalam Alkitab<br /><br />Untuk dapat mengetahui cara Tuhan. mari kita menyelidikinya dalam Alkitab. Kita bisa mendapatkan ajaran yang baik dari kitab Keluaran. Dalam pasal 33 muncul banyak peristiwa yang dialami oleh orang Israel sehingga berdosa di hadapan Tuhan. Mereka mengeluh terus-menerus kepada Musa dan Tuhan, kemudian mulai menentang Musa. Tuhan berbicara kepada Musa seperti dulu Dia berjanji kepada Israel, yaitu Tuhan akan memimpin mereka ke Kanaan yang berlimpah susu dan madu.<br /><br />Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Pergilah, berjalanlah dari sini, engkau dan bangsa itu yang telah Kupimpin keluar dari tanah Mesir, ke negeri yang telah Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub, demikian: kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ituAku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan akan menghalau orang Kanaan, orang Hamori, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebusyakni ke suatu negeri yang berlimpah susu dan madu. Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan (Kel. 33:1-3)<br /><br />Setelah memperoleh hal yang baik dari hasil tanah, hidup berkelimpahan dan mendapat jawaban doa dari Tuhan, mereka harus tetap berada dalam hadirat Tuhan dan Tuhan harus ada di tempat tersebut. Jika tidak seperti itu maka mereka dapat menderita walaupun mempunyai harta benda yang bisa dipakai untuk memuliakan Tuhan. Jika mereka pergi menghadap Tuhan di tanah yang sudah diberkati, maka mereka akan mempunyai banyak harta benda dan kebudayaan berkembang secara alamiah.<br /><br />Tetapi kenyataannya mereka semakin menderita di dalam hatinya. Tuhan hadir di berbagai kejadian dan kita dapat menikmati hal itu, tetapi umat Israel tidak mengetahuinya. Tujuan mereka hanya ingin masuk ke tanah Kanaan tetapi Musa tetap bergantung kepada Tuhan. “Tuhan, walaupun tanah Kanaan diberkati dengan berlimpah susu dan madu, tanpa Tuhan kami tidak bisa masuk. Saya menjadi puas di dunia ini, jika Tuhan tidak hanya memimpin kami di tanah Kanaan, tetapi sepanjang hidup kami. Tuhan ampunilah dosa kami dan tetaplah bersama kami.<br /><br />Musa mulai berdoa di hadapan Tuhan. Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, Tuhan menyuruhnya meninggalkan semua perhiasan orang Israel yang mereka pakai untuk membuat anak lembu emas. Mereka membuat patung dengan perhiasan mereka, karena mereka berbeban berat dan tidak melihat pimpinan Tuhan. Oleh sebab itu mereka menyembah patung yang mereka pikir akan menyelamatkan mereka dari tanah Mesir. Jikalau mereka masih mempunyai perhiasan, maka kemungkinan masih dapat dipakai untuk membuat patung lagi. Oleh karena itu Tuhan memerintahkan membuang perhiasan itu.<br /><br />Sekarang Musa bertemu dengan Tuhan, bukan di tempat kemah tetapi di luar perkemahan. Di luar perkemahan adalah tempat orang yang mempunyai dosa. Musa bertemu dengan Tuhan di luar perkemahan orang Israel, bukan di tempat kemah pertemuan. Ketika Musa bertemu dengan Tuhan di luar perkemahan, hadirat Tuhan penuh. Pada saat itu Musa berdoa di hadapan Tuhan “Tuhan, apakah Engkau memanggil saya? Orang Israel adalah umat pilihanMu. Tuhan memilih saya bukan? Maka sekarang jika kiranya saya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga saya dan orang Israel mengenal Engkau, supaya saya tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Tentang doa itu Tuhan menjawab, “Aku sendiri akan memimpin engkau.<br /><br />Tuhan hadir dalam setiap masalah, itulah pekerjaan yang Tuhan lakukan.<br /><br />Mengapa Kita Menerima Pimpinan Roh Kudus?<br /><br />Kelompok doa tidak boleh menjadi kumpulan doa semata. Di dalam doa Tuhan hadir dan menjawab pokok-pokok doa dan melakukan pembaharuan. Tuhan beserta dengan Anda dan saya, hal itu dapat terlihat pada saat Tuhan memberikan kekuatan yang baru, memperbaharui iman dan memberikan kekuatan. Tuhan menyatakan kehendak-Nya melalui kita. Doa syafaat bukan tujuan kita, melainkan hadirat Tuhanlah yang menjadi tujuan utama di dalam doa syafaat. Tuhan menyertai dan setelah doa itu dijawab tempat itu juga diberkati oleh Tuhan.<br /><br />Setelah menerima jawaban dan pimpinan Tuhan, pekerjaan dan pemeliharaan Tuhan akan menyertai kita selama-lamanya. Begitu pula dengan peperangan rohani, bukan kita yang berperang dalam peperangan rohani. Yang memimpin peperangan rohani adalah Yesus Kristus yang telah menang di kayu salib. Dia yang telah menghancurkan semua kuasa Setan untuk kemuliaan Bapa dan pada saat kita taat di hadapan Tuhan kita dapat maju dan memproklamirkan kemenangan dalam nama Yesus. Saya harap Anda dapat mempercayai bahwa Tuhan telah memberikan kemenangan di atas kayu salib; kebahagiaan, damai sejahtera dan sukacita.<br /><br />Semua hal rohani itu dipuaskan di dalam hati, sehingga pada saat melakukan peperangan rohani, kita tidak menjadi lelah dan tertekan. Semakin kita berperang, maka semakin besar kebahagiaan dan mujizat iman yang terjadi di dalam kehidupan kita. Juga hati kita megakui pekerjaan Tuhan bahwa Dialah yang melakukan peperangan rohani itu. Tuhan sudah memberikan kemenangan melalui Yesus di kayu salib kepada kita sehingga jika kita menaati Tuhan, maka kita dapat menikmati kebahagiaan dan kagum atas kemenangan itu.<br /><br />Kekalahan dalam peperangan rohani disebabkan gagal dalam kehidupan iman dan ketaatan di hadapan Tuhan. Jika tidak taat di hadapan Tuhan dan tidak mengetahui kehendak-Nya maka kita kalah dalam peperangan rohani. Oleh karena itu menerima pimpinan Roh Kudus sangatlah perlu.<br /><br />Pimpinan Roh Kudus yang Paling Kuat Adalah Hadirat Tuhan.<br /><br />Sekarang kita melihat bagaimana Musa menyelesaikan masalah dengan cara Tuhan. Musa membuang perhiasan dan berdoa dengan mempertaruhkan hidup di hadapan Tuhan. Dia mulai berdoa dengan memegang janji Tuhan dan berkat Tuhan supaya Tuhan memberikan hidup kepadanya. Dia mau menaati jalan Tuhan.<br /><br />Isi doa Musa singkat, “Tuhan bagaimana Engkau memimpin jalanku? Aku ingin mengetahui jalan-Mu lebih dari pada rencanaku dan keinginanku. Aku juga ingin mengetahui bagaimana Tuhan menuntun bangsa Israel masuk ke tanah yang diberkati oleh karena orang Israel. Apa yang harus kami lakukan supaya Tuhan menyertai kami?<br /><br />Zaman ini lebih mengejar sesuatu yang bisa dipegang tangan kita secara nyata daripada hadirat Tuhan yang menyertai kita. Ketika orang lian melihat hal seperti itu mereka kagum dan berkata: Hebat! Tetapi justru sesuatu yang sangat hebat adalah jika Tuhan menyertai kita selama-lamanya. Sesuatu yang dapat dipegang oleh tangan dapat habis. Akan tetapi Tuhan menyertai kita, Tuhan mendukung kita dan terus-menerus memimpin jalan kita dan Jehovah Jireh menyertai kita.<br /><br />Pada saat kita memerlukan kesehatan akan diberi kesehatan, memerlukan harta benda akan diberi harta benda, memerlukan kebijkasanaan akan diberi kebijaksanaan, memerlukan mujizat akan diberikan mujizat. Jika ingin melihat pekerjaan-Nya, Tuhan akan melakukan pekerjaan-Nya kepada kita melalui iman. Yang paling penting adalah Tuhan menyertai kita.<br /><br />Walaupun keadaan sulit jika Tuhan menyertai, maka kita sudah menang. Meskipun keadaan baik jika hadirat Tuhan tidak ada, maka pekerjaan Tuhan tidak nyata karena Tuhan tidak menyertai kita sehingga kita dapat jatuh. Apa yang dilakukan tergantung waktu-Nya. Tuhan menjawab doa Musa, “Saya akan menyertai engkau. Alangkah hebat jawaban-Nya. Itulah pimpinan Roh Kudus.<br /><br />Bagaimana kehidupan Anda sehari-hari saat dipimpin oleh Roh Kudus? Berapa lama kehidupan iman Anda dipimpin oleh Roh Kudus? Kehidupan iman yang dewasa penting tetapi Alkitab berkata bahwa tidak ada kehidupan iman yang berhasil kalau hidup keagamaan kita tidak benar. Berapa lama kita berada di dalam hadirat Tuhan, itulah yang menjadi fokus Tuhan. Orang Israel yang menjadi tawanan perang menderita dan menghadapi kesulitan. Tapi cobalah berpikir, Tuhan menghitung waktu orang Israel dengan apa? Tuhan tidak menghitung kehidupan orang Israel selama di padang gurun selama 40 tahun, tetapi berapa lama Tuhan menyertai mereka.<br /><br />Pengalaman kehidupan iman dihargai pada waktu berapa lama Tuhan menyertai kita. Jika kita tidak mempunyai saat-saat di mana Tuhan menyertai kita, sebenarnya kita tidak mempunyai arti dalam kehidupan ini. Begitu pula dengan kehidupan berdoa. Coba renungkan berapa lama kita berdoa dalam hadirat Tuhan. Pada saat menyebut “Tuhan dalam berdoa, jika kita benar-benar berdoa dalam hadirat Tuhan, maka akan muncul mujizat yang dahsyat.<br /><br />Pimipinan Roh Kudus Melalui Pujian<br /><br />Kita perlu berpikir tentang pujian. Jika kita berdoa dalam hadirat Tuhan dan mulai menerima firman Tuhan, maka pengurapan Roh Kudus akan turun. Sesuai dengan firman kita akan mengalami kehadiran Roh Kudus melalui doa dan pujian. Itulah alasannya kita menaikkan pujian. Roh Kudus hadir pada saat berdoa, dalam puji-pujian dan firman.<br /><br />Secara pribadi atau kelompok cara yang paling baik untuk dapat masuk lebih dalam di dalam hadirat Roh Kudus adalah melalui pujian. Kitab Mazmur menjelaskan kepada kita tentang hadirat Tuhan di dalam pujian mereka begitu jelas terlihat. Pada saat mengajar di sekolah teologi saya pernah mengajar tentang tafsiran Perjanjian Lama melalui kitab Mazmur. Perasaan dan pengalaman yang dialami oleh Daud saat memuji, mengakui dan merasakan hadirat Tuhan sebagaimana terdapat dalam kitab puisi tersebut, juga saya alami pada saat saya mengajarkan firman dalam kitab Mazmur. Walaupun masih dalam suasana belajar, murid-murid mengalami pertobatan sambil menangis dan berseru dengan segenap hati.<br /><br />Hati orang yang pernah bertemu dengan Tuhan adalah hati yang seperti itu. Hati orang yang takut akan Tuhan adalah hati yang seperti itu. Hati orang yang memuji Tuhan adalah hati yang seperti itu. Tetapi murid mulai menangis karena tidak mempunyai hati seperti itu pada dirinya sendiri. Mazmur bukan suatu puisi yang dibaca keyika hati senang<br /><br />Hati orang yang berkenan kepada Tuhan maka pujian, pengakuan, dan renungan orang tersebut juga akan berkenan di hati Tuhan. Di dalam kitab Mazmur dinyatakan pengakuan, renungan, doa dan pujian yang berkenan kepada-Nya.<br /><br />Kehadiran Roh Kudus Dalam Doa Syafaat<br /><br />Saat dalam persekutuan doa, hendaklah kita fokus pada kehadiran Roh Kudus ditempat itu lebih dari pada orang yang hadir. Saya percaya walaupun hanya dua atau tiga orang berkumpul di persekutuan doa itu, Roh Kudus akan hadir dan mendukung mereka dan mengizinkan mereka berdoa di tempat itu, sehingga mereka dapat membuka takhta Allah.<br /><br />Pada saat Anda melakukan kehidupan doa yang dikuasai dan dipimpin oleh Roh Kudus, mujizat yang dahsyat akan terjadi. Sampai sekarang apapun yang belum pernah Anda dengar, belum pernah Anda lihat, belum pernah Anda pikir dan belum pernah timbul dalam hati Anda, jika Anda mempercayai Roh Kudus maka semua hal akan terwujud (1 Kor. 2:9)<br /><br />Pada saat Roh Kudus memimpin kita menaikkan puji-pujian maka akan terjadi pertobatan, kesembuhan penyakit dalam puji-pujian, bahkan roh-roh jahat akan keluar, sehingga kita dapat mengalami kebebasan dan sukacita yang penuh dari atas oleh karena roh dan jiwa bebas pada saat memuji dengan sukacita. Masuk dalam pujian harus dengan ucapan syukur dan sukacita. Pada saat berdoa syafaat kita harus masuk di dalam hadirat Roh Kudus dengan cara seperti itu.<br /><br />Pendoa syafaat tidak hanya berkumpul menyusun topik doa, memuji Tuhan, dan kemudian berdoa dengan tekun sesuai urutan. Pada saat persekutuan dimulai, harus dapat berdoa dalam hadirat Tuhan. Pada saat seperti itu mujizat yang dahsyat akan terjadi di tempat itu. Pada saat berdoa Tuhan sendiri yang akan menyertai. Tuhan tetap menyertai walaupun hanya 2 atau 3 orang saja yang berkumpul, yang penting adalah Tuhan menyertai seperti Tuhan menyertai 100 orang yang berkumpul. Jika 100 orang berkumpul tetapi Tuhan tidak menyertai, maka hanya merupakan orang banyak yang berkumpul melakukan sebuah program. Tetapi jika Tuhan hadir, percayalah semua program yang telah ada akan diubah menjadi program Tuhan.<br /><br />ORANG YANG MEMILIKI VISI<br /><br />Yang kedua, pemimpin persekutuan adalah orang yang harus memiliki visi. Di dalam Alkitab, pendoa yang dipimpin oleh Tuhan semuanya adalah orang yang memiliki visi. Pendoa dapat memegang visi Tuhan. Berapa lama persekutuan doa dapat berlangsung tergantung pada visi. Walaupun sudah berdoa selama hidup, tetapi jika visinya salah maka visi pun tidak terwujud.<br /><br />Ada orang mengikuti persekutuan doa supaya bisa berdoa untuk masalah pribadi tetapi setelah mendapat jawaban semangat doanya hilang. Mengapa hal itu terjadi? Memang kita mempunyai masalah pribadi, tetapi yang penting adalah visi. Walaupun ada anggota tim doa syafaat yang meninggal dunia, tetapi jika tim itu masih ada, tim itu harus memegang visi Tuhan yang besar supaya bisa berdoa sampai Tuhan datang.<br /><br />Harus Berdoa Dengan Visi<br /><br />Jika orang berdoa dengan visi, masalah tidak menjadi persoalan. Misalnya masalah kesehatan, masalah anak, masalah keluarga, dan masalah materi (harta benda) dan siapapun bisa mempunyai masalah tersebut. Pada saat mendoakan masalah itu, bagaimana jika bertemu dengan pemimpin yang mempunyai visi atau orang yang mempunyai visi dari Tuhan?<br /><br />Pada awalnya dia akan masuk ke persekutuan doa untuk masalah kesehatannya, tetapi jika dia ikut memegang visi pemimpin tersebut maka kemuliaan Tuhan akan hadir selama dia berada di tempat itu. Pekerjaan Tuhan yang disertai dengan memegang visi selama hidup dapat menyatakan kemuliaan Tuhan. Orang yang tidak mempunyai visi adalah orang yang berpikir visi itu tidak ada hubungan dengannya, sehingga dia tidak tertarik untuk mendoakannya. Dia tidak mempunyai visi tentang doa.<br /><br />Berapa kuat suatu kelompok doa tergantung dari apakah visi kelompok doa itu berasal dari Tuhan. Pada saat mendoakan pendeta kami, kami berdoa mengenai kesehatannya, roh yang dikuasai oleh Tuhan, kuasa yang dia terima dari Tuhan, dan sebagainya. Tetapi yang lebih penting adalah harus berdoa supaya Tuhan menggenapi visi yang sudah Tuhan berikan kepada pendeta kami. Juga harus berdoa kepada Tuhan mencukupkan semua keperluan.<br /><br />Umat yang tidak mempunyai visi akan liar. Firman Tuhan berkata, “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat (Ams. 29:18)<br /><br />Kunci supaya doa Anda menjadi kuat untuk selamanya adalah harus mempunyai visi. Zaman sekarang adalah zaman yang tidak mempunyai visi. Ada banyak orang hidup tanpa visi. Walaupun sudah percaya kepada Yesus dan menerima keselamtan, masih ada di antara mereka yag hidup tanpa visi. Bukan karena tidak mempunyai visi, tetapi karena mereka tidak mengetahui visi apa yang Tuhan beri.<br /><br />Saya berharap Anda menerima dan memegang visi Tuhan supaya mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas pada zaman ini.<br /><br />Pada saat berdoa dengan memegang teguh visi akan mendapatkan kekuatan untuk berdoa. Mujizat yang Tuhan berikan untuk jawaban doa akan terjadi. Pada saat memilih seorang pemimpin, sama seperti memilih orang yang mempunyai visi yang sama karena jika visinya berbeda maka kelompok tersebut dipimpin ke arah yang berlainan. Pemimpin doa syafaat di gereja harus mempunyai visi yang sama dengan visi gereja. Jadi visi gereja tersebut menjadi visinya sendiri. Orang yang tidak seperti itu tidak dapat menjadi pemimpin doa syafaat, walaupun sudah masuk ke dalam kelompok doa syafaat.<br /><br />ENAM TAHAP MEMILIH PEMIMPIN YANG SESUAI DENGAN TELADAN TUHAN YESUS<br /><br />Tahap Memilih<br /><br />Sekarang kita akan mempelajari bagaimana memilih pemimpin doa syafaat sesuai dengan Alkitab. Kita akan mempelajari melalui tahap-tahap apa saja Tuhan Yesus memilih seorang pemimpin. Dalam hal ini ada enam tahapan.<br /><br />Tahap pertama adalah Tuhan Yesus memilih. Walaupun pemimpin doa syafaat dikirimkan oleh Roh Kudus, akan tetapi orang tersebut harus diuji apakah benar-benar disertai oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus memanggil murid-muridnya di sekitar daerah Galilea. Tuhan Yesus berkata, “Ikutlah Aku, Aku akan menjadikanmu menjadi penjala manusia. Murid yang paling dekat dengan Tuhan Yesus adalah Petrus, Yakobus, Yohanes. Pertama 3 orang kemudian menjadi 12 orang, terus bertambah menjadi 70 orang, 120 orang dan 500 orang. Pada saat Yesus memanggil murid yang pertama dimulai dengan panggilan, kemudian menjadi pilihan. Pilihan dimulai dari panggilan, kemudian akan mendapatkan pelayanan yang sesuai sehingga dapat berbuah dengan baik di dalam pelayanan. Pilihan bukanlah hal yang sepihak.<br /><br />Jika pendeta memilih Anda sebagai pemimpin doa syafaat untuk disiplin, ikutlah dengan sukarela. Tuhan akan berkenan kepada orang yang mengikuti Dia dengan sukarela. Pada saat Tuhan memilih murid-murid-Nya, mereka bukanlah orang yang hebat tetapi orang yang taat. Walaupun mereka bukan orang yang berpendidikan, tetapi Tuhan melihat kemungkinan bahwa mereka dapat menjadi orang yang mendirikan Kerajaan Surga di mana saja, karena mereka lebih mudah untuk diajari dan disiplin untuk taat melakukan kehendak-Nya.<br /><br />Tahap Mengajar<br /><br />Tahap yang kedua adalah mengajar. Tuhan mengajar mereka yang sudah dipilih. Pada saat mengajar mereka Tuhan memberikan kuasa dan memperlihatkan mujizat. Tuhan mengutus mereka dan merasa heran akan mujizat itu dan berkata, “Hal itu tidak hanya Aku saja yang dapat melakukan, kalian juga bisa melakukannya seperti yang Aku lakukan di dalam nama-Ku. Tuhan mengutus mereka untuk memberitakan Injil kerajaan surga dengan memberi kuasa untuk memulihkan orang yang sakit dan yang lemah serta mengusir setan dari orang yang kerasukan. Para murid pergi dan melakukan semuanya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan kemudian sesuatu terjadi. Lalu mereka kembali dengan semangat yang tinggi. Mereka yang dulu diam, sekarang berbicara tentang pelayanannya masing-masing dengan semangat yang menggebu-gebu.<br /><br />Tuhan bertanya kepada mereka, “Apa yang dikatakan orang setelah melihat pelayanan kalian? Menurut kata orang siapa Anak Manusia itu? Murid-murid-Nya menjawab: “Ada yang berkata salah seorang nabi, ada juga yang berkata Elia, yang lain berkata Musa yang dibangkitkan. Tuhan Yesus bertanya lagi kepada mereka, “Tetapi menurut kalian sendiri siapa Aku ini? Pada saat itu Simon Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, “Sebab bukan manusia yang memberitahukan hal itu kepadamu, melainkan Bapa yang di surga. Alangkah baiknya jawaban Petrus.<br /><br />Setelah orang-orang didisiplin dan dididik, kemudian mereka dapat mempraktekkan pelayanan yang diberikan kepada mereka. Sama seperti itu dalam disiplin doa syafaat seorang pemimpin tidak boleh membiarkan hanya dengan perkataan, “Berdoalah dengan keras! atau “Hadirlah dalam persekutuan doa syafaat. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengajar. Kedua bagaimana memimpin kelompok doa dengan baik dan mendalam. Tuhan Yesus todak memaksa, juga tidak mencela kalau tidak berdoa. Murid-murid melihat dan melakukan teladan yang ditunjukkan Yesus dalam berdoa. Doa syafaat juga harusa diajarkan. Tidak ada gunanya kalau kita hanya berkata, “Ayo masuk dalam hadirat Roh Kudus. Tetapi kita harus mengalami hadirat Roh Kudus secara langsung. Ketika kita menga jar, “Kita harus masuk ke hadirat Roh Kudus melalui pujian, kita harus menolong murid untuk mengalami hadirat Roh Kudus melalui pujian secara langsung. Yesus tidak memaksa mereka untuk mengikuti Dia, tetapi menunjukkan teladan-Nya.<br /><br />Tahap Pengabdian<br /><br />Ketiga adalah tahap pengabdian. Tuhan memilih, mengajar dan memberi teladan kepada para murid. Kenudian Tuhan Yesus meminta pengabdian mereka. Dalam mengabdi yang paling penting adalah mempunyai motivasi mengapa kita berdoa syafaat? Siapa yang dapat berdoa syafaat? Kita semua dapat melakukannya. Kita semua mempunyai kemampuan untuk berdoa syafaat. Memang ada harga yang harus dibayar dalam mengikut Tuhan. Secara manusia hal itu merugikan, tetapi kita harus berserah untuk hal itu. Membayar harga dalam mengikuti kehendak Tuhan adalah sebuah pengabdian. Serahkanlah dirimu. Siapa yang dapat melakukan hal ini? Yaitu orang yang mempunyai visi. Karena dengan mempunyai visi mereka dapat mengikuti jalan Tuhan da n membayar harga. Bagaimana murid-murid dapat mati sahid, mati di kayu salib dengan cara terbalik sambil memuji Tuhan? Karena mereka mempunyai visi yang mulia yang lebih berharga dari pada hidup mereka sendiri. Oleh karena itu mereka berlari menuju visi yang mulia.<br /><br />Mengapa berdoa syafaat. Saya percaya pekerjaan Tuhan akan terjadi jika ada visi. Pada zaman ini, yang penting adalah visi bagaimana caranya memberi pengharapan untuk masa depan kepada orang yang tersesat. Tuhan Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup. Oleh karena itu. Jika kita memegang teguh visi untuk hidup bersama Tuhan Yesus, maka hal itu akan mengubah seluruh kehidupan kita. Tetapi ada orang yang berpikir bahwa jika ia mati pasti masuk surga dan hidup kekal. Oleh karena itu dia hanya memfokuskan pada visi tersebut. Kemudian dia hanya menghadiri kebaktian dengan tekun saja. Jika orang seperti itu mendapat penderitaan, mereka tidak bisa maju.<br /><br />Selain itu, yang Tuhan inginkan dari saya adalah melakukan pelayanan dengan baik dan memberikan kemuliaan kepada Tuhan, serta melakukan visi kekal yang diberikan Tuhan kepada saya sehingga dapat menyimpan harta di surga selama hidup di dunia ini. Oleh sebab itu, apa yang menjadi visi kita di dunia harus senantiasa dipegang.<br /><br />Ada visi untuk satu bulan, satu tahun dan juga selama hidup. Saya harap Anda benar-benar memegang visi tersebut. Tuhan akan memberikan visi kepada Anda. Anda harus mempersiapkan diri dan mau membayar harga supaya dapat mengikut Yesus. Jika Anda tidak mempunyai pengabdian untuk taat seperti yang Tuhan inginkan maka Anda tidak dapat melakukan tugas pelayanan dengan baik.<br /><br />Tahap Mandat<br /><br />Tahap yang keempat adalah mandat. Tuhan Yesus memberikan mandat kepada pelayan-Nya. Mandat untuk melakukan pekerjaan Tuhan dan Tuhan menyertai. Kemudian Tuhan memberikan kuasa kepada mereka supaya dapat menginjili dengan berani. Tanda-tanda ajaib mengikuti pekerjaan Tuhan itu ketika mereka menggunakan kuasa dan otoritas dalam nama Yesus Kristus sehingga ketika mereka berdoa mujizat Tuhan terjadi. Mandat yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya bukan merupakan mandat yang berisi program latihan yang membutuhkan proses beberapa minggu, melainkan mandate untuk mengikuti kehendak Tuhan dengan kesiapan diri dan mau membayar harga, supaya dapat mewujudkan tugas yang Tuhan berikan.<br /><br />Visi yang Tuhan berikan selama hidup pada zaman ini harus sesuai dengan panggilan dan mau menerima ajaran melalui firman Tuhan. Mulai saat itu Tuhan memberikan mandat kepada kita. Mandat adalah menerima tugas atau pekerjaan. Tuhan memberikan tanggung jawab kepada orang yang setia dalam pekerjaan yang kecil sampai yang besar. Jika Anda terlatih, maka Anda akan menerima mandat berupa tugas pekerjaan yang Tuhan inginkan untuk diwujudkan. Pada saat seseorang menerima tugas pekerjaan itu, ia akan langsung berkata, “Tuhan, siapakah saya, manusia yang lemah, mengapa Tuhan berikan tanggung jawab itu pada saya.<br /><br />Begitu pula dengan pendoa syafaat, dapat berbicara seperti ini, “Saya berdoa untuk orang lain dengan tekun dan terus-menerus, sehingga Tuhan memberikan kepercayaan kepada saya untuk memimpin kelompok doa syafaat. Mulai sekarang hal itu membutuhkan dukungan doa dari kelompok doa syafaat dan juga memerlukan doa kesehatian untuk tim doa. Jika kita dapat melakukan tugas yang Tuhan berikan mulai saat itulah kehidupan kita berubah.<br /><br />Tahap Mengawasi dan Penafsiran<br /><br />Tahap kelima adalah mengawasi dan penafsiran. Pada saat mengerjakan pekerjaan yang telah diberikan, yang penting adalah mengawasi pendoa syafaat sambil menerima pimpinan dari Tuhan. Pemimpin harus dapat mengajar bagaimana tim doa syafaat melakukan kehidupan iman mereka dan bagaimana mereka dapat dipimpin oleh Tuhan.<br /><br />“Kemudian kutujuh puluh itu kembali dengan gembira dan berkata: “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu “ Lalu kata Yesus kepada mereka: “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepadamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh jahat takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga (Luk. 10:17-20).<br /><br />Jadi, pada saat murid kembali dari penginjilan Yesus mengevaluasi apakah mereka melakukan kesalahan dalam penginjilan dan apakah mereka menginjili dengan cara yang betul atau tidak.<br /><br />Tahap Pelipatgandaan<br /><br />Tahap keenam adalah pelipatgandaan. Untuk mengetahui pohon itu baik atau tidak hanya dapat dilihat dari buahnya. Sama halnya dengan pelipatgandaan, bagaimana cara membuat orang lain menjadi seperti kita sendiri. Pemimpin harus mendoakan banyak orang sebagaimana mendoakan diri sendiri supaya dapat mengalami karya Tuhan dan mengabaikan diri. Dan juga harus mendidik orang-orang tersebut dalam kelompok doa syafaat.<br /><br />Saya harap Anda mempunyai kuasa sehingga dapat berdoa lebih kuat daripada orang lain yang hanya berdoa supaya dapat dilihat orang. Tidak hanya mempunyai keahlian dan menyimpannya untuk diri sendiri, tetapi harus terus-menerus membagikan kepada orang-orang yang mempunyai kemauan untuk hal tersebut sehingga semakin bertambah jumlah orang dalam tim doa syafaat, supaya dapat dipakai untuk zaman ini. Percayalah akan hal itu.<br /><br />ORANG YANG BERIMAN<br /><br />Ketiga, dasar sebagai pendoa syafaat adalah orang yang beriman. Di dalam Alkitab ciri-ciri khusus orang yang dipakai Tuhan adalah orang yang memiliki iman. Seperti tertulis dalam kitab Ibrani, “Tetapi tanpa iman, tidak mungkin orang berkenan kepada Allah (Ibrani. 11:6) Jadi, bertindak dengan iman dapat menyenangkan hati Tuhan. Dalam kitab Roma 14:23 tertulis,Tetapi barangsiapa yang bimbang kalau dia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa. Di ayat tersebut tertulis, Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa. Ini bukti bahwa jika kita tidak mempunyai iman kita berdosa. Bukti itu dinyatakan setelah manusia jatuh dalam dosa sampai sekarang.<br /><br />Sesudah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa mereka mempunyau keturunan yaitu Kain dan Habel. Sejak kecil mereka sudah beribadah kepada Tuhan. Walaupun Kain dan Habel bersama-sama beribadah kepada Tuhan, tetapi Tuhan lebih senang kepada persembahan Habel dan menolak persembahan Kain. Padahal Kain mempunyai orang tua sama dengan Habel. Mereka sama-sama dilahirkan dari orang tua yang sama dan beribadah kepada Tuhan juga bersama-sama.<br /><br />Mengapa Tuhan menerima persembahan dari seseorang dan menolak persembahan yang lain? Karena yang satu memberi persembahan hanya menurut adat-istiadat agama dan secara formal dan tidak ada artinya sama sekali. Sedangkan yang lain memberi persembahan dengan iman. Persembahan yang kita berikan harus seperti persembahan Habel, bukan seperti Kain. Persembahan seperti itulah yang diterima oleh Tuhan.<br /><br />Jika Tuhan menerima persembahan Anda, Tuhan akan memberikan damai sejahtera, kebahagiaan, iman untuk kesembuhan dan penghiburan. Seperti itulah pekerjaan Tuhan akan terjadi sehingga Anda sangat bersukacita jika Tuhan menerima persembahan Anda.<br /><br />Apabila setelah bertemu Tuhan, memuji dan menyembah-Nya, tetapi hatinya masih berbeban berat dan perasaannya kacau balau, itu berarti masih ada yang salah. Dunia ini memang semakin hari menjadi semakin sulit tetapi kehidupan iman dalam hati kita harus terus maju. Yang penting adalah iman. Jika kita mempunyai iman maka dapat menyenangkan Tuhan. Tuhan melakukan pekerjaan melalui orang yang menyenangkan hati-Nya dan Tuhan akan lebih mengasihi mereka.<br /><br />Adakalanya kita bertemu dengan seseorang yang membuat kita senang tetapi ada pula orang yang membuat jengkel. Tuhan adalah Pribadi dan menyertai orang yang menyenangkan diri-Nya dan lebih melakukan pekerjaan-Nya melalui orang seperti itu. Alasannya adalah orang yang beriman akan melakukan pekerjaan Tuhan. oleh karena itu orang yang menyenangkan Tuhan harus berada dalam kelompok doa syafaat.<br /><br />Apakah Menyatakan Kebenaran Tuhan?<br /><br />Orang yang menyenangkan Tuhan harus mengikuti kebenaran dasar. Jangan sampai menonjolkan kebenarannya sendiri tetapi harus mengutamakan kebenaran Tuhan. Apa saja yang dilakukan harus memancarkan kemuliaan Tuhan. Orang yang berdoa mudah bersalah karena menonjolkan dirinya. Pada saat penyakit seseorang disembuhkan dan sukacita melimpah, kita harus memanjatkan doa syukur kepada Tuhan.<br /><br />Ketika kelompok doa sudah berkembang menjadi besar, seorang pemimpin jangan berkata seperti ini, “Banyak orang masuk karena saya yang mempimpin kelompok itu dengan baik walaupun dia memang sudah melaksanakan peranannya dengan baik. Seharusnya pemimpin tersebut berkata seperti ini “Siapakah saya, Tuhanlah yang mendatangkan banyak orang supaya kehendak-Nya digenapi. Tuhanlah yang lebih banyak melakukan pekerjaan-Nya. Orang yang beriman tidak memperlihatkan kebenaran dirinya sendiri, tetapi hanya menonjolkan kebenaran Tuhan saja.<br /><br />Pada zaman ini sulit untuk hidup beriman, karena kebenaran manusia lebih banyak muncul daripada kebenaran Tuhan. Nyatakanlah kebenaran Tuhan, tinggikanlah Tuhan. Meskipun kita memiliki kekurangan dan kelemahan, tetapi Tuhan akan mnyertai kita. Walupun seseorang hebat, pintar dan dipakai secara dahsyat di hadapan Tuhan, tetapi jika menonjolkan dirinya sendiri Tuhan tidak akan menyertai dia. Tuhan akan melakukan pekerjaan-Nya dalam kelompok melalui orang yang beriman. Di dalam kitab Yakobus 5:16 tertulis, “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Doa orang yang sesuai dengan kehendak Al lah akan menyatakan kebenaran Tuhan dan Tuhan akan berkenan kepada orang itu.<br /><br />“Kamu adalah orang yang benar. Ada orang yang menerima pengampunan dosa melalui kuasa darah Yesus Kristus dan tidak melupakan berkat dan karunia yang telah diterimanya, sehingga ingin memberikan hidup untuk kemuliaan Tuhan dengan sukacita dan haru. Kelompok yang anggotanya adalah orang-orang seperti itu, jika berkumpul bersama untuk berdoa, maka mujizat akan terjadi. Apabila kebenaran Tuhan ditonjolkan maka tidak akan ada pertengkaran, cemburu dan iri hati.<br /><br />ORANG YANG TEKUN BERDOA<br /><br />Syarat keempat untuk pemimpin kelompok doa syafaat adalah kehidupan doa pribadi yang kuat. Kehidupan doa pribadi harus dipertahankan. Kita bukan pendoa yang berdoa untuk persekutuan doa syafaat. Secara pribadi kita harus bergaul terus menerus dengan Tuhan melalui doa paling sedikit satu jam sehari.<br /><br />Di dalam Matius 26:36, ada kejadian bahwa Yesus berdoa di taman Getsemani. Yesus pergi bersama dengan murid-murid-Nya ke taman Getsemani. Yesus pergi sedikit lebih jauh dari mereka lalu tersungkur ke tanah dan berdoa tentang penyaliban-Nya. Setelah berdoa Yesus kembali kepada murid-murid-Nya dan melihat mereka tertidur. Lalu Dia berkata, “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan-Ku? Kemudian Dia berkata lagi, “Berjaga-jagalah dan berdolah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan. Hal ini berarti kita harus berdoa satu jam sehari secara pribadi.<br /><br />Kita dapat belajar tentang kebenaran yang harus kita doakan setiap saat supaya tidak mengalami pencobaan. Karena jika kehidupan imannya tidak benar maka banyak orang jatuh dalam pencobaan walaupun telah berdoa syafaat dengan tekun. Untuk dapat mencapai tahap melayani Tuhan dengan sukacita kita harus dapat berdoa sebagai anggota kelompok di kelompok doa syafaat. Pemimpin harus seperti itu. Keberadaan seorang pemimpin harus ditentukan dengan iman dan jiwa yang baik begitu pula dengan anggota kelompok.<br /><br />Dalam kitab 1 Samuel 12:23-24 tertulis, “Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada Tuhan dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus. Hanya takut akan Tuhan dan setelah beribadah kepadaNya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah betapa besarnya hal-hal yang dilakukannya di antara kamu. Di sini Samuel berkata, “jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada Tuhan dengan berhenti mendoakan kamu Jika orang yang beriman tidak berdosa di hadapan Tuhan dengan berhenti berdoa bagi orang lain; seperti berdoa bagi keselamatan keluarganya, orang yang lemah di dalam keluarganya, tentang iman, maka doanya akan dijawab. Percayalah pada firman Tuhan itu. Meskipun k ita rindu doa-doa kita dijawab tetapi seringkali kita berdosa karena tidak terus-menerus mendoakannya. Pada saat orang yang percaya bangkit dan berdoa terus menerus bagi orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan, maka mereka (orang-orang yang tidak percaya) akan datang kepada Tuhan. Tuhan menjawab doa orang yang berdoa. Orang-orang tersebut mau datang kepada Tuhan dan berubah bukan karena kekuatan manusia tetapi kuasa Tuhanlah yang mengubahkan mereka dan tidak ada seorangpun yang dapat menghalangi.<br /><br />Doa yang tidak putus-putusnya dinaikkan di hadapan Tuhan bagi keluarga kita, maka Tuhan akan menggenapi pekerjaan-Nya atas keluarga kita. Pada saat terus-menerus berdoa bagi bangsa dan negara supaya kehendak Tuhan digenapi, Tuhan akan menjawab doa kita. Inilah alasan melakukan kehidupan doa pribadi yang tekun di mana doa tersebut akan diwujudkan.<br /><br />Cara Hidup Dalam Doa<br /><br />Jika demikian bagaimana seharusnya hidup dalam doa. Kita harus berdoa di dalam hadirat Roh Kudus. Cara yang paling baik adalah masuk di dalam hadirat Roh Kudus kemudian baru berdoa. Mujizat yang hebat akan terjadi pada saat kita masuk lebih dalam di hadirat Tuhan dan bergaul dengan-Nya melalui doa, baik berdoa di dalam hati maupun dengan suara keras, tetapi semua harus berfokus pada Tuhan. Memuji Tuhan juga harus berfokus kepada-Nya, tidak peduli siapa yang datang di sebelah kita. Semuanya, baik hati dan pikiran harus tertuju kepada Tuhan. Pada saat seperti inilah mujizat Tuhan akan dinyatakan.<br /><br />Pada saat saya mulai memuji dan masuk hadirat Tuhan maka hati, pikiran dan semua yang ada pada saya seperti dikendalikan oleh Tuhan dan saya mulai berdoa kepada-Nya. Hanya di hadirat Tuhanlah tempat bertemu dengan Allah yang hidup. Puji-pujian yang sungguh-sungguh kepada Tuhan juga diperlukan, yaitu saat kita memuji dengan sepenuh hati saat masuk dalam hadirat-Nya. Tuhan juga dapat mengubah kita melalui puji-pujian yang sungguh-sungguh di hadirat Roh Kudus.<br /><br />Tuhan menyuruh kita untuk memuji dan masuk di dalam doa, kemudian mulai menghancurkan setan yang kuat. Mulai saat itulah peperangan rohani dilakukan. Jika kita masuk dalam hadirat Tuhan melalui puji-pujian dan Roh Kudus hadir, maka Roh Kudus akan melakukan pekerjaan-Nya. Sementara kita berdoa, Roh Kudus juga akan membimbing kita untuk melakukan bagian kita.<br /><br />Kebahagiaan hidup dan kepuasan jiwa saya dapatkan pada saat berdoa dalam hadirat Roh Kudus. Pekerjaan Roh Kudus yang masuk dalam hati saya dinyatakan di dalam kehidupan doa pribadi. Jika tidak mempunyai kehidupan doa secara pribadi maka akan mendapatkan kesulitan di dalam doa bersama dengan orang lain. Oleh karena itu kita harus mempunyai kehidupan doa pribadi yang baik.<br /><br />Walaupun kita dapat berdoa bagi diri kita sendiri tetapi kita tetap memerlukan orang lain untuk mendukung kita dalam doa. Tidak ada seorang pun yang selalu dapat mempertahankan dirinya sendiri. Pada saat ada orang yang mendukung seseorang melalui doa maka orang tersebut dikuatkan kembali atau kehidupan rohaninya dipulihkan. Orang tersebut dapat mengalami pemulihan meskipun orang yang berdoa tersembunyi. Oleh karena itu kita harus saling mendoakan.<br /><br />ORANG YANG SUDAH DEWASA SECARA ROHANI<br /><br />Kelima. Pemimpin doa haruslah seorang yang sudah dewasa rohani. Orang yang sudah dewasa secara rohani harus berdoa syafaat. Menurut 1 Korintus 2:13-14 dan 1 Korintus 13:11 dapat diketahui siapakah orang yang sudah dewasa secara rohani. Orang yang sudah dewasa adalah orang yang bisa menjaga orang lain. Di dalam 1 Korintus 3:1-3 ada tiga macam orang, yaitu orang yang belum diselamatkan, orang Kristen yang masih hidup menurut keinginan duniawi dan orang Kristen yang dipimpin Roh Allah. Orang yang belum diselamatkan tidak menerima dan mengerti karya Roh Kudus.<br /><br />Siapakah orang yang masih hidup menurut keinginan duniawi? Orang yang telah menerima keselamatan tetapi masih hidup menurut keinginan duniawi, secara rohani masih seperti anak kecil oleh karena itu tidak bisa makan makanan orang dewasa, hanya bisa makan makanan bayi karena ia belum cukup kuat untuk mencerna makanan orang dewasa. Tetapi orang yang dewasa rohani mempunyai hikmat Tuhan dan dia mengerti pekerjaan Tuhan yang diberikan kepadanya untuk dilakukan. Di dalam Alkitab dikatakan, “Orang yang rohani bisa mengerti hal-hal rohani dan bijaksana dan orang lain mengetahui kerohaniannya.<br /><br />Apa ciri-ciri anak kecil? Anak kecil (bayi) tidak bisa memikirkan orang lain, dia hanya memikirkan dirinya sendiri. Pada saat bayi buang air besar atau kencing, dia hanya menangis saja, itu sudah cukup baginya karena orang dewasa yang menggantikan popoknya. Jika lapar dia menangis lagi dan orang dewasa membawa makanan dan menyuapkan makanan. Setelah bayi itu menjadi besar dia dapat makan sendiri.<br /><br />Bayi memikirkan diri sendiri, begitu pula dengan bayi rohani. Dapat makan sendiri adalah suatu proses perkembangan menjadi dewasa. Orang dewasa dapat makan nasinya sendiri maupun menyuapkan nasi kepada orang lain. Demikian juga dengan doa. Ketika bayi rohani mendoakan saya, dia tidak tahu kalau doanya salah. Tetapi setelah saya ajari tentang firman Tuhan dan membimbingnya secara rohani, maka rohaninya menjadi berkembang sehingga dapat membaca firman Tuhan dan menyadari kesalahan dia dulu. Dia dapat makan nasinya sendiri.<br /><br />Bukti dari sebuah pemrosesan terjadi pada saat mendengar firman Tuhan ia menerima anugrah, memuji dan bersukacita. Jika hal itu terus menerus terjadi tahap demi tahap, maka ia menuju kedewasaan sehingga dia dapat mengajar orang lain atau memimpin pujian dan doa.<br /><br />Dan kita semua harus mencapai tahap kedewasaan rohani. Orang yang sudah dewasa secara rohani dapat melakukan pekerjaannya sendiri dan menjaga kehidupan imannya maupun membimbing kehidupan iman orang lain dan menjaga orang lain. Tetapi seorang pemimpin di sebuah kelompok doa yang memiliki anggota yang sudah dewasa dan meminta dirinya terus menerus didoakan maka kelompok doa ini tidak dapat berjalan baik. Apabila orang-orang diminta hanya untuk mendoakan pokok yang sama terus menerus seperti, “Tolong soakan supaya saya mengerti firman Tuhan, jika hal ini dilakukan setiap saat maka kelompok doa tersebut tidak dapat berjalan baik. Oleh sebab itu kita harus mempunyai mata rohani yang dapat melihat hal-hal rohani dan tidak hanya memiliki mata jasmani yang hanya bisa melihat hal-hal yang terlihat.<br /><br />ORANG YANG BISA MEMBIMBING DAN MEMBENTUK PERSEKUTUAN DOA<br /><br />Keenam, pemimpin persekutuan doa adalah orang yang dapat membentuk persekutuan doa, menghibur dan membimbing anggota-anggota persekutuan doa itu. Membentuk artinya memimpin mereka bukan dengan membuat aturan sendiri lalu dimasukkan ke dalam kelompok doa untuk dipakai sebagai pedoman untuk memimpin mereka berdoa.<br /><br />Setan sangat membenci kelompok doa syafaat. Seseorang berkata jika dia adalah setan, dia akan mengikuti orang yang berdoa syafaat tersebut dan menghancurkan kelompok doa syafaat. Karena pendoa syafaat adalah orang-orang yang menghancurkan kerajaan setan dan membangun kerajaan surga. Oleh karena itu kelompok doa syafaat sering menerima serangan setan.<br /><br />Seseorang yang sedang berdoa dengan sungguh-sungguh di dalam kelompok doa, tiba-tiba suatu hari dia sulit untuk berdoa. Jangan menuduhnya bahwa dia belum dewasa atau tidak memiliki kehidupan doa pribadi, tetapi harus menghibur dia dan terus menerus berdoa untuknya. Pemimpin doa harus sering datang membimbing dan menghiburnya. Jika ada seseorang yang jatuh dalam kelompok doa, kita harus berdoa bersama untuk orang itu. Cara terbaik adalah berdoa secara bersama-sama dan dia berdiri di tengah kelompok dan meminta kepenuhan Allah.<br /><br />Jika orang diurapi dan berdoa dengan sehati maka pekerjaan Tuhan akan digenapi. Orang yang masuk di dalam kelompok doa syafaat tidak boleh tinggi hati. Ia harus minta dukungan doa terus menerus. Jika ada orang yang hanya berdoa untuk orang lain, dia adalah orang yang bermasalah. Saya selalu meminta dukungan doa untuk anak saya, keluarga saya dan diri saya sendiri. Setiap saat saya bisa mendapat serangan yang keras dari setan, oleh karena itu saya meminta dukungan doa untuk dilindungi dan saya juga terus menerus berdoa.<br /><br />Kita dapar membentuk persekutuan doa untuk menghibur dan membimbing jika mendapat kebijaksanaan dan kuasa dari Tuhan<br /><br />ORANG YANG DAPAT DIPERCAYA SECARA ROHANI<br /><br />Ketujuh, pemimpin harus menjadi orang yang dapat dipercaya. Kepercayaan duniawi diperlukan, tetapi yang terpenting adalah kepercayaan rohani. Orang yang melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh adalah orangnya Kristus. Orang tersebut dapat menjadi korban untuk kemuliaan Tuhan. Itulah kepercayaan rohani, walaupun tubuhnya hancur tetapi pekerjaan Tuhan akan digenapi kepada orang yang melakukan kehendak Tuhan.<br /><br />Pada saat menginjili saya menjadi apa saja untuk dapat menolong dan menyelamatkan jiwa-jiwa. Jika kita berdoa seperti itu jiwa itu akan menerima keselamatan. Jika suatu benih tidak ditaburkan maka tidak dapat menghasilkan banyak buah. Oleh karena itu milikilah kepercayaan yang berasal Tuhan.<br /><br />Orang mempunyai banyak kesalahan tetapi tetap dikasihi oleh Tuhan dan dia mengasihi Tuhan, maka Tuhan akan menutup semua kesalahannya. Tuhan memakai kita bukan karena kita sempurna. Jika kita dapat mengetahui orang itu sangat mengasihi Tuhan, maka orang lainpun akan yang mengasihi Tuhan dan mengikuti-Nya. Jika seseorang pada saat menyembah Tuhan di gereja motivasinya hanya mencari kasih Allah dan berkat Tuhan saja, maka Tuhan tidak akan memberikan kepercayaan kepadanya. Pemimpin kelompok doa syafaat haruslah orang yang diakui dan dapat dipercayai Tuhan. Jika demikian mulailah berdiri dalam otoritas rohani.<br /><br />ORANG YANG BISA MEMBERI WAKTU<br /><br />Terakhir, yang kedelapan, seorang pemimpin adalah orang yang dapat memberi waktu yang cukup untuk persekutuan doa. Sebagai pemimpin harus dapat memberikan waktu yang cukup. Jika Tuhan telah memberikan berkat harta dan waktu yang dapat dipakai untuk berdoa syafaat di hadapan Tuhan, masuklah ke persekutuan doa. Apabila kita berdoa seperti itu, maka Tuhan akan menggenapi.<br /><br />Memberi waktu cukup untuk persekutuan doa, .. mempunyai banyak waktu. Walaupun mempunyai banyak . Cuma jika jarang hadir di gereja. Orang yang beriman.. mengasihi Tuhan dan orang yang menghormati Tuhan, menghadiri acara gereja dengan baik. Demikian juga halnya dengan persekutuan doa. Pemimpin haruslah orang yang dapat memberi waktu yang cukup untuk persekutuan. Jika seorang pemimpin terlalu sibuk dan sering merasa khawatir karena ada janji dengan orang lain, maka orang lain juga akan sering melihat jam.<br /><br />Pada saat Roh Kudus bekerja, jangan dibatasi oleh waktu, tetapi harus memberi waktu dengan sempurna untuk Allah bekerja. Walaupun seseorang sibuk, dia bisa menjadi anggota tim tetapi tidak dapat menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu pada saat mulai menjadi anggota tim, harus dapat mengatur waktu. Pemimpin juga harus dapat menepati janji dengan baik mulai dari awal sampai akhir dan dia harus selalu hadir lebih cepat di tempat persekutuan daripada anggota tim lainnya. Jika seseorang terburu-buru, dia tidak dapat menerima pimpinan Roh Kudus. Jangan lupa, jika kita mempunyai waktu untuk mencari Tuhan dan tidak terburu-buru, maka Tuhan akan memimpin kita.<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://artikel.sabda.org/bagaimana_menerima_pimpinan_roh_kudus">Question</a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-10074412675466129442009-02-01T01:43:00.001-08:002009-02-01T01:43:58.634-08:00Dosa-dosa yang Melawan Roh Kudus<strong>Dosa-dosa yang Melawan Roh Kudus</strong><br />Penulis : Billy Graham<br /><br />Menghujat Roh Kudus (Injil Matius 12:22-32)<br /><br />Semua dosa manusia terhadap Roh Kudus tak ada yang lebih buruk daripada dosa menghujat Dia. Alasannya jelas sekali: Dosa itu tak dapat diampuni. Semua dosa lain terhadap Roh Kudus dapat saja dilakukan oleh orang percaya. Kita dapat bertobat daripadanya, diampuni, dan mulai lagi secara baru. Tidak demikian dengan menghujat Roh Kudus. Dosa ini diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya dan sering disebut "dosa yang tidak dapat diampuni". Dosa ini dilakukan oleh musuh Yesus ketika mereka menuduh Dia membuang setan dengan kuasa setan setelah dengan jelas Ia menjelaskan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa dari Roh Allah.<br /><br />Bagi saya, tak ada seorang pun yang telah melakukan dosa ini yang masih diganggu, diyakinkan, dan ditarik terus oleh kuasa Roh Kudus. Selama Roh masih bergumul dengan seseorang ia belum melakukan dosa yang tak dapat diampuni ini. Tetapi bila seseorang itu telah melawan Roh Kudus sehingga Ia tidak lagi bergumul dengannya, maka orang itu berada dalam bahaya kekal. Dengan kata lain, dosa yang tak dapat diampuni menyangkut penolakan kepada Yesus Kristus yang tak dapat ditarik kembali.<br /><br />Saya percaya bahwa inilah yang dibicarakan Stephanus dalam khotbahnya tak lama sebelum ia mati bagi Kristus. Dalam khotbahnya ia berkata, "Hai orang-orang yang keras kepala.kamu selalu menentang Roh Kudus" (Kis. 7:51). Menurut konteksnya jelas bahwa Stephanus mengatakan, pertama-tama, seperti nenek moyang mereka, mereka telah menolak pemberitaan nabi-nabi dan utusan Allah dan tidak mempercayai mereka. Maka pendengarnya bersalah dalam dosa yang sama. Dalam PL kita dapat membaca bahwa ada orang yang melawan, memfitnah, menganiaya, dan mengejek nabi-nabi. Sedangkan para nabi itu diilhamkan oleh Roh Kudus, maka dalam kenyataannya orang-orang itu melawan Roh. Maka kata Stephanus kepada orang-orang yang sedang mendengarkan dia, jika mereka menolak mendengarkan rasul-rasul Kristus dan orang yang telah dipilih, yang berbicara lewat Roh Kudus, maka mereka juga menolak Roh Kudus. Infeksi dosa yang membawa maut dalam hati orang yang belum dilahirkan kembali, akan selalu menyebabkan dia menentang Roh Kudus. Tubuh (daging) dan pikiran jahat selalu melawan Dia. Pada waktu orang-orang berlaku demikian, mereka tidak akan menerima Firman Allah dengan kuat kuasa-Nya kecuali jika Roh Kudus dapat menang atas mereka.<br /><br />Menolak Roh Kudus adalah dosa yang hanya dapat diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya. Jadi itu adalah dosa, jika diteruskan cukup lama, akan membawa malapetaka yang kekal. Jalan satu-satunya bagi semua orang berdosa, supaya dapat diampuni sebab menolak Roh Kudus, ialah berhenti menolak dan berpaling kepada Kristus Yesus yang tentunya Roh Kudus menyaksikan. Orang itu hanya berpengharapan jika ia dengan segera bertobat dan membiarkan Roh Kudus bekerja di hatinya. Dosa yang tak dapat diampuni adalah penolakan kebenaran tentang Kristus. Yaitu menolak sama sekali kesaksian Roh Kudus yang menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah dan hanya Dia dapat menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Mungkin Anda adalah seorang yang percaya, tetapi Anda telah melakukan dosa yang Anda kira akan menghalangi Anda dari keselamatan. Tak perduli dosa apa itu, ingatlah bahwa Allah mengasihi Anda, dan Ia ingin mengapuni dosa itu. Sekarang juga Anda perlu mengaku dosa itu kepada-Nya dan minta pengampunan-Nya. Anda perlu dibebaskan dari beban kesalahan dan keragu-raguan yang telah menindas Anda.<br /><br />Kristus mati untuk membebaskan Anda daripada keadaan itu. Jika Anda telah datang kepada Kristus, Anda mengetahui berdasarkan Firman Allah bahwa dosa itu - dosa apa saja - bukanlah dosa yang tak dapat diampuni. Dosa itu tidak akan mengirim Anda ke neraka, sebab Anda telah diselamatkan oleh iman dalam cucuran darah Kristus. Tetapi Anda perlu mengeluarkan dosa itu dari hidup Anda dengan membuangnya pada Kristus.<br /><br />Mendukakan Roh Kudus (Ef. 4:30)<br /><br />Sekarang kita sampai kepada dua dosa terhadap Roh Kudus yang dapat dilakukan oleh orang Kristen. Yang satu adalah mendukakan Roh Kudus dan yang lain adalah memadamkan Roh Kudus. Pertama, marilah kita lihat dulu dosa mendukakan Roh Kudus.<br /><br />"Dukacita" atau "sedih hati" adalah kata "kasih". Roh Kudus mengasihi kita seperti Kristus. Kita dapat melukai hati atau membangkitkan amarah orang yang tidak mengasihi kita, tetapi "medukakan hati" hanya dapat kita lakukan terhadap orang yang mengasihi kita. Bagimana orang Kristen dapat mendukakan Roh Kudus? Dalam Ef. 4:20-32 Paulus mengatakan bahwa kelakukan apa saja yang tidak seperti Yesus, baik perkataan ataupun watak mendukakan Roh kasih karunia.<br /><br />Roh Kudus adalah Roh:<br /><br /><br /><br /><br />Kebenaran (Yoh. 14:17); maka apa saja yang palsu, penipuan, ataupun kemunafikan mendukakan Dia.<br /><br />Iman (2Kor. 4:13); maka keragu-raguan, ketidakpercayaan, kegelisahan, kekuatiran, mendukakan Dia.<br /><br />Kasih karunia (Ibr.10:29); maka apa saja di dalam kita yang keras, pahit, dengki, tidak ramah, tidak mengampuni, atau tidak mengasihi mendukakan Dia.<br /><br />Kekudusan (Rm. 1:4); maka segala sesuatu yang tidak bersih, yang mengotorkan, atau menghina mendukakan Dia.<br /><br /><br />Apa yang terjadi jika kita mendukakan Roh Kudus? Pada waktu Ia berdukacita, sukacita dan kuasa di dalam hidup kita diambil-Nya sampai kita mengakui dan meninggalkan dosa kita. Ini bukan karena Ia melepaskan kita, tetapi sebab Ia dengan sengaja Ia membuat kita sedih sampai kita berpaling kembali kepada Kristus dengan hati yang hancur, kesedihan, dan pengakuan. Saya yakin bahwa satu kali kita telah dibaptiskan ke dalam tubuh Kristus dan didiami oleh Roh Kudus, kita tak akan ditinggalkan oleh Roh lagi. Kita dimeteraikan untuk selamanya. Dan ia adalah jaminan akan apa yang akan datang. Memang sebagai Roh kasih, Roh Kudus berdukacita pada waktu kita berdosa, sebab Ia mengasihi kita.<br /><br />Memadamkan Roh (1Tes. 5:19)<br /><br />Menghujat Roh Kudus adalah dosa yang dilakukan oleh orang yang tidak percaya. Mendukakan dan memadamkan Roh adalah dosa yang dilakukan oleh orang-orang percaya. Kata memadamkan berarti "matikan, mengecilkan." Itu berhubungan dengan keterangan Firman Tuhan mengenai Roh Kudus sebagai api. Pada waktu kita memadamkan Roh, kita memadamkan api.<br /><br />Gambaran api memberikan dua aspek:<br /><br />Pertama, api itu padam apabila persediaan bahan bakar habis. Jika kita tidak mengobarkan jiwa kita, jika kita tidak mengobarkan jalan kasih karunia, jika kita gagal berdoa, bersaksi, atau membaca Firman Allah, api Roh Kudus akan terbendung. Hal-hal itu adalah saluran yang dipakai untuk memberi kita bahan bakar supaya api itu tetap menyala. Dan Roh Kudus ingin agar kita menggunakan pemberian-pemberiaan itu agar api-Nya tetap menyala dalam hidup kita.<br />Kedua, kita dapat mematikannya dengan cara menyiraminya dengan air, atau menutupnya dengan selimut atau dengan tanah. Dengan cara yang sama, dosa yang disengaja memadamkan Roh.<br /><br />Pernahkah Anda di dalam bentuk apa saja mendukakan Roh, atau memadamkan Roh, atau memadamkan Roh dalam hidup Anda? Jika itu adalah persoalannya, sadarlah bahwa sekarang inilah waktunya untuk mengakui semua kepada Allah, dan bertobat daripada dosa-dosa itu. Kemudian berjalanlah setiap hari di dalam kepenuhan Roh, dan peka terhadap pimpinan-Nya dan kuasa-Nya di dalam hidup Anda.<br /><br />Sumber: Buku: Roh Kudus hal 194-207<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://artikel.sabda.org/dosa-dosa_yang_melawan_roh_kudus">Question</a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-11329950307544523492009-02-01T01:41:00.000-08:002009-02-01T01:42:20.024-08:00Allah Roh Kudus<strong>Allah Roh Kudus</strong><br />Oleh: Wiempy Wijaya<br /><br />Di bawah ini akan saya bahas mengenai Allah Roh Kudus.<br /><br />ALLAH ROH KUDUS<br /><br />Siapakah Roh Kudus itu ?<br />Roh Kudus adalah Allah oknum ketiga<br /><br />Apakah buktinya bahwa Roh Kudus adalah Allah ?<br />Menerima sebutan sebagai Allah. (Kisah Para Rasul 5:3-4, 26:16-25; Ibrani 10:15)<br />Memiliki kepribadian Allah. (Ibrani 9:14; Mazmur 139:7-10; Kisah Para Rasul 1:8; 1 Korintus 2:10)<br />Melakukan pekerjaan Allah. (Kejadian 1:2; 1 Korintus 6:11; 1 Petrus 1:21; Kisah Para Rasul 20:28)<br />Namanya disebut bersama-sama dengan Allah. (Matius 28:20; 2 Korintus 13:13)<br />Roh Kudus itu dilambangkan dengan apa saja ?<br />Angin (Yohanes 3:8)<br />Merpati (Lukas 3:22)<br />Api (Kisah Para Rasul 2:3)<br />Materai (Efesus 1:13-14)<br />Kapan Roh Kudus mulai bekerja ?<br />Roh Kudus sudah ada sebelum dunia ada dan segala isinya tercipta (Kejadian 1:1-2). Namun pada hari Pentakosta aktivitas Roh Kudus dinyatakan kepada manusia yang menunjukkan masa baru (Kisah Para Rasul 2).<br /><br />Apakah pekerjaan Roh Kudus itu ?<br />Mengingatkan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yohanes 16:8)<br />Melahir-barukan orang percaya (Yohanes 3:5-6)<br />Tinggal dalam hati orang percaya (Yohanes 14:17, 1 Korintus 6:19)<br />Memberi jaminan keselamatan (Efesus 1:13-14)<br />Menghibur hati yang berduka (Yohanes 14:26)<br />Membantu orang yang percaya berdoa (Roma 8:16-27)<br />Membantu orang percaya berbicara (Lukas 12:11-12, Kisah Para Rasul 2:4)<br />Menolong orang percaya berbuah (Galatia 5:22-23)<br />Memberi karunia Rohani (1 Korintus 12:8-11)<br />Mengutus Missionari (Kisah Para Rasul 13:2)<br />Memberitahukan hal-hal yang akan datang (Yohanes 16:13)<br />Mewahyukan firman Tuhan (2 Petrus 1:20-21)<br />Memberi kuasa (Kisah Para Rasul 1:8)<br />Mencipta (Kejadian 1:2)<br />Apakah buktinya Roh Kudus itu suatu bentuk pribadi ?<br />Roh Kudus dapat melakukan pekerjaan dan juga dapat diperlakukan sebagai pribadi antara lain sebagai berikut :<br />Dapat di bohongi (Kisah Para Rasul 5:3)<br />Dapat didukacitakan (Efesus 4:30)<br />Dapat dihujat (Lukas 12:10)<br />Dapat mengajar (Lukas 12:11-12)<br />Dapat menghibur (Yohanes 14:26)<br />Dapat mengutus (Kisah Para Rasul 13:2)<br />Bagaimana seseorang dapat dipenuhi dengan Roh Kudus ?<br />Setiap orang percaya menerima Roh Kudus untuk memimpin hidupnya. Jika orang tersebut membuang dosanya dan berada dalam ketaatan penuh pada pimpinan Roh Kudus maka orang itu dipenuhi dengan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 4:31)<br /><br />Apakah tanda-tanda orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus ?<br />Berani memberitakan firman Tuhan (Kisah Para Rasul 4:8)<br />Mempunyai iman yang besar (kuat) (Kisah Para Rasul 11:24)<br />Penuh kuasa (Kisah Para Rasul 2:37-41)<br />Lebih mengerti kitab suci (Alkitab) (Kisah Para Rasul 2:14-36)<br />Berbuah Roh (Galatia 5 :22-23)<br />Berapa lamakah Roh Kudus berdiam dalam diri seseorang ?<br />Roh Kudus tinggal selama-lamanya dalam diri orang yang percaya (Efesus 1:13-14, Yohanes 14:17)<br /><br />Apakah artinya dibaptiskan dengan Roh Kudus ?<br />Dibaptiskan dengan Roh Kudus yaitu masuknya Roh Kudus dan berdiam dalam diri orang yang menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Baptisan Roh Kudus terjadi satu kali saja dalam hidup seorang percaya (Kisah Para Rasul 1:5). Jadi jika ada di antara saudara sekalian mau pindah dari gereja aliran Protestan ke gereja aliran Pantekosta, dan oleh Pdt. dari gereja Pantekosta tsb minta dibaptis ulang dengan cara baptis selam untuk bisa menjadi jemaat di gereja tersebut atau agar bisa mengikuti pelayanan di gereja tersebut, saya sarankan jangan mau dibaptis ulang untuk yg kedua kalinya. Baptisan hanya berlaku dan terjadi satu kali saja dalam hidup kita sebagai orang Kristen. Jika hanya gara-gara pindah gereja dan lalu kita dibaptis ulang untuk yang kedua kalinya, hal ini tidak diperkenankan.<br /><br />Apakah orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus harus berbahasa Roh ?<br />Dengan tegas saya katakan Tidak harus !!! Kita ambil contoh Rasul Petrus yang penuh dengan Roh Kudus namun berbahasa biasa (Kisah Para Rasul 4 :8, 13:9-10)<br /><br />Apakah yang perlu diketahui tentang bahasa Roh atau bahasa lidah ?<br />Hanya berkata-kata kepada Allah (1 Korintus 14:2)<br />Tidak ada seorang pun yang mengerti (1 Korintus 14:2)<br />Mengucapkan hal-hal yang rahasia (1 Korintus 14:2)<br />Membangun diri sendiri (1 Korintus 14:4)<br />Tidak terlalu berharga (1 Korintus 14:5)<br />Dapat ditafsirkan (1 Korintus 14:5)<br />Berdoa dengan Roh dan tidak menggunakan akal budi (1 Korintus 14:14)<br />Tidak berguna di depan jemaat (1 Korintus 14:19)<br />Tanda untuk orang yang tidak beriman (1 Korintus 14:22)<br />Apakah segi negatif dari bahasa Roh ?<br />Tidak dapat dibedakan antara bahasa Roh yang sungguh dan yang palsu.<br />Menimbulkan kesombongan Rohani.<br />Menjadi batu sandungan (1 Korintus 14:23)<br />Memanipulasi pekerjaan Tuhan.<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://artikel.sabda.org/node/730">Question</a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-59224026582216493412009-02-01T01:38:00.000-08:002009-02-01T01:40:44.937-08:00Ciri-ciri Dipenuhi Roh Kudus<strong>Ciri-ciri Dipenuhi Roh Kudus</strong><br /><br /><br />Your Problems - November 2007<br /><br />Pertanyaan: Shalom Bahana, apa maksud dipenuhi Roh Kudus? Cirinya seperti apa? Apa benar orang yang sudah dipenuhi Roh Kudus bisa bahasa roh? Bagaimana cara supaya selalu dipenuhi Roh Kudus? Gimana cara supaya kita bisa masuk surga? Dengan kita berbuat baik dan percaya, apa tidak cukup? (08564000XXXX)<br /><br />Jawaban: Kita harus mengingat bahwa kita dapat diselamatkan bukan karena ber-buat baik, tapi oleh karena iman dalam darah penebusan Yesus Kristus. Alkitab berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri,” (Ef. 2:8-9).<br /><br />Jadi tidak ada penambahan apa-apa untuk kita diselamatkan. Sejak kita percaya Yesus, Roh Kudus sudah ada di dalam diri kita. Nah, sekarang Roh Kudus ingin memanifestasikan diri-Nya atau ingin mengalir keluar dari diri kita agar kita dapat menjadi berkat buat orang lain (Yoh. 7:37-39). Salah satu manifestasi-nya adalah bahasa roh.<br /><br />Sumber : <a href="http://www.bahana-magazine.com/?p=productsMore&iProduct=289&sName=Ciri-ciri-Dipenuhi-Roh-Kudus">Question </a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-82668122756146778022009-02-01T01:30:00.000-08:002009-02-01T01:38:43.159-08:00Kuasa & Kepenuhan Roh Kudus Dalam Penginjilan<strong>Kuasa & Kepenuhan Roh Kudus Dalam Penginjilan</strong><br />Pdt. Johanes Lilik S.Th.<br />Disarikan dari Training Pemuridan Penginjilan, 23 September 2000<br /><br /><br />POKOK BAHASAN<br />1. Apa yang dimaksud dengan kuasa & kepenuhan Roh Kudus serta hubungannya dengan urapan Roh Kudus & mengapa kita harus memilikinya?<br />2. Manifestasi orang yang menginjili dengan kuasa dan kepenuhan Roh Kudus & buah-buahnya.<br />3. Pergumulan orang yang dipenuhi dan diurapi Roh Kudus kalau dia berdosa dan bagaimana memperoleh kuasa & kepenuhan Roh Kudus.<br /><br /><br />* Orang yang belum bertobat dapat dipakai & diurapi oleh Tuhan, contohnya Raja Koresy<br />* Orang yang diurapi oleh Roh Kudus pasti akan menginjili dengan penuh kuasa.<br /><br />Perbedaan antara orang yang diurapi dan sudah menerima Kristus dengan yang diurapi tapi belum menerima Kristus<br /><br /><br /><br /><br /><br />Eksternal (diurapi tapi belum menerima Kristus}<br />1. Urapan RK bersifat eksternal, tidak menyentuh ke dalam hati.<br />2. Tidak ada transformasi batin.<br />3. Tidak ada relasi, seakan bertindak dengan kemauan sendiri.<br />4. Satu kali ia akan ditinggalkan Tuhan<br />5. Sesudah ditinggalkan, akan dihakimi dengan lebih hebat.<br />6. Urapan tersebut mempunyai sifat tujuan akhir untuk merusak/ menghakimi semua dosa<br /><br />Internal {diurapi dan sudah menerima Kristus}<br />1. Urapan RK bersifat internal, ada api RK yang menyala di dalam hatinya.<br />2. Ditransformaasi - ada perubahan yang bersifat memperbaharui pribadi, sehingga dipakai Tuhan secara efektif.<br />3. Ada relasi yang intim dengan Allah, sehingga ia sadar bahwa ia dipakai/diurapi oleh Tuhan.<br />4. Tidak akan dilepaskan dari tangan Tuhan.<br />5. Setelah dipakai akan diurapi dengan hebat.<br />6. Urapan Tuhan membangun/memulihkan.<br /><br /><br />Penginjilan merupakan pekerjaan Allah :<br />1. Pekerjaan Yesus Kristus (Mrk 16:8)<br />Dalam penginjilan harus bersandarkan kepada Kristus.<br />2. Pekerjaan Roh Kudus (1 Tes 1:5)<br />Kuasa di dalam penginjilan diberikan oleh Roh Kudus, sehingga RK menguasai kita di dalam penginjilan.<br />3. Pekerjaan Allah Bapa (Yoh 6:44; 65)<br />Allah Bapa menarik orang untuk percaya. Orang bisa percaya bukan karena dirinya sendiri, tetapi karena kebaikan Bapa. Jangan ada seorang pun yang mencuri kemuliaan Allah Tritunggal.<br /><br />* Dalam penginjilan kita dibentuk oleh Tuhan Yesus. Yang terpenting adalah kita mau Taat.<br />* Di dalam pengurapan Internal, orang yang diurapi adalah orang yang dikhususkan untuk tugas penginjilan. Sebab tidak semua orang mendapatkan pengurapan (Hak 9:8; 2 Sam 2:4; 1 Raj 1:34; Kel 28:41; 1 Raj 19:16).<br />* Semua orang yang sudah lahir baru, pasti menerima urapan Roh Kudus, tapi sifatnya umum.<br />* Namun meskipun tidak diurapi secara khusus, kita harus tetap menginjili karena itu adalah tugas setiap orang percaya.<br /><br />Orang yang diurapi selain dikhususkan, juga dikuduskan (Kel 30:22-33). Urapan bisa hilang, kalau hidup dalam kenajisan dosa/kesembronoan/kesombongan. Orang yang diurapi harus rendah hati.<br /><br />Mengapa kita perlu menginjili dengan urapan Roh Kudus?<br />1. Karena Yesus sendiri tidak dapat menginjili, tanpa urapan kuasa RK<br />Orang awam yang tidak mendapat urapan khusus di penginjilan sudah mendapat urapan umum RK (Luk 4:18; Kis 10:38; Mat 12:27-28; Ibr 9:14; Kis 1:2; Rom 8:11).<br />2. Yesus Kristus sendiri tidak melakukan penginjilan kalau tidak diurapi oleh RK. Oleh karena itu kita kita perlu meminta diurapi RK untuk pergi menginjili.<br />3. Karena Firman Tuhan yang disampaikan, tidak ada kuasa kalau tidak diurapi oleh RK.<br />4. Manusia tidak bisa menerima Firman Tuhan, tanpa pekerjaan Roh Kudus.<br />5. Manusia bisa bertobat & beriman karena pekerjaan Roh Kudus.<br />6. Kalau tidak ada urapan Roh Kudus seringkali dalam menginjili kita menjadi batu sandungan yang tidak baik.<br />Beda Firman Tuhan yang disampaikan tanpa urapan dan dengan urapan RK :<br />Injil yang Hidup<br /><br />Menurut Luther :<br />Pengertian Hidup berasal dari RK<br />* Kuasa Firman Tuhan = Kuasa Roh Kudus<br /><br />Menurut Calvin ;<br />* Firman berkuasa, RK juga berkuasa, keduanya dapat dibedakan, tapi tidak dapat dipisahkan<br />* Firman Tuhan & iluminasi RK masuk ke dalam hati dan ditajamkan, kemudian dikokohkan, sehingga barangsiapa berpegang teguh kepada Firman Tuhan akan mendapatkan ketenteraman hati.<br /><br />Ada 4 macam orang :<br />1. Orang yang tidak pernah dengar Injil.<br />2. Orang yang pernah mendengar Injil, tetapi menolaknya, sehingga Injil menjadi hakim bagi orang itu.<br />3. Orang yang pernah mendengar Injil dan mendapat iluminasi Roh Kudus, tetapi tidak mendapat karunia iman.<br />4. Orang yang pernah mendengar Injil dan mendapat iluminasi RK & bertobat, beriman.<br /><br /><br />Zakharia 4 : 6; Wahyu 3 : 7-13; KPR 1 : 8; I sam 6-7:13<br /><br />* Dalam PI kita harus memancarkan kasih, sehingga saat orang mendengar ia merasakan kasih yang memancar dan mengalir, tidak mengandalkan kekuatan sendiri, tapi dengan Roh Tuhan.<br />* Urapan & Kepenuhan RK tidak selalu bersamaan.<br />Contoh: Saul, ia diurapi dulu baru dipenuhi.<br />* Dalam PI, kita harus berdoa kepada RK meminta urapan-Nya.<br /><br /><br />Makna Allah hadir di dalam kita :<br /><br />1. Saat kita diurapi, RK hadir menyertai di dalam dan melalui kita untuk misi yang khusus dan juga bersaksi di dalam roh kita bahwa Ia sudah hadir untuk menyertai kita.<br />2. Orang yang diurapi akan merasakan hubungan/komunikasi/relasi pribadi yang intim dengan Roh Allah di dalam penginjilan<br />Contoh: Orang yang menginjili dengan urapan internal, sambil menginjili akan merasakan persekutuan/pergaulan dengan Allah.<br />Orang yang menginjili tanpa urapan, ia akan menginjili tanpa merasakan hubungan apa-apa dengan Tuhan.<br /><br />Theological Gaz<br />Urapan Internal = Do all thing in Christ<br />Urapan Eksternal =Do it without Christ<br />Tanpa Theological Gaz, PI terasa kering kerontang.<br /><br />3. Ditransformasi di dalam pelayanan itu sendiri<br />Ada perubahan di dalam hidup kita dan orang lain juga merasakannya. Sambil menginjili, hidupnya akan disucikan dan dikuduskan oleh Tuhan.<br />4. RK menguasai sepenuhnya: hati, pikiran, perasaaan, perbuatan, beban, dan juga keinginan kita. RK yang mengontrol kepribadian orang tersebut, sehingga ia dipimpin oleh Firman. Dalam pelayanannya, penguasaan RK bersifat organik/dinamis, bukan mekanis<br />5. Tuhan menyatakan kehadiran & kuasa-Nya di dalam pelayanan orang yang menginjili.<br />6. Tangan kanan kita dipegang oleh Tuhan. Ia menyertai perbuatan yang kita kerjakan, keberhasilannya sesuai dengan kehendak Allah.<br />7. Allah memberikan perkenan, hidupnya dan dilayakkan di dalam pelayanan penginjilan.<br /><br />Mat 9:35-11:1 ; Mat 9:35-11:1<br /><br />Bagaimana Orang memperoleh urapan RK (khusus untuk PI)?<br />1. Sebelum memperoleh urapan, ia harus dipilih, ditetapkan Kristus (special calling) sebagai Pekabar Injil.<br />Panggilan jabatan penginjil tidak sama dengan pendeta.<br />Penginjil lebih berfokus kepada Kerajaan Allah.<br />Pendeta lebih berfokus kepada Jemaat yang dilayani.<br />Di dalam Roma Katolik, Imamat Jabatan meniadakan Imamat Am.<br />Di dalam Radikal Reformasi, Imamat Am meniadakan Imamat Jabatan.<br />Di dalam Reformed: yang satu melengkapi yang lain.<br />2. Memiliki hati yang hancur oleh belas kasihan melihat orang berdosa yang belum mengenal Kristus.<br />3. Sungguh-sungguh berdoa. Pokok doa yang terpenting adalah penginjilan yang bersifat global, doa yang memiliki kingdom perspective.<br />4. Harus memiliki iman bahwa Tuhan memberikan urapan kuasa-Nya di dalam pekabaran Injil, termasuk kuasa untuk mengusir setan, melenyapkan segala penyakit & kelemahan.<br />5. Mempersembahkan seluruh tubuh, jiwa & harta kepada Tuhan dengan kesungguhan (2 Taw 16:9).<br />6. Hidup dalam kesucian ( 2 Tim 2:21).<br />7. Mau membayar harga.<br /><br />Buah-buah urapan RK dalam penginjilan:<br />1. Menjalin keyakinan akan kuasa RK di dalam pemberitaan Injil.<br />2. Mengabarkan Injil dengan berani (Kis 4:31).<br />3. Penyampaian Injil akan menyertakan hikmat Allah yang tidak bisa ditandingi kecerdasan manusia (Kis 6:10; 1 Yoh 2:20; 27).<br />4. Menjadi alat yang efektif di dalam penginjilan (Kis 9:15-16).<br />5. Allah akan melayakkan orang yang yang menginjili untuk menderita di dalam nama Yesus.<br />6. Memiliki kepekaan akan pimpinan RK di dalam Penginjilan (Kis 16:6-7).<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://www.pemudakristen.com/artikel/kuasa_dan_kepenuhan_roh_kudus_dalam_penginjilan.php">Question</a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-23464382793637486352009-01-30T03:08:00.000-08:002009-01-30T03:09:17.344-08:00Bagaimana Allah membagikan karunia-karunia Roh? Apakah Allah akan memberi karunia Roh yang saya minta?<div align="center"><strong>Bagaimana Allah membagikan karunia-karunia Roh? Apakah Allah akan memberi karunia Roh yang saya minta?<br /></strong><br /><br /><br />Pertanyaan: Bagaimana Allah membagikan karunia-karunia Roh? Apakah Allah akan memberi karunia Roh yang saya minta?<br /><br />Jawaban: Roma 12:3-8 dan 1 Korintus 12 amat jelas bahwa setiap orang Kristen diberi karunia Roh sesuai dengan kehendak Tuhan. Karunia-karunia Roh diberikan dengan tujuan untuk membangun tubuh Kristus (1 Korintus 12:7; 14:12). Saat yang tepat ketika karunia ini diberikan tidak secara khusus disebutkan. Kebanyakan orang beranggapan bahwa karunia Roh diberikan pada saat kelahiran rohani (saat keselamatan). Namun demikian, ada beberapa ayat yang mungkin mengindikasikan bahwa Allah juga memberi karunia Roh pada waktu yang lebih belakangan. Baik 1 Timotius 4:14 dan 2 Timotius 1:6 merujuk pada “karunia” yang Timotius terima “oleh nubuat” pada saat dia ditahbiskan Kemungkinan ini mengindikasikan bahwa salah seorang penatua pada penahbisan Timotius berbicara di bawah kuasa Allah mengenai karunia rohani yang akan diberikan kepada Timotius untuk memampukan dia untuk pelayanan di kemudian hari.<br /><br />Dalam 1 Korintus 12:28-31 and 1 Korintus 14:12-13 kita juga diberitahu bahwa Allahlah (dan bukannya kita) yang memilih karunia. Ayat-ayat ini juga mengindikasikan bahwa bukan semua orang akan memiliki karunia tertentu. Paulus memberitahukan orang-orang percaya di Korintus bahwa kalau mereka menginginkan karunia rohani, mereka harus menyingkirkan ketakjuban mereka dengan karunia-karunia yang “spektakular” atau “yang dapat dipamerkan”, dan mencari karunia-karunia yang membangun, seperti bernubuat (menyampaikan Firman Tuhan untuk membangun orang lain). Mengapa Paulus memberitahu mereka untuk mencari karunia-karunia “terbaik” kalau mereka sudah mendapatkan segala yang mereka bisa dapatkan, dan tidak ada lagi kesempatan untuk mendapatkan karunia-karunia yang “terbaik” ini? Ini akan membawa kita untuk percaya bahwa sama seperti Salomo meminta hikmat dari Allah untuk menjadi pemimpin yang baik dari umat Allah, maka Allah juga akan memberi kita karunia-karunia yang kita butuhkan untuk kebaikan gereja.<br /><br />Setelah mengatakan ini masih perlu ditekankan bahwa karunia-karunia ini dibagikan menurut pilihan Allah, bukan diri kita. Kalau setiap orang Korintus menginginkan karunia tertentu, seperti misalnya bernubuat, Allah tidak akan memberi setiap orang karunia itu hanya karena mereka betul-betul menginginkannya. Mengapa? Di mana jadinya orang-orang lain yang dibutuhkan untuk melayani dalam peranan lain dalam tubuh Kristus?<br /><br />Ada satu hal yang amat jelas, perintah Allah adalah pemberian kemampuan dari Allah. Kalau Allah memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu (misalnya bersaksi, mengasihi yang tidak dapat dikasihi, menjadikan semua bangsa murid Tuhan, dll) Dia akan memampukan kita melakukan itu. Sebagian orang mungkin tidak punya “karunia” untuk menginjili seperti orang lain misalnya, namun Allah memerintahkan semua orang Kristen untuk bersaksi dan memuridkan (Matius 28:18-20; Kisah 1:8). Kita semua dipanggil untuk menginjili, baik kita memiliki karunia penginjilan atau tidak. Orang Kristen yang punya ketekadan yang mau terus berusaha setelah mempelajari Firman Allah dan mengembangkan kemampuannya untuk mengajar, akan menjadi guru yang lebih baik dari orang yang memiliki karunia untuk mengajar tapi mengabaikan karunia tsb.<br /><br />Sebagai kesimpulan, apakah karunia rohani diberikan kepada kita saat kita menerima Kristus, atau kita mendapatkannya melalui hidup bersama Allah? Jawabannya adalah kedua-duanya. Biasanya karunia rohani diberikan pada saat diselamatkan, namun juga dapat diperoleh melalui pertumbuhan rohani. Apakah keingingan hati Anda dapat diperjuangkan dan dikembangkan menjadi karunia rohani? Dapatkah Anda mengejar karunia rohani tertentu? 1 Korintus 12:31 nampaknya mengindikasikan bahwa adalah mungkin untuk “dengan sungguh-sungguh menginginkan karunia yang terbaik.” Anda boleh minta dari Allah karunia rohani tertentu dan dengan giat mengejarnya dengan berusaha berkembang dalam bidang itu. Pada saat yang sama, kalau itu bukan kehendak Allah, Anda tidak akan mendapatkannya sekeras apapun Anda mengejarnya. Allah maha bijak dan tahu karunia apa yang paling bagus bagi Anda dalam kerajaanNya.<br /><br />Seberapapun hebatnya Anda dalam karunia yang Anda miliki, kita semua dipanggil untuk mengembangkan bidang-bidang yang dicantumkan dalam daftar karunia rohani … menunjukkan keramahan, kemurahan, melayani satu dengan yang lain, mengabarkan Injil, dll. Saat kita berusaha melayani Dia karena kasih, demi untuk membangun orang lain bagi kemuliaanNya, Dia akan memuliakan namaNya, menumbuhkan gerejaNya dan memberi kita pahala (1 Korintus 3:5-8, 12:31-14:1). Allah berjanji bahwa ketika kita menjadikan Dia sebagai kesenangan kita, Dia akan mengabulkan keinginan hati kita (Mazmur 37:4-5). Termasuk di dalamnya adalah mempersiapkan kita untuk melayani Dia dengan cara yang dapat memberi kita makna dan kepuasan.<br /><br /><br /><br />Sumber : <a href="http://www.gotquestions.org/Indonesia/membagikan-karunia-Roh.html">Question</a></div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-76818761943312028892009-01-30T02:57:00.000-08:002009-01-30T02:58:22.518-08:00Kalau Yesus adalah Allah, bagaimana Da berdoa kepada Allah? Apakah Yesus berdoa kepada diriNya sendiri?<div align="center"><strong>Kalau Yesus adalah Allah, bagaimana Da berdoa kepada Allah? Apakah Yesus berdoa kepada diriNya sendiri?</strong><br /><br /><br /><br />Pertanyaan: Kalau Yesus adalah Allah, bagaimana Da berdoa kepada Allah? Apakah Yesus berdoa kepada diriNya sendiri?<br /><br />Jawaban: Untuk memahami Yesus sebagai Allah dalam dunia berdoa kepada BapaNya yang adalah Allah di surga kita perlu mengerti bahwa Bapa yang kekal dan Anak yang kekal memiliki hubungan yang kekal sebelum Yesus menjadi manusia. Silahkan baca Yohanes 5:19-27, khususnya 5:23 di mana Yesus mengajarkan bahwa Bapa mengutus sang Anak (baca juga Yohanes 15:10). Yesus bukan baru menjadi Anak Allah ketika Dia dilahirkan di Betlehem bertahun-tahun yang lalu. Dari kekekalan, Yesus senantiasa adalah Anak Allah, sekarang dan untuk selamanya.<br /><br />Yesaya 9:6 memberitahu kita bahwa seorang Putra telah diberikan dan seorang Anak dilahirkan. Yesus senantiasa merupakan bagian dari hubungan Tri-tunggal bersama dengan Roh Kudus. Ke Tri-tunggalan selalu ada, Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Bukan tiga allah, namun satu Allah yang berada sebagai tiga pribadi. Yesus mengajarkan bahwa Dia dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30). Yang dimaksudkan Yesus adalah bahwa Dia dan Bapa, dan tentunya Roh Kudus, memiliki substansi yang sama, esensi yang sama, Allah atau keillahian. Ketiga Pribadi yang setara ini berada sebagai Allah. Ketiganya sudah dan terus menerus memiliki hubungan yang kekal.<br /><br />Yang terjadi adalah ketika Yesus, sang Anak Allah yang kekal menjadi manusia yang tak berdosa Dia juga mengambil wujud seorang hamba, meninggalkan kemuliaan surgawiNya (bdk. Filipi 2:5-11). Sebagai Allah-manusia, Dia belajar untuk taat (Ibrani 5:8) kepada BapaNya ketika Dia dicobai oleh Iblis, difitnah oleh manusia, ditolak oleh sesamaNya, dan akhirnya disalibkan. DoaNya kepada Bapa surgawinya adalah untuk meminta kuasa (Yohanes 11:41-42) dan hikmat (Markus 1:35; 6:46). Doanya memperlihatkan bahwa dalam kemanusiaanNya Dia bergantung kepada Bapa untuk menjalankan rencana BapaNya untuk penebusan (perhatikan doa Yesus sebagai Imam Besar dalam Yohanes 17); dan pada akhirnya tunduk kepada kehendak BapaNya di Taman untuk naik ke salib untuk membayar hutang dosa karena kita melanggar hukum Allah, yaitu kematian (Matius 26:31-46). Tentulah Dia bangkit secara fisik dari kubur, memenangkan pengampunan dan hidup kekal untuk kita yang menerima Dia sebagai Juruselamat secara pribadi.<br /><br />Tidak ada masalah dengan sang Anak sebagai Allah berdoa atau bercakap-cakap dengan Bapa sebagai Allah. Sebagaimana yang telah disebutkan, mereka memiliki hubungan kekal sebelum Kristus menjadi manusia. Dalam kemanusiaanNya hubungan ini digambarkan dalam Injil sehingga kita dapat melihat bagaimana Anak Allah dalam kemanusiaanNya menjalankan kehendak BapaNya sehingga penebusan dapat tersedia bagi semua orang (Yohanes 6:38). Ketaatan Kristus secara terus menerus kepada Bapa surgawiNya diberikan kekuatan dan fokusnya terus dipelihara melalui kehidupan doaNya. Contoh doa Yesus disediakan untuk kita ikuti.<br /><br />KeAllahan Yesus Kristus tidaklah berkurang ketika di dalam dunia Dia berdoa kepada Allah Bapa di surga. Dia menggambarkan bahwa sekalipun sebagai manusia yang tidak berdosa, adalah perlu untuk tetap memiliki kehidupan doa yang vital agar dapat menjalankan kehendak BapaNya. Yesus berdoa kepada Bapa menunjukkan hubunganNya, dalam ketritunggalan, dengan Bapa, dan menjadi contoh bagi kita, bahwa kita mesti bersandar kepada Allah melalui doa untuk kekuatan dan hikmat yang kita perlukan. Karena Kristus, sebagai Allah-manusia membutuhkan kehidupan doa yang bersemangat, demikian pula seharusnya para pengikut Kristus zaman ini!<br /><br /><br /><br />Sumber : <a href="http://www.gotquestions.org/Indonesia/Yesus-berdoa-kepada-Allah.html">Question </a></div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-91294650170750221982009-01-30T02:29:00.000-08:002009-01-30T02:50:48.654-08:00Apa kata Alkitab mengenai kerasukan setan?<div align="center"><strong>Apa kata Alkitab mengenai kerasukan setan?<br /></strong><br /><br />Pertanyaan: Apa kata Alkitab mengenai kerasukan setan?<br /><br />Jawaban: Alkitab memberi beberapa contoh mengenai orang yang kerasukan atau dipengaruhi oleh setan-setan. Dari contoh-contoh ini kita dapat menemukan beberapa gejala dari gangguan setan dan juga mendapat pengertian mengenai bagaimana seseorang dapat kerasukan setan. Berikut ini adalah beberapa ayat Alkitab: Matius 9:32-33; 12:22; 17:18; Markus 5:1-20; 7:26-30; Lukas 4:33-36; Lukas 22:3; Kisah Rasul 16:16-18. Dalam beberapa dari ayat-ayat ini kerasukan setan mengakibatkan penyakit secara jasmani, seperti kelu, gejala epilepsi, buta, dll. Dalam kasus-kasus lainnya kerasukan setan menyebabkan orang melakukan kejahatan, seperti pada Yudas. Dalam Kisah Rasul 16:16-18 roh nampaknya membuat si hamba perempuan mengetahui hal-hal yang melampaui pengertiannya sendiri. Dalam kasus orang dari Gerasa yang kerasukan banyak roh, dia memiliki kekuatan yang melampaui kekuatan manusia, berkeliaran dengan telanjang dan berdiam di kuburan. Raja Saul, setelah memberontak melawan Tuhan, diganggu oleh roh jahat (1 Samuel 16:14-15; 18:10-11; 19:9-10) yang mengakibatkan depresi dan keinginan dan kesiapan untuk membunuh Daud.<br /><br />Dengan demikian ada beraneka macam gejala dari kerasukan setan, seperti kelemahan jasmani yang bukan disebabkan oleh gangguan fisiologis, perubahan kepribadian seperti depresi berat atau sifat agresif yang tidak masuk akal, kekuatan supranatural, ketidakpedulian terhadap kepantasan atau interaksi sosial yang “wajar,” dan mungkin juga kemampuan untuk memberi informasi yang tidak dapat diketahui secara biasa. Penting untuk diperhatikan bahwa hampir semua, kalau bukan semua, karakteristik ini mungkin dapat dijelaskan dengan cara-cara lain sehingga penting untuk tidak mencap setiap orang yang depresi atau yang mengidap penyakit epilepsi sebagai kerasukan setan. Di sisi lain, saya kira dalam budaya Barat, kita barangkali kurang serius dalam mempertimbangkan pengaruh setan dalam hidup orang.<br /><br />Selain dari ciri-ciri jasmaniah atau emosional ini, kita juga dapat melihat atribut rohani dari pengaruh kuasa setan pada diri seseorang. Atribut-atribut ini antara lain: tidak mau mengampuni (2 Korintus 2:10-11) dan percaya serta menyebarkan doktrin palsu, khususnya yang berhubungan dengan Yesus Kristus dan karya penebusanNya (2 Korintus 11:3-4, 13-15; 1 Timotius 4:1-5; 1 Yohanes 4:1-3).<br /><br />Mengenai pengaruh setan dalam kehidupan orang-orang Kristen, rasul Petrus adalah contoh bahwa orang percaya dapat DIPENGARUHI oleh si jahat (Matius 16:23). Ada orang yang menyebut orang-orang Kristen yang secara KUAT dipengaruhi oleh setan sebagai “diganggu oleh setan” namun tidak pernah ada contoh dalam Alkitab di mana seorang yang percaya pada Kristus kerasukan setan, dan kebanyakan teolog percaya bahwa seorang Kristen TIDAK DAPAT kerasukan setan karena dia memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalamnya (2 Korintus 1:22; 5:5; 1 Korintus 6:19).<br /><br />Kita tidak tahu bagaimana persisnya seseorang membuka diri untuk dirasuki. Kalau kasus Yudas menjadi contoh, dia membuka hatinya pada kejahatan (dalam kasus ini ketamakannya – Yohanes 12:6). Jadi jika seseorang membiarkan hatinya dikuasai oleh dosa secara terus menerus, … mungkin saja itu akan menjadi undangan bagi setan untuk masuk. Dari pengalaman para misionari, kerasukan setan nampaknya juga berhubungan dengan penyembahan berhala dan pemilikan barang-barang okultis. Alkitab berulang kali menghubungkan penyembahan berhala dengan penyembahan pada setan-setan (Imamat 17:7; Ulangan 32:17; Mazmur 106:37; 1 Korintus 10:20), jadi tidak mengherankan jikalau keterlibatan dengan cara dan praktek penyembahan semacam itu dapat mengakibatkan kesurupan.<br /><br />Saya percaya, berdasarkan ayat-ayat Alkitab di atas dan beberapa pengalaman dari para misionari bahwa banyak orang yang membuka hidup mereka kepada setan melalui dosa atau keterlibatan dalam pemujaan roh (baik secara sadar maupun tidak sadar). Contoh-contohnya antara lain: immoralitas, penyalahgunaan alkohol/narkoba … karena semua ini mengubah tingkat kesadaran seseorang; pemberontakan, kepahitan; meditasi transendental. Dalam budaya Barat kita melihat meningkatnya pengajaran agama Timur yang menyamar sebagai gerakan zaman baru.<br /><br />Ada sesuatu yang tidak boleh dilupakan. Iblis dan roh-roh jahat tidak dapat berbuat apa-apa kepada seseorang kecuali dengan seizin Tuhan (Ayub 1, 2). Dalam keadaan seperti ini, Iblis menyangka bahwa dia mendapatkan apa yang dia inginkan, padahal sebetulnya dia menggenapi apa yang menjadi maksud baik dari Tuhan … termasuk dalam kasus pengkhianatan Yudas. Ada orang-orang yang secara tidak sehat tertarik pada okultisme and kuasa-kuasa kegelapan. Ini bukanlah hal yang bijaksana dan tidak Alkitabiah. Jikalau kita mencari Tuhan dengan hidup kita dan memakai perlengkapan senjata Allah serta bersandar pada kuasaNya (bukan pada kuasa kita sendiri) (Efesus 6:10-18) kita tidak perlu takut pada si jahat karena Tuhan menguasai segalanya<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://www.gotquestions.org/Indonesia/kerasukan-setan.html">Question</a> </div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-73692361361192165992009-01-30T02:24:00.000-08:002009-01-30T02:25:47.867-08:00Apakah karunia berbuat mujizat berlaku untuk zaman sekarang?<div align="center"><strong>Apakah karunia berbuat mujizat berlaku untuk zaman sekarang?<br /></strong><br /><br />Pertanyaan: Apakah karunia berbuat mujizat berlaku untuk zaman sekarang?<br /><br />Jawaban: Pertama-tama penting untuk menyadari bahwa ini bukan mempertanyakan apakah Tuhan masih melakukan mujizat pada zaman sekarang. Adalah suatu kebodohan dan tidak Alkitabiah untuk mengatakan bahwa Allah tidak lagi menyembuhkan orang, berbicara kepada orang-orang dan melakukan mujizat dan tanda-tanda ajaib pada zaman sekarang. Pertanyaannya adalah apakah karunia berbuat mujizat yang digambarkan dalam 1 Korintus pasal 12-14 masih aktif dalam gereja pada zaman sekarang. Ini bukan mempertanyakan apakah Roh Kudus ”dapat” memberi seseorang karunia untuk berbuat mujizat. Pertanyaannya adalah, apakah pada zaman sekarang Roh Kudus masih memberikan karunia untuk berbuat mujizat. Lebih dari semua itu, kita mengakui bahwa Roh Kudus bebas untuk membagi-bagikan karunia sesuai dengan apa yang diinginkanNya (1 Korintus 12:7-11).<br /><br />Dalam kitab Kisah Rasul dan Surat-surat, sebagian besar mujizat dilakukan oleh para rasul dan pembantu-pembantu dekat mereka. 2 Korintus12:12 memberi kita alasan mengapa demikian, “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.” Jika setiap orang percaya dalam Kristus diberikan kemampuan untuk melakukan tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa, maka tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa tidak dapat menjadi tanda pengenal seorang rasul. Kisah Rasul 2:22 memberitahu kita bahwa Yesus ”diakreditasikan” oleh ”tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.” Demikian pula para rasul ”ditandai” sebagai utusan-utusan yang benar-benar dari Allah melalui mujizat-mujizat yang mereka lakukan. Kisah Rasul 14:3 mengatakan bahwa berita Injil ”dikonfirmasikan” oleh mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas.<br /><br />1 Korintus pasa 12-14 pada pokoknya membicarakan topik karunia-karunia Roh. Dari teks ini kelihatannya bahwa orang-orang Kristen “biasa” kadang-kadang diberi karunia berbuat mujizat (12:8-10; 28-30). Kita tidak diberitahu berapa umum hal ini. Dari apa yang kita pelajari di atas, bahwa para rasul ”ditandai” dengan mujizat dan tanda-tanda ajaib, kelihatannya karunia berbuat mujizat diberikan pada orang-orang Kristen ”biasa” sebagai suatu kekecualian dan bukan kebiasaan. Selain para rasul dan pembantu-pembantu dekat mereka, dalam Perjanjian Baru tidak dikatakan orang-orang lain memiliki karunia berbuat mujizat.<br /><br />Penting untuk diingat bahwa gereja mula-mula tidak memiliki Alkitab yang lengkap sebagaimana kita miliki hari ini (2 Timotius 3:16-17). Karena itu karunia bernubuat, pengetahuan dan kebijaksanaan, dll dibutuhkan agar supaya orang-orang Kristen mula-mula mengetahui apa yang Allah ingin mereka lakukan. Karunia bernubuat memampukan orang-orang percaya mengkomunikasikan kebenaran dan wahyu baru dari Tuhan. Sekarang setelah wahyu Allah lengkap dalam Alkitab, karunia yang bersifat ”pewahyuan” tidak lagi dibutuhkan, paling tidak dalam kapasitas seperti dalam Perjanjian Baru.<br /><br />Allah secara ajaib menyembuhkan orang setiap hari. Allah masih berbicara kepada kita pada zaman sekarang, baik dengna suara yang kedengaran, maupun dalam pikiran kita, atau melalui kesan dan perasaan yang kita dapatkan. Allah masih melakukan tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa yang mengherankan, dan kadang-kadang melakukan mujizat-mujizat itu melalui orang Kristen. Namun demikian, apa yang dilakukan tidak selalu berarti itu adalah karunia melakukan mujizat. Tujuan utama dari karunia berbuat mujizat adalah untuk membuktikan bahwa Injil itu benar adanya dan bahwa para rasul adalah benar-benar utusan-utusan Allah. Alkitab tidak secara langsung mengatakan bahwa karunia mujizat sudah berhenti, namun memberikan dasar untuk memahami bahwa karunia itu mungkin tidak lagi dibutuhkan.<br /><br /><br /><br />Sumber : <a href="http://www.gotquestions.org/Indonesia/mujizat-karunia-Roh.html">Question</a> </div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-34406720614302029902009-01-30T02:21:00.001-08:002009-01-30T02:21:40.379-08:00Apa itu karunia berbahasa lidah?<div align="center"><strong>Apa itu karunia berbahasa lidah?<br /></strong><br /><br /><br />Pertanyaan: Apa itu karunia berbahasa lidah?<br /><br />Jawaban: Bahasa lidah pertama kali terjadi pada Hari Pentakosta dalam Kisah Rasul 2:1-4. Para rasul keluar dan membagikan Injil dengan orang banyak dan berbicara kepada mereka dalam bahasa mereka masing-masing, “kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah!” (Kisah Rasul 2:11). Kata Bahasa Yunani yang dalam Bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “lidah” secara harafiah berarti “bahasa” sebagaimana diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Karena itu, karunia berbahasa lidah adalah karunia untuk berbicara dalam bahasa yang si pembicara tidak kuasai supaya orang yang mengerti bahasa tsb dapat dilayani. Dalam 1 Korinuts 12-14 di mana Paulus mendiskusikan karunia-karunia yang ajaib, dia berkomentar bahwa “Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?” Menurut Rasul Paulus, dan sesuai dengan bahasa lidah dalam kitab Kisah Rasul, bahasa lidah berguna bagi orang yang mendengar berita dari Tuhan dalam bahasa mereka sendiri, namun tidak ada artinya bagi orang lain, kecuali kalau dijelaskan/diterjemahkan.<br /><br />Orang yang memiliki karunia untuk menafsirkan bahasa lidah (1 Korintus 12:30) dapat mengerti apa yang dikatakan orang dalam bahasa lidah sekalipun dia tidak mengerti bahasa itu sendiri. Penafsir bahasa lidah kemudian akan menjelaskan berita yang disampaikan dalam bahasa lidah itu kepada orang-orang lain sehingga semua orang bisa mengerti. “Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya” (1 Korintus 14:13). Konklusi Paulus mengenai bahasa lidah yang tidak ditafsirkan sangat kuat. “Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh” (1 Korintus 14:19).<br /><br />Apakah karunia berbahasa lidah berlaku untuk zaman sekarang? 1 Korintus 13:8 mengatakan bahwa karunia bahasa lidah sudah berakhir, walaupun berakhirnya itu dihubungkan dengan datangnya “yang sempurna” dalam 1 Korintus 13:10. Sebagian orang melihat berkurangnya nubuat dan berhentinya bahasa lidah sebagai bukti bahwa bahasa lidah akan berakhir sebelum “yang sempurna” itu datang. Walaupun ini mungkin, namun hal ini tidak jelas dalam ayat ini. Sebagian orang menunjuk pada ayat-ayat seperti Yesaya 28:11 dan Yoel 2:28-29 sebagai bukti bahwa bahasa lidah adalah tanda dari datangnya penghakiman Tuhan. 1 Korintus 14:22 menjelaskan bahwa bahasa lidah adalah “tanda bagi yang tidak percaya.” Menurut jalan pikiran ini, karunia bahasa lidah adalah peringatan bagi orang-orang Yahudi bahwa Allah akan menghakimi Israel karena penolakan mereka terhadap Mesias. Karena itu waktu Tuhan betul-betul menghakimi Israel (dengan hancurnya Yerusalem pada tahun 70 AD di tangan Roma), karunia bahasa lidah tidak lagi diperlukan. Walapun pandangan ini mungkin, terpenuhinya maksud utama dari bahasa lidah tidak berarti bahasa lidah harus berakhir. Alkitab tidak pernah secara konklusif menyatakan bahwa karunia berbahasa lidah telah berakhir.<br /><br />Pada saat yang sama, kalau karunia bahasa lidah masih aktif dalam gereja zaman ini, karunia itu harus dilakukan sesuai dengan Kitab Suci. Bahasa lidah harusnya merupakan bahasa yang sebenarnya dan bisa dimengerti (1 Korintus 14:10). Bahasa lidah dimaksudkan untuk mengkomunikasikan Firman Tuhan dengan orang dari bahasa yang berbeda (Kisah Rasul 2:6-12). Bahasa lidah harus sesuai dengan perintah yang Tuhan berikan melalui Rasul Paulus, “Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah” (1 Korintus 14:27-28). Bahasa lidah juga harus tunduk kepada 1 Korintus 14:33, “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera” (1 Korintus 14:33).<br /><br />Sudah tentu Allah dapat memberi orang karunia berbahasa lidah untuk memampukan orang tsb berkomunikasi dengan orang yang berbahasa lain. Roh Kudus memiliki kedaulatan dalam membagikan karunia-karunia Roh (1 Korintus 12:11). Bayangkan saja bagaimana produktifnya para missionari kalau mereka tidak perlu ke sekolah bahasa dan dapat secara langsung berbicara kepada orang-orang dalam bahasa-bahasa mereka sendiri. Namun nampaknya Tuhan tidak bekerja seperti ini. Bahasa lidah tidak terjadi pada hari ini dengan cara yang sama dalam Perjanjian Baru sekalipun kalau terjadi itu akan sangat berguna. Kebanyakan orang-orang percaya yang mengaku berbahasa lidah tidak melakukannya sesuai dengan pengajaran Kitab Suci sebagaimana disebutkan di atas. Hal ini menghasilkan kesimpulan bahwa bahasa lidah sudah berakhir atau paling tidak jarang terjadi dalam gereja zaman sekarang.<br /><br />Mereka yang percaya pada bahasa lidah sebagai “bahasa doa” untuk membangun diri sendiri mendapatkan pandangan itu dari 1 Korintus 14:4 dan/atau 14:28, “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat” (1 Korintus 14:4). Dalam pasal 14, Paulus menekankan pentingnya bahasa lidah ditafsirkan (diterjemahkan), lihat 14:5-12. Apa yang Paulus katakan dalam ayat 4 adalah “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat” (1 Korintus 14:4). Dalam Perjanjian Baru tidak diberikan instruksi untuk “berdoa dalam bahasa lidah.” Perjanjian Baru sama sekali tidak memberikan instruksi yang spesifik mengenai “berdoa dalam bahasa lidah,” atau secara khusus menggambarkan seseorang “berdoa dengan bahasa lidah.” Selanjutnya jika “berdoa dalam bahasa lidah” adalah untuk membangun diri sendiri, bukankah itu tidak adil untuk mereka yang tidak punya karunia itu dan karenanya tidak dapat membangun diri mereka? 1 Korintus 12:29-30 jelas mengindikasikan bahwa tidak semua orang memiliki karunia berbahasa lidah.<br /><br /><br /><br />Sumber : Question<br /></div><a href="http://www.gotquestions.org/Indonesia/karunia-berbahasa-lidah.html"></a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-86397009828061793142009-01-30T02:06:00.000-08:002009-01-30T02:15:43.580-08:00Dapatkah seorang Kristen kerasukan setan?<div align="center"><strong>Dapatkah seorang Kristen kerasukan setan?</strong><br /><br /><br /><br />Pertanyaan: Dapatkah seorang Kristen kerasukan setan?<br /><br />Jawaban: Alkitab tidak secara eksplisit mengatakan apakah seorang Kristen dapat kerasukan setan atau tidak. Namun karena orang Kristen didiami oleh Roh Kudus (Roma 8:9-11; 1 Korintus 3:16; 6:19) nampaknya tidak mungkin bahwa Roh Kudus akan membiarkan roh jahat untuk menguasai orang yang Dia diami. Kami tahu bahwa ini adalah sebuah isu yang kontroversial. Namun demikian, kami berpegang teguh pada kepercayaan bahwa seorang Kristen tidak dapat dirasuki setan. Kami percaya bahwa ada perbedaan tajam antara dirasuki setan dan diganggu/dipengaruhi oleh setan. Kerasukan berarti setan secara langsung menguasai pikiran dan/atau perbuatan dari orang tsb (Lukas 4:33-35; 8:27-33; Matius 17:14-18). Diganggu/dipengaruhi oleh setan berarti setan menyerang orang tsb. secara rohani dan/atau mendorong mereka untuk berbuat dosa (1 Petrus 5:8-0; Yakobus 4:7). Anda dapat melihat bahwa dalam semua ayat-ayat Perjanjian Baru yang berhubungan dengan peperangan rohani, kita tidak pernah diminta mengeluarkan setan dari orang percaya (Efesus 6:10-18). Kita diminta untuk melawan si jahat (1 Petrus 5:8-9; Yakobus 4:7), bukan mengeluarkan dia.<br /><br />Saya tidak dapat membayangkan bahwa Allah akan mengijinkan salah satu dari anak-anakNya, yang telah dibeliNya dengan darah Kristus (1 Petrus 1:18-19) dan dijadikan ciptaan baru (2 Korintus 5:17) untuk dirasuki dan dikuasai setan. Ya, sebagai orang-orang percaya kita berperang dengan Iblis dan setan-setan, namun bukannya dalam diri kita sendiri. 1 Yohanes 4:4 menyatakan, “Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” Siapakah Dia yang ada di dalam kita? Roh Kudus. Siapakah Roh yang ada di dalam dunia? Iblis dan setan-setan<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://www.gotquestions.org/Indonesia/Kristen-kerasukan.html">Question</a> </div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-69892052070717443692009-01-30T02:04:00.000-08:002009-01-30T02:05:16.326-08:00Apa itu berdoa dalam bahasa lidah? Apakah berdoa dalam bahasa lidah merupakan bahasa antara orang percaya dan Allah?<div align="center"><strong>Apa itu berdoa dalam bahasa lidah? Apakah berdoa dalam bahasa lidah merupakan bahasa antara orang percaya dan Allah?</strong><br /><br /><br /><br />Pertanyaan: Apa itu berdoa dalam bahasa lidah? Apakah berdoa dalam bahasa lidah merupakan bahasa antara orang percaya dan Allah?<br /><br />Jawaban: Sebagai latarbelakang, silahkan baca artikel yang berjudul karunia bahasa lidah. Ada empat bagian Alkitab yang utama yang dikatakan sebagai bukti berdoa dalam bahasa lidah: Roma 8:26, 1 Korintus 14:4-17; Efesus 6:18 dan Yudas ayat 20. Efesus 6:18 dan Yudas ayat 20 menyebutkan “berdoa dalam Roh.” Namun demikian, berbahasa lidah sebagai bahasa doa bukanlah merupakan penafsiran yang mungkin untuk “berdoa dalam Roh.”<br /><br />Roma 8:26 mengajar kita, “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” Dua poin utama membuat sangat tidak mungkin Roma 8:26 merujuk pada bahasa lidah sebagai bahasa doa. (1) Roma 8:26 menyatakan bahwa adalah Roh yang “mengeluh” bukan orang-orang percaya. (2) Roma 8:26 mengatakan bahwa keluhan dari Roh “tidak terucapkan.” Hakekat dasar dari berbahasa lidah adalah mengeluarkan kata-kata.<br /><br />Dengan demikian kita tinggal memiliki 1 Korintus 14:4-17, dan khususnya ayat 14, “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.” 1 Korintus 14:14 secara khusus menyebut “berdoa dalam bahasa lidah/roh.” Apa artinya? Pertama-tama, mempelajari konteksnya mempunyai nilai yang tak terhingga. 1 Korintus 14 pada dasarnya adalah perbandingan/kontras antara karunia berbahasa lidah dan karunia bernubuat. Ayat 2-5 jelas memperlihatkan pandangan Paulus bahwa nubuat itu lebih tinggi derajatnya dibandingkan bahasa lidah. Pada saat yang sama Paulus menyerukan nilai dari bahasa lidah dan menyatakan bahwa dia bangga bahwa dia berkata-kata dengan bahasa lidah lebih dari semua (ayat 18).<br /><br />Kisah pasal 2 menggambarkan kali pertama munculnya bahasa lidah. Pada hari Pentakosta, para rasul berbahasa lidah. Kisah pasal 2 dengan jelas menyatakan bahwa para rasul berbicara dalam bahasa manusia (Kisah 2:6-8). Kata yang diterjemahkan “lidah” dalam Kisah pasal 2 dan 1 Korintus pasal 14 adalah “glossa” yang berarti “bahasa.” Ini adalah kata yang kemudian melahirkan istilah “glossary” dalam Bahasa Inggris. Berbahasa lidah adalah kemampuan untuk berbicara dalam bahasa yang Anda tidak kuasai, dengan tujuan untuk mengkomunikasikan Injil kepada seseorang yang mengerti bahasa tsb. Dalam wilayah Korintus yang multi kultural nampaknya karunia bahasa lidah sangatlah bermanfaat dan menonjol. Orang-orang percaya di Korintus mampu untuk mengkomunikasikan Injil dan Firman Tuhan dengan lebih baik karena karunia bahasa lidah. Namun demikian Paulus menyatakan dengan amat jelas bahwa bahkan penggunaan bahasa lidah dengan cara seperti inipun bahasa lidah tersebut harus diterjemahkan (1 Korintus 14:!3, 27). Seorang percaya dari Korintus akan berbahasa lidah, memberitakan kebenaran Allah kepada seseorang yang berbicara bahasa itu, dan kemudian orang percaya itu, atau orang percaya lainnya dari gereja tsb, menerjemahkan apa dikatakan sehingga seluruh jemaat dapat memahami apa yang dikatakan.<br /><br />Kalau demikian apa itu berdoa dalam bahasa lidah dan apa bedanya dengan berbicara dalam bahasa lidah? 1 Korintus 14:13-17 mengindikasikan bahwa berdoa dlam bahasa lidah juga harus diterjemahkan. Sebagai hasilnya nampaknya berdoa dalam bahasa lidah adalah berdoa kepada Allah. Doa ini akan menjadi berkat bagi orang yang mengerti bahasa tsb. namun juga perlu diterjemahkan agar semua jemaat juga dibangun.<br /><br />Penafsiran ini berbeda dengan penafsiran dari orang-orang yang memandang berdoa dalam bahasa lidah sebagai bahasa doa. Pemahaman ini dapat diringkaskan sbb: berdoa dalam bahasa lidah adalah bahasa doa pribadi antara seorang percaya dan Allah (1 Korintus 13:1), bahwa si orang percaya tsb. menggunakannya untuk membangun dirinya sendiri (1 Korintus 14:4). Penafsiran ini tidak Alkitabiah karena alasan-alasan berikut ini: (1) Bagaimana mungkin berdoa dalam bahasa lidah kalau doa itu harus diterjemahkan (1 Korintus 14:13-17)? (2) Bagaimana berdoa dalam bahasa lidah membangun diri sendiri padahal Alkitab mengatakan bahwa karunia roh adalah untuk membangun gereja dan bukan diri sendiri (1 Korintus 12:7)? (3) Bagaimana bahasa lidah dapat merupakan bahasa doa pribadi kalau bahasa lidah adalah “tanda untuk mereka yang tidak percaya” (1 Korintus 14:22)? (4) Nyata dengan jelas dalam Alkitab bahwa tidak semua orang memiliki karunia bahasa lidah (1 Korintus 12:11, 28-30). Bagaimana bahasa lidah dapat menjadi karunia untuk membangun diri sendiri kalau tidak semua orang percaya memilikinya? Bukankah kita semua perlu dibangun?<br /><br />Ada pemahaman tambahan mengenai berdoa dalam bahasa lidah yang perlu dibicarakan. Sebagian orang memahami berdoa dalam bahasa lidah sebagai “bahasa kode/rahasia” yang mencegah Iblis dan pengikut-pengikutnya mengerti apa yang kita doakan dan mengambil keuntungan dari pengetahuan itu. Penafsiran ini tidaklah Alkitabiah karena alasan-alasan berikut ini: (1) Perjanjian Baru secara konsisten menggambarkan bahasa lidah sebagai bahasa manusia. (2) Alkitab mencatat orang-orang percaya yang tak terhingga jumlahnya yang berdoa dalam bahasa mereka masing-masing dengan suara nyaring tanpa kuatir bahwa Iblis akan menyadap doa itu. Bahkan sekalipun Iblis dan pengikut-pengikutnya mendengar dan memahami doa yang kita naikkan – mereka sama sekali tidak memiliki kuasa untuk mencegah Allah menjawab doa kita sesuai dengan kehendakNya. Kita tahu bahwa Allah mendengar doa-doa kita dan fakta tsb membuat apakah Iblis dan para pengikutnya mendengar doa-doa kita menjadi tidak lagi relevan.<br /><br />Setelah mengatakan semua itu bagaimana dengan orang-orang Kristen yang telah mengalami berdoa dalam bahasa lidah dan merasa bahwa itu sangat membangun mereka? Pertama-tama, kita harus mendasari iman dan perbuatan kita pada Alkitab dan bukannya pengalaman. Kita perlu memandang pengalaman kita dalam ternag Kitab Suci dan bukannya menafsirkan Kitab Suci dalam terang pengalaman kita. Kedua, banyak ajaran sesat dan agama dunia yang juga melaporkan peristiwa bahasa lidah/berdoa dalam bahasa lidah. Jelah bahwa Roh Kudus tidak memberikan karuania kepada orang-orang yang tidak percaya ini, Karena itu kelihatan bahwa Iblis bisa memalsukan karunia bahasa lidah. Hal ini seharusnya membuat kita bahkan lebih berhati-hati membandingkan pengalaman-pengalaman kita dengan Kitab Suci. Ketiga, banyak studi telah memperlihatkan bahwa berbicara/berdoa dalam bahasa lidah dapat dipelajari. Melalui mendengar dan mengamati orang-orang berbicara/berdoa dalam bahasa lidah seseorang dapat belajar caranya, bahkan secara tanpa sadar. Hal ini adalah penjelasan yang paling mungkin untuk sebagian besar kasus bahasa lidah/berdoa dalam bahasa lidah yang terjadi di antara orang-orang Kristen. Keempat, perasaan “membangun diri sendiri” adalah sesuatu yang alamiah. Tubuh kita menghasilkan adrenalin dan endorfin ketika mengalami sesuatu yang baru, menggairahkan, merangsang emosi dan/atau terpisah dari pemikiran rasional.<br /><br />Berdoa dalam bahasa lidah jelas adalah hal yang orang-orang Kristen dapat dengan hormat berbeda pendapat. Berdoa dalam bahasa lidah tidak menentukan keselamatan. Berdoa dalam bahasa lidah bukanlah sesuatu yang memisahkan orang Kristen dewasa dari yang tidak dewasa. Apakah berdoa dalam bahasa lidah adalah bahasa doa bukanlah sesuatu yang mendasar untuk iman Kristen. Jadi sekalipun kami percaya bahwa penafsiran Alkitab soal berdoa dalam bahasa lidah tidak mengarahkan kita utnuk menerima bahwa itu adalah bahasa doa yang bersifat pribadi untuk membangun diri sendiri – kami juga mengenali bahwa banyak orang yang mempraktekkan hal ini adalah saudara/i seiman dalam Kristus, dan layak mendapatkan kasih dan hormat kita.<br /><br /><br /><br />Sumber : Question<br /></div><a href="http://www.gotquestions.org/Indonesia/berdoa-dalam-bahasa-lidah.html"></a>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-68095986927264375032009-01-30T02:02:00.001-08:002009-01-30T02:02:54.613-08:00Di manakah Yesus dalam tiga hari antara kematian dan kebangkitanNya?<div align="center"><strong>Di manakah Yesus dalam tiga hari antara kematian dan kebangkitanNya?<br /></strong><br /><br /><br />Pertanyaan: Di manakah Yesus dalam tiga hari antara kematian dan kebangkitanNya?<br /><br />Jawaban: 1 Petrus 3:18-19 memaparkan, “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara.”<br /><br />Frasa “menurut Roh” dalam ayat 18 memiliki konstruksi yang persis sama dengan frasa “dalam keadaannya sebagai manusia.” Karena itu nampaknya paling tepat kalau menempatkan kata “roh” dalam lingkup yang sama dengan kata “manusia (daging).” Roh dan daging adalah tubuh dan Roh Kristus. Kata “dibangkitkan menurut Roh” menunjuk pada fakta bahwa karena Dia menanggung dosa kita dan mati maka rohnya sebagai manusia terpisah dari Bapa (Matius 27:46). Kontrasnya adalah antara daging dan roh, sebagaimana dalam Matius 27:41 dan Roma 1:3-4, dan bukan antara tubuh Kristus dan Roh Kudus. Ketika Kristus telah selesai menebus dosa, rohNya kembali kepada persekutuan yang tadinya terputus itu.<br /><br />1 Petrus 3:18-22 menggambarkan pentingnya kaitan antara penderitaan Kristus (ayat 18) dan kemuliaanNya (ayat 22). Hanya Petrus yang memberi informasi yang spesifik mengenai apa yang terjadi di antara kedua peristiwa itu. Kata “memberitakan” dalam ayat 19 bukan kata yang biasa dipakai dalam Perjanjian Baru untuk menjelaskan pemberitaan Injil. Secara harafiah kata tsb, berarti membawa berita. Yesus menderita dan mati di salib, tubuhNya menderita kematian, dan rohNya mati ketika Dia dibuat menjadi dosa. Namun rohNya dihidupkan kembali dan Dia serahkan itu kepada sang Bapa. Menurut Petrus, dalam saat-saat antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus melakukan pemberitaan khusus kepada “roh-roh yang di dalam penjara.”<br /><br />Dalam merujuk pada orang, Petrus menggunakan istilah “jiwa” dan bukannya “roh” (3:200. Dalam Perjanjian Baru, kata “roh-roh” digunakan untuk menggambarkan para malaikat atau roh-roh jahat, bukan manusia; dan ayat 22 kelihatannya memiliki makna ini. Dalam Alkitab, Yesus tidak pernah dikatakan berkunjung ke neraka. Kata “Hades” menunjuk kepada alam maut, sebuah tempat sementara untuk menantikan kebangkitan. Wahyu 20:11-13, dalam versi Alkitab New American Standard Bible (NASB) dan New International Version (NIV), membedakan keduanya dengan jelas. Neraka adalah tempat yang permanen dan merupakan tempat di mana orang-orang yang tidak percaya dihakimi. Hades adalah tempat yang sementara.<br /><br />Tuhan kita menyerahkan nyawanya kepada Bapa, mati, dan suatu ketika, di antara kematian dan kebangkitanNya, mengunjungi dunia orang mati di mana Dia membawa berita kepada roh-roh (kemungkinan para malaikat yang jatuh; lihat Yudas 6) yang entah bagaimana ada hubungannya dengan zaman sebelum banjir di zaman Nuh. Ayat 20 menyatakan hal ini dengan jelas. Petrus tidak mengatakan apa yang Yesus beritakan kepada roh-roh yang dipenjarakan ini, tapi jelas bukan berita penebusan karena malaikat tidak diselamatkan (Ibrani 2:16). Kemungkinan ini adalah pernyataan kemenangan atas Iblis dan pengikut-pengikutnya (1 Petrus 3:22; Kolose 2:15). Efesus 4:8-10 juga mengindikasikan bahwa Yesus pergi ke “Firdaus” (Lukas 16:20; 23:43) dan membawa ke surga mereka yang percaya kepadaNya sebelum Dia mati. Bagian Alkitab ini tidak memberi banyak detil mengenai apa yang terjadi, namun kebanyakan para sarjana Alkitab sepakat bahwa inilah artinya “Ia membawa tawanan-tawanan.”<br /><br />Jadi, yang dapat dikatakan adalah bahwa Alkitab tidak memberitahukan dengan jelas apa yang Yesus lakukan dalam tiga hari antara kematian dan kebangkitanNya. KelihatanNya, Dia memberitakan berita kemenangan kepada para malaikat yang jatuh dan/atau mereka yang tidak percaya. Apa yang kita tahu dengan pasti adalah bahwa Yesus tidak memberi kesempatan kedua untuk diselamatkan. Alkitab memberitahukan kita bahwa setelah mati kita dihakimi (Ibrani 9:27) dan bukan mendapat kesempatan kedua. Tidak ada jawaban yang jelas apa yang Yesus lakukan di antara saat kematian dan kebangkitanNya. Barangkali ini adalah salah satu misteri yang kita baru dapat mengerti saat kita masuk ke dalam kemuliaan.<br /><br /><br />Sumber : Question </div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-34881934303253517652009-01-30T02:00:00.000-08:002009-01-30T02:01:27.677-08:00Bagaimana cara yang tepat untuk mempelajari Alkitab?<div align="center"><strong>Bagaimana cara yang tepat untuk mempelajari Alkitab?<br /></strong><br /><br /><br />Pertanyaan: Bagaimana cara yang tepat untuk mempelajari Alkitab?<br /><br />Jawaban: Menentukan makna Alkitab adalah salah satu tugas yang paling penting yang dimiliki oleh seorang percaya dalam hidup ini. Allah tidak memberitahu kita bahwa kita hanya perlu membaca Alkitab. Kita perlu mempelajarinya, dan menggunakannya secara tepat. Mempelajari Firman Tuhan adalah pekerjaan berat. Membaca Alkitab secara sekilas atau sambil lalu kadang menghasilkan kesimpulan yang sama sekali keliru mengenai apa yang Allah maksudkan. Karena itu, sangatlah penting untuk mengerti beberapa prinsip mengenai bagaimana menentukan arti yang sebenarnya dari Kitab Suci.<br /><br />1. Berdoa dan minta Roh Kudus memberi Anda pengertian. Yohanes 16:13 berbunyi, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” Dalam Yohanes 16 Yesus berbicara mengenai Roh Kudus dan mengatakan bahwa ketika Ia datang (Roh Kudus datang pada hari Pentakosta, Kisah Rasul 2), Dia akan menuntun mereka ke dalam kebenaran. Sebagaimana Roh Kudus menuntun para rasul dalam menulis Perjanjian Baru, Dia juga membimbing kita untuk mengerti Kitab Suci. Ingat, Alkitab adalah kitab milik Allah dan kita perlu bertanya kepadaNya apa artinya. Jikalau Anda adalah seorang Kristen, Penulis Alkitab, Roh Kudus, berdiam dalam diri Anda, ... dan Dia ingin Anda dapat mengerti apa yang Dia tulis.<br /><br />2. Jangan memisahkan ayat Kitab Suci dari ayat-ayat sekitarnya dan menganggap bahwa arti dari ayat itu bukan bergantung pada ayat-ayat di sekitarnya. Anda perlu selalu membaca ayat-ayat dan pasal-pasal di sekitarnya, dan mengenali tujuan penulisan dari kitab tsb. Alkitab memang berasal dari Allah (2 Timotius 3:16; 2 Petrus 1:21), namun Tuhan menggunakan manusia untuk menuliskannya. Orang-orang ini memiliki thema tertentu dalam pikiran mereka, tujuan penulisan dan hal-hal tertentu yang mereka ingin bicarakan. Baca latar belakang dari kitab Alkitab yang Anda sementara pelajari supaya Anda mengetahui siapa yang menuliskan kitab itu, untuk siapa kitab itu ditulis, kapan ditulis dan mengapa ditulis. Kemudian bacalah pasal-pasal yang mendahului ayat atau ayat-ayat yang Anda sementara pelajari supaya Anda bisa memahami apa topik yang sementara dibicarakan oleh manusia penulis kitab tsb. Berhati-hati dan biarkan kata-kata ayat itu berbicara dari dirinya sendiri. Kadang-kadang orang menaruh arti mereka sendiri kepada kata-kata Firman Tuhan supaya bisa menafsirkannya sesuai dengan keinginan mereka sendiri.<br /><br />3. Jangan coba untuk mempelajari Alkitab tanpa memperdulikan orang lain. Adalah sombong kalau beranggapan bahwa Anda tidak akan belajar apa-apa melalui karya seumur hidup dari orang-orang lain yang telah mempelajari Kitab Suci tsb. Beberapa orang, secara keliru, mendekati Alkitab dengan pemikiran bahwa mereka akan bergantung semata-mata pada Roh Kudus dan dengan demikian menemukan kebenaran Kitab Suci yang tersembunyi. Kristus, dalam memberikan Roh Kudus, telah memberikan orang-orang yang memiliki talenta dan karunia rohani kepada tubuh Kristus. Salah satu dari karunia rohani ini adalah karunia untuk mengajar (Efesus 4:11-12; 1 Korintus 12:28). Para pengajar ini diberikan oleh Tuhan untuk menolong kita mengerti Firman Tuhan secara benar dan untuk menolong kita menaati Kitab Suci. Mempelajari Alkitab bersama dengan orang-orang percaya lainnya selalu merupakan hal yang bijaksana, saling membantu dalam pengertian dan penerapan kebenaran Firman Tuhan.<br /><br /><br />Sumber : <a href="http://www.gotquestions.org/Indonesia/benar-mempelajari-Alkitab.html">Question</a> </div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2091802897896715826.post-83278975438367918532009-01-30T01:59:00.000-08:002009-01-30T02:00:27.396-08:00Bagaimana saya mengetahui apa karunia Roh saya?<div align="center"><strong>Bagaimana saya mengetahui apa karunia Roh saya?</strong><br /><br /><br /><br />Pertanyaan: Bagaimana saya mengetahui apa karunia Roh saya?<br /><br />Jawaban: Tidak ada formula magis atau tes karunia Roh yang dapat memberitahu kita secara pasti apa yang menjadi karunia kita. Roh Kudus membagi-bagikan karuniaNya sesuai dengan keputusanNya (1 Korintus 12:7-11). Pada saat yang sama, Allah tidak ingin kita tidak memperdulikan dengan cara bagaimana Dia ingin kita melayani Dia. Masalahnya adalah kita dengan mudah terjebak dalam soal karunia-karunia Roh sehingga kita hanya melayani Tuhan dalam bidang yang kita rasa kita punya karunia. Karunia Roh bukanlah untuk maksud demikian. Allah memanggil kita untuk melayani Dia dengan ketaatan. Dia ingin memperlengkapi kita dengan karunia apapun yang kita butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang Dia telah panggil kita lakukan.<br /><br />Mengenali karunia rohani kita dapat dicapai dalam beberapa cara. Tes atau inventarisasi karunia rohani, walaupun tidak dapat disandari secara penuh, dapat menolong kita untuk memahami apa kira-kira yang menjadi karunia kita. Konfirmasi dari orang-orang lain juga dapat menerangi karunia rohani kita. Orang-orang yang memperhatikan pelayanan kita sering dapat mengenali karunia Roh yang kita tidak sadari. Doa juga merupakan faktor yang penting. Satu-satunya Pribadi yang tahu pasti karunia kita adalah sang Pemberi karunia itu – Roh Kudus. Kita dapat memohon kepada Tuhan untuk menunjukkan karunia kita sehingga kita dapat menggunakan karuniaNya itu dengan cara yang lebih baik untuk mempermuliakan Dia.<br /><br />Betul, Tuhan memanggil beberapa orang untuk menjadi pengajar dan memberi mereka karunia untuk mengajar. Tuhan memanggil beberapa orang untuk menjadi pelayan-pelayan dan memberkati mereka dengan karunia untuk menolong. Namun mengetahui karunia kita tidak membatasi kita dari melayani dalam bidang di luar karunia kita. Apakah ada untungnya mengetahui karunia yang Tuhan berikan pada kita? Sudah tentu. Apakah salah kalau kita terlalu banyak menfokuskan diri pada karunia rohani sehingga kita kehilangan kesempatan untuk melayani Tuhan? Ya! Jika kita menyerahkan diri untuk dipakai oleh Tuhan, Dia akan memperlengkapi kita dengan karunia Roh yang kita butuhkan.<br /><br /><br /><br />Sumber : <a href="http://www.gotquestions.org/Indonesia/karunia-Roh.html">Question</a> </div>orisonhttp://www.blogger.com/profile/16617619626600851572noreply@blogger.com0